Asah Bakat Menulis Sejak Dini

144
Kerja Sama: Sebagian awak Varia berdiskusi di Ruang Redaksi Varia.
[HIDUP/Stefanus P. Elu]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Varia hadir sebagai media komunikasi antarsiswa SMA Paulus Pontianak. Sejumlah siswa memilih Varia sebagai tempat mengasah kemampuan tulis-menulis.

Varia. Kalau salah dengar, orang mengira yang dimaksud adalah waria. Atau, bisa juga memang salah ucap, karena ejaannya mirip. Begitulah kata Br Johanes Maria Vianney MTB, dalam sebuah obrolan kami di biara MTB Pontianak, Kalimantan Barat, awal Maret 2015. Sambil menikmati snack sore, bruder asal Jawa Tengah ini bercerita seputar SMA St Paulus Pontianak yang dikelola Bruder-Bruder Maria Tak Bernoda (MTB).

Varia adalah nama sebuah buletin yang digawangi oleh siswa-siswi SMA St Paulus. Tahun Ajaran 2014/2015 ini, awak redaksi Varia berjumlah 30 orang. Mereka adalah siswa kelas X sampai XII yang punya minat di bidang menulis. “Ada yang bertugas meliput acara-acara sekolah, ada yang bertugas memotret, ada yang bertugas mengedit, dan ada yang bertugas layout. Jadi masing-masing sudah tahu tugasnya,” jelas Ketua Redaksi Varia, Zhazha Litina.

Siswi kelas XII IPA ini mengisahkan, pekerjaan berat yang sudah jadi santapan wajibnya jelang Varia terbit adalah mengumpulkan berita dari rekan-rekannya. Ia menyebut sebagai pekerjaan berat karena di saat itulah ia ditantang untuk mengedit tulisan rekan-rekan sendiri. “Ada tulisan yang sudah bagus, ada juga yang masih mentah sehingga saya harus bekerja keras untuk mengedit. Saya juga sadar bahwa di situlah saya bisa belajar soal tulis menulis yang baik dan benar,” ujar penyuka novel dan cerita pendek ini.

Imbas lanjutnya ialah ia harus menyediakan banyak waktu untuk proses edit. Kadang ia lembur hingga malam di sekolah. Atau, ia akan membawa pulang sebagian naskah untuk dikerjakan di rumah. Namun, rasa lelah berubah sumringah kala Varia telah terbit. Katanya, “Senang sekali kalau sudah terbit dan teman-teman mau membacanya. Artinya, karya saya dan teman-teman di Varia dihargai.”

Arena Praktik
Guru Pendamping Varia, Agustina, menuturkan bahwa Varia semacam arena praktik untuk siswa-siswi St Paulus. Varia merupakan bagian dari salah satu kegiatan ekstrakurikuler (Ekskul) sekolah. “Di kelas siswa-siswi belajar teori jurnalistik dalam pelajaran bahasa Indonesia. Di sinilah tempat untuk merealisasikan apa yang mereka pelajari itu.”

Perekrutan anggota redaksi biasanya dilakukan pada awal tahun ajaran. Pada masa orientasi sekolah, tim Varia akan menawarkan kepada siswa-siswi baru untuk memilih Varia sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler. Namun, itu bukan berarti hanya mencatatkan nama lalu selesai. Kata Agustina, “Kalau ada anggota yang tidak pernah aktif ia akan saya peringatkan atau dianjurkan untuk memilih kegiatan ekskul yang lain.”

Sampai sekarang waktu terbit Varia tidak tentu, tergantung kesiapan para awaknya. Namun yang pasti, tiap tahun pasti ada terbitan. Untuk tahun ajaran saat ini, Varia sudah terbit dua kali. Sementara pada tahun ajaran sebelumnya, Varia malah menembus lima kali terbit. “Kalau mereka lagi ada banyak tugas atau menghadapi ujian, ya kami tangguhkan dulu. Toh kita bukan majalah bisnis yang wajib terbit. Kegiatan utama para siswa adalah belajar. Ini hanya sebagai salah satu pilihan untuk mengembangkan bakat,” jelas Agustina.

Tentunya, lanjut Agustina, Varia yang sudah terbit sejak 1960-an ini jangan sampai mati. Mula-mula, Varia adalah media tulis yang dikelola oleh para bruder MTB. Lama-kelamaan, dirasa penting untuk melibatkan para siswa. Karena, lewat Varia siswa-siswi diajak untuk mengasah kemampuan menulisnya sejak dini.

Soal kesempatan belajar ini dialami pula oleh Ielfandi Endrian. Meski baru di kelas X, ia sudah diberi tanggung jawab sebagai fotografer. Tiap ada kegiatan sekolah ia bertugas mengabadikan momen-momen itu, entah dengan kamera maupun dengan handphone.  Endrian mengaku, kesulitan yang ia hadapi adalah saat harus memotret di acara-acara besar yang banyak dihadiri undangan. “Canggung, Mas. Rasanya kok semua orang kayak ngliatin kita terus,” ujarnya sambil tertawa.

Hal senada disampaikan oleh mantan Ketua Redaksi Varia, Dessyana Natalia. Ia mengaku bisa menimba banyak pengalaman soal dunia jurnalistik lewat Varia. Ia juga belajar membagi waktu antara belajar, menyelesaikan tugas-tugas sekolah, dan menyiapkan bahan tulisan untuk terbitan Varia. “Tapi, enak kok gabung sama Varia. Kalau ada acara-acara, bisa ikut pergi ke mana-mana dan masuk gratis. Kan tugas kita meliput,” kata pengagum host ternama Najwa Shihab ini, sembari tertawa.

Terus Berbenah
Sejauh ini, pembaca Varia adalah siswa-siswi SMA St Paulus, orangtua siwa, dan para alumni. Sekali terbit, Varia menyebar sekitar 500 eksemplar. Di dalamnya memuat kegiatan sekolah, profil para guru, hingga karya komik siswa SMA St Paulus. Bahkan, dalam tiap edisi, tak ketinggalan juga ditampilkan karya siswa di bidang fashion yang banyak digemari para siswa SMA St Paulus.

“Mereka sendiri yang saling berbagi. Karya fashion mereka ditulis oleh temannya, dan dibaca lagi oleh mereka semua. Jadi, secara tidak langsung terjadi proses belajar di antara mereka. Kami sebagai guru hanya mengarahkan atau mengoreksi bila ada kekeliruan,” tandas Bruder Vianney.

Ketua Osis SMA Paulus Willy Robertus Leonardo berharap agar Varia terus berkembang. Tentunya, perkembangan itu perlu diimbangi dengan keuletan menulis para pengelola “Tulisan-tulisan memang masih perlu diolah lagi agar lebih matang. Tapi, namanya juga proses belajar, ke depan teman-teman bisa memperbaiki-nya lagi,” kata siswa kelas XI IPS E ini.

Apapun hasilnya, Varia hadir sebagai bukti karya siswa-siswi SMA St Paulus yang mencintai jurnalistik. Bibit-bibit menulis sudah tumbuh. Tinggal bagaimana merawatnya agar tetap berkembang dan menghasilkan buah.

Stefanus P. Elu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here