Paguyuban Wartawan Katolik Ikut Sumbang Korban Kebakaran di Badui Luar

111
Warga Badui luar bertahan sementara di bawah terpal dari plastik sambil membangun pemukimannya kembali dengan kayu dan bambu secara kolektif. (Aji Panjalu)
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – UNTUK mencegah bencana kebakaran yang melanda perkampungan, warga Badui membutuhkan program mitigasi guna mencegah bencana kebakaran terulang kembali. Demikian diungkapkan oleh Communications Specialist Kemitraan, Alexander Mering, usai kunjungan dan menyerahkan sejumlah bantuan bagi korban kebakaran di Kampung Cisaban II, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa, 5/6.

Sejak peristiwa kebakaran yang melanda 83 rumah milik 118 KK Badui Luar, di Kampung Cisaban II ini, Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan (Partnership) bekerjasama dengan Rimbawan Muda Indonesia (RMI), dan Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) berusaha menggalang dana dan menyalurkan sejumlah bantuan.

Seperti diungkapkan dalam pesan kepada Redaksi, Mering yakin, bahwa peletakan atau cara memasang hawu (Tungku dari Tanah Liat) dan Parako (Perapian) di dalam rumah orang Badui Dalam sudah diperhitungkan dengan cermat. Karena dilihat dari struktur maupun secara teknis pemasangan, kelihatan kalau hal tersebut merupakan bagian dari mitigasi bencana kebakaran.

“Pengetahuan mitigasi ini dimaksud, bisa digali dari kearifan lokal masyarakat Badui sendiri, terutama Badui Dalam. Jadi tidak harus menggunakan alat-alat canggih dan modern,” ungkap Mering.

Dari pengalamannya bekerja bersama masyarakat adat lebih dari 10 tahun terakhir, Mering menemukan banyak praktik dalam budaya masyarakat adat berupa tata kelola pengendalian bencana seperti pengendalian api, air, tanah, udara bahkan hama yang banyak dijumpai di masyarakat Dayak di Kalimantan, Kasepuhan di Lebak,  dan Topo Uma di dataran tinggi Pipikoro, Kabupaten Sigi.

Untuk itu pada pelaksanaan fase III Program Peduli di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) yang dilaksanakan RMI dan PWKI di wilayah masyarakat Badui dan Kasepuhan, di Lebak ini, Mering berharap bisa menemukan kearifan lokal kedua masyarakat adat tersebut yang terkait dengan mitigasi bencana, salah satunya bencana kebakaran.

Amuk api di Cisaban II tak hanya menghangsuskan 83 rumah warga Badui Luar, tetapi juga 115 lewit, dan hanya yang tampak dalam gambar ini yang tersisa. (Alexander Mering)

Ketua RT setempat, Ahdi yang menerima langsung bantuan mengatakan hingga Senin, 5/6, sudah cukup banyak bantuan yang mengalir ke Cisaban. Baik yang disalurkan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, private sector dan individu yang bersimpati pada korban.

Bantuan berupa barang, bahan bangunan, pakaian, makanan maupun uang. Antara lain bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) telah memberikan bantuan senilai Rp 2,4 miliar lebih. Terdiri dari uang Jaminan Hidup (Jadup) sebesar Rp 328.500.000 dan bantuan logistik senilai Rp 68 juta lebih.

Sementara itu staf RMI, Novytya Ariyanti yang turut mengantar bantuan bersama wartawan dan dua relawan lainnya mengatakan, bahwa kedatangan RMI, Kemitraan, dan PWKI, kali ini adalah untuk yang kedua, setelah minggu lalu menyalurkan bantuan berupa uang dan selimut kepada para korban. Saat ini kata Novytya Ariyanti, warga Cisaban tengah sibuk membangun rumah-rumah tradisional mereka dari kayu dan bambu.

A. Nendro Saputro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here