SERUAN USKUP DARI “BAHTERA NUH”

155
Misa penutupan Sidang Tahunan KWI di Gereja Stella Maris Pluit.
[HIDUP/Edward Wirawan]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – KASIH merupakan tanda kehadiran Kerajaan Allah. Tapi Kerajaan Allah itu sulit terwujud karena banyak persoalan, termasuk mentalitas dan perilaku koruptif. Tekad yang kuat memberantas mentalitas dan perilaku itu mutlak dibutuhkan. Demikian ajakan Mgr Yustinus Harjosusanto MSF, dalam khotbahnya pada Misa Penutupan Sidang Tahunan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Gereja Stella Maris Pluit, Jakarta Utara, Kamis, 10/11.

Uskup Agung Samarinda sekaligus Wakil Ketua II KWI itu menyadari dan mengakui, Gereja pun tak imun dari korupsi. Tindakan itu menjadi tantangan sekaligus peluang agar Gereja juga membersihkan diri dari mental dan tindakan koruptif.

Korupsi menjadi topik dalam Sidang Tahunan KWI. Tak ayal, di dalam gereja berarsitektur seperti Bahtera Nabi Nuh itu, ajakan para uskup untuk mengakhiri tindakan koruptif begitu santer terdengar. “Mulai hari ini mari kita berkata kepada satu sama lain, stop korupsi!” ajak Sekretaris Jenderal KWI Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC dalam sambutan mewakili para Uskup.

Penyebab korupsi, lanjut Mgr Anton, muncul dalam diri karena mental yang dangkal dan iman yang lemah. Korupsi juga tumbuh karena orang terlalu mementingkan diri sendiri. Ia berharap, dengan seruan para Uskup, umat semakin takut kepada Tuhan, malu kepada sesama, dan merasa bersalah kepada Gereja dan negara jika korupsi.

Edward Wirawan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here