PK Cabang Sintang Konsen Perkuat Internal dan Advokasi Masyarakat

94
Pengurus dan anggota Pemuda Katolik Cabang Sintang yang mengikuti rapat. [Dok. Pribadi]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Pemuda Katolik (PK) Cabang Sintang menargetkan, di akhir 2017 PK sudah terbentuk di desa-desa di wilayah Sintang, Kalimantan Barat. Minimal, di setiap desa ada tiga pengurus. Pasalnya, pada 2018 nanti, PK Cabang Sintang akan menggelar rapat anggota mulai dari tingkat desa hingga kabupaten.

Hal ini mengemuka dalam Rapat Kerja Pengurus PK yang berlangsung di Gedung Bangsal Sebeji, Sintang, Selasa, 7/2. Ketua PK Cabang Sintang Laurensius Anong menjelaskan, rapat kerja tersebut dihadiri 59 orang. Selain penguatan organisasi, Anong juga mengagendakan kegiatan-kegiatan sosial PK ke depan.

Salah satunya adalah operasi katarak gratis bagi masyarakat. “Kebetulan sudah ada donatur yang mau membiayai kegiatan sosial ini. Rencananya, kegiatan ini kita adakan antara Juni atau Juli,” kata Anong.

Anong, yang baru dilantik menjadi Ketua PK Cabang Sintang November 2016 lalu juga merasa perlu penguatan finansial orgnaisasi. Ia mangaku, organisasi masyarakat seperti PK tidak punya sumber dana tetap. Maka ke depan, Anong bersama jajarannya akan membuat kedai kopi. Kedai ini akan dikelola oleh anggota PK sehingg bisa menjadi pemasukan bagi organisasi. PK Cabang Sintang sudah mendapat bantuan dari pemerintah daerah setempat untuk rencana ini.

Bidang advokasi masyarakat juga jadi satu bahasan penting dalam rapat. Anong menjelaskan, saat ini wilayah Sintang jadi muara eksploitasi alam. Para invenstor menjadikan Sintang sebagai lahan mengeruk keuntungan. Prinsip yang dipakai adalah bagi hasil dengan masyarakat Sintang sebagai pemilik tanah. Namun, kadang hasil yang diterima masyarakat tak sepadan dengan luas lahan yang digarap para invenstor. “Saya memprediksi 10-15 tahun ke depan akan terjadi konflik horisontal karena orang memperebutkan lahan dan hasil,” ujar Anong.

Pola advokasi yang dicanangkan PK Cabang Sintang adalah meyakinkan masyarakat untuk tidak mudah tergiur rayuan para invenstor untuk menyerahkan lahan mereka. “Sementara mereka yang sudah terlanjur memberikan tanahnya, kita perkuat koperasi. Dengan begitu kita bisa membantu masyarakat,” kata Anong.

Steve Elu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here