Penanda Rapat Persiapan Sumpah Pemuda di Museum Katedral Jakarta

442
Ketua KWI Mgr Ignatius Suharyo. (HIDUP/A. Nendro Saputro)
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – TEPAT pada hari perayaan syukur peringatan 20 tahun tahbisan episkopal Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo di Gereja Katedral St Maria Diangkat ke Surga, Jakarta, Selasa, 22/8, diadakan pula upacara pemindahan Museum Katedral Jakarta ke Gedung Baru di gedung baru.

Acara pemindahan diawali dengan pengantar oleh Pastor Paroki Katedral Jakarta Romo Hani Rudi Hartoko SJ di depan gedung Museum Katedral yang kini menempati gedung Pastoran Paroki Katedral Jakarta yang lama atau di sebelah Gua Maria Gereja Katedral St Maria Diangkat ke Surga, Jakarta.

Dalam pengantarnya, Romo Hani Rudi Hartoko SJ menceritakan proses pemindahan museum yang akan berlangsung dalam beberapa tahap. Dalam tahap pertama, sudah ada penataan ruangan di lantai bawah Museum. Pada kesempatan ini, dalam sambutannya Mgr Suharyo berharap agar umat atau siapapun yang ingin belajar sejarah tentang Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) maupun Gereja Katolik Indonesia dapat memanfaatkan Museum Katedral Jakarta tersebut.

Setelah ditata, kini ada beberapa ruangan yang bisa dikunjungi seperti Ruang Katedral Masa Lampau berisi peninggalan yang pernah dipakai di Katedral Jakarta. Ruang Panorama Sejarah, berisi tentang sejarah agama Katolik di Indonesia juga terdapat replika perahu badik yang pernah dipakai misionaris. Ruang Vikariat yang memaparkan sejarah vikariat sampai para uskup KAJ saat ini. Dan di sebelahnya, terdapat ruang tempat peninggalan misionaris zaman dahulu seperti koper dan kursi roda seorang biarawati yang pernah membawa masuk misi pendidikan di Indonesia. Juga ada Ruang Mini Teater yang dapat menyampaikan sejarah Gereja melalui tampilan Audio Video.

Ketika ditemui wartawan seusai memimpin Misa Peringatan 20 tahun Tahbisan Episkopal dirinya, Mgr Suharyo mengungkapkan bahwa Museum Katedral yang baru saja diresmikan merupakan salah satu sarana edukasi umat KAJ supaya dapat melacak sejarah KAJ. “Sejarah yang panjang dan sejarah penuh lika-liku, tetapi yang paling penting melalui Museum itu dapat ditampilkan bahwa Gereja Katolik sejak awal telah berusaha hadir di tengah-tengah masyarakat untuk menjadi garam dan terang bagi masyarakat,” ungkapnya.

Selain berperan dalam lingkup Gereja, kata Mgr Suharyo, di dalam Museum Katedral rencananya juga akan dibuat sebuah penanda yang menunjukkan bahwa pada salah satu ruang pertemuan Katedral Jakarta pernah dijadikan sebagai tempat pertemuan pertama kali atau rapat perssiapan para pemuda-pemudi Indonesia sebelum mencetuskan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. “Rapat pertama sebelum Sumpah Pemuda itu ada di komplek Aula Gereja Katedral dan nanti akan dibuat sebuah penanda sebagai salah satu langkah dalam memperingati Sumpah Pemuda,” tuturnya.

Penanda itu diharapkan juga dapat mengingatkan umat akan langkah Vatikan yang menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia. “Umat mesti tahu hal itu supaya tanggung jawab sebagai umat Katolik sekarang ini pun tidak putus dari sejarah masa lampau,” pungkas Mgr Suharyo.

A. Nendro Saputro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here