Gema Kemerdekaan di Kota Abadi

127
Esti Andayani dan Antonius Agus Sriyono memotong tumpeng HUT Kemerdekaan RI ke-72 di Roma.
[Romo Y. Gunawan]
1.5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Di Kota Abadi, Roma, Italia, warga negara Indonesia memperingati kemerdekaan Indonesia ke-72. Perayaan bertujuan menguatkan fondasi sejarah Indonesia.

RATUSAN warga negara Indonesia yang tinggal di Italia dan Vatikan memenuhi halaman Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Italia di Via Campania No. 53-55 Roma. Mereka memperingati kemerdekaan Indonesia ke-72, Kamis, 17/8. Ada yang harus naik kereta api menuju Roma. Ada pula yang ganti bus hingga tiga kali agar bisa merayakan ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Para biarawan-biarawati yang tinggal di Roma juga hadir dalam acara ini.

Peringatan kemerdekaan RI diawali upacara bendera yang dipimpin Duta Besar Indonesia untuk Italia Esti Andayani. Upacara juga dihadiri Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan Antonius Agus Sriyono. Usai upacara, mereka memotong “Tumpeng Nusantara”. Semua yang hadir disuguhi lagu-lagu nasional dan kuliner khas Nusantara.

Rangkaian kegiatan peringatan kemerdekaan RI telah dimulai sejak Minggu, 6/8. Lebih dari 200 orang memeriahkan aneka lomba, seperti karaoke, catur, tenis meja, gaple, hingga scrabble. Sementara anak-anak asyik mengikuti lomba memindahkan bendera, memasukkan pensil dalam botol, mewarnai, membawa kelereng dengan sendok, dan lomba yang lain.

Esti Andayani mengajak warga negara Indonesia di Italia dan sekitarnya agar mengenang, menghormati, serta mendoakan para pahlawan bangsa. “Saya mengajak seluruh warga negara Indonesia di Italia sebagai warga diaspora bersama-sama memberikan kontribusi bagi kesejahteraan dan pembangunan di Tanah Air,” ujar perempuan kelahiran Yogyakarta, 3 Januari 1957 ini.

Pembangunan, lanjut Esti, tidak hanya terbatas pada pembangunan ekonomi, tetapi juga pembangunan ideologi, politik, sosial, dan budaya. Pancasila dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, ujar Esti, harus terus dijunjung dan dihidupi. “Kita juga harus menjadikan sejarah sebagai fondasi untuk menatap masa depan,” ujar Esti.

Sejarah bangsa Indonesia, lanjutnya, tidak bisa dilepaskan dari komitmen para pendiri bangsa yang mendasarkan hidup bersama dengan nilai-nilai Pancasila. Kemajemukan agama, budaya, suku, dan ras menjadi realitas yang tidak bisa dipungkiri. Hal ini juga mewarnai warga negara Indonesia yang tinggal di Italia dan Vatikan. Mereka berasal dari berbagai pulau, suku, dan agama.

Romo Y. Gunawan (Roma, Italia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here