KEMESRAAN TAKHTA PETRUS DAN ANDREAS

164
Paus Fransiskus dan Patriark Bartholomeos bertemu dengan anak-anak pengungsi di sebuah kamp.
[americamagazine.org]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com - Sebagai Penerus Takhta St Petrus, Paus Fransiskus merangkul seluruh pemimpin Gereja Orthodoks dan Gereja Reformasi, terutama Patriark Ekumenis Bartholomeos I.

SETIAP 30 November, Gereja Katolik memperingati Pesta St Andreas Rasul. Kepatriarkan Konstantinopel pun merayakan pesta saudara St Perus ini secara khusus. Pasalnya, St Andreas dianggap sebagai peletak dasar Kepatriarkan Orthodoks Konstantinopel.

Takhta St Petrus punya tradisi mengirim utusan khusus untuk hadir dalam Pesta St Andreas di Istanbul, Turki. Pun sebaliknya, Gereja Konstantinopel akan mengutus wakilnya untuk hadir dalam Pesta St Petrus dan St Paulus di Vatikan, tiap 29 Juni. Tahun ini, Paus Fransiskus mengutus delegasi yang dipimpin Kardinal Kurt Koch, Presiden Dewan Kepausan untuk Persatuan Umat Kristiani.

Kardinal Koch didampingi Sekretaris Dewan, Mgr Brian Farrell LC dan Wakil Sekretaris, Pastor Andrea Palmieri, serta Nunsius Apostolik untuk Turki dan Turkmenistan, Mgr Paul Fitzpatrick Russell. Delegasi ini ikut ambil bagian dalam perayaan liturgi yang dipimpin Patriark Konstantinopel, Bartholomeos I di Gereja Patriarkal St Giorgius di Phanar.

Usai perayaan, delegasi Vatikan bertemu Patriark Bartholomeos I dan Komisi Sinode Gereja Konstantinopel untuk Hubungan dengan Gereja Katolik. Kardinal Koch menyampaikan cinderamata dan surat dari Paus.

Dalam suratnya, Paus mengungkapkan kerinduannya akan persatuan Gereja. Saling mengutus delegasi, kata Paus, merupakan tanda yang tampak dari kerinduan akan persekutuan yang lebih dalam.

Bapa Suci juga mengakui, relasi antar-Gereja pernah ditandai konflik. Karena itu, ia berharap ada komitmen kuat tiap Gereja melalui doa, karya bersama dan dialog. “Inilah yang memungkinkan kita mengatasi perpecahan dan tumbuh lebih dekat satu sama lain,” tulis Paus seperti dilansir zenith.org (2/12).

Vatikan menyebut pentingnya dialog teologis antar-Gereja agar tercipta saling pengertian satu sama lain. Juni lalu, Sinode Gereja-gereja Orthodoks menghelat sidang di Kreta Yunani guna membangun dialog dan persaudaraan. Paus menyebut, momen itu pertemuan di Assisi–merupakan kesempatan luar biasa untuk memperdalam persaudaraan dan dialog teologis.

Peristiwa Skisma Besar tahun 1054 telah memisahkan Gereja menjadi dua bagian: Gereja Roma Katolik dan Orthodoks Konstantinopel. Perpecahan ini disebabkan pertentangan otoritas Paus Leo IX dan empat Patriark Orthodoks hingga persoalan liturgi dan doktrin. Dalam Konsili Lyons II tahun 1274 dan Konsili Basel 1439, persoalan skisma ingin diselesaikan. Tapi Gereja Orthodoks menentang karena benturan hierarki. Sejak saat itu, meski dialog dua Gereja terus berlanjut, upaya persekutuan belum terjadi secara utuh.

Di akhir suratnya, Paus berdoa dan berharap agar Patriark Bartholomeos I dan semua orang yang bergantung padanya dianugerahi berkat, damai sejahtera dan kelimpahan.

Edward Wirawan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here