FMKI dan KSKW Wonogiri Gelar Literasi Medsos Untuk Pelajar SMA

300
Sesi Pelatihan Literasi Media oleh FMKI Kab. Wonogiri dan KSKW pada Jumat-Sabtu, 13-14 April 2018. [Foto:Gandhes]
2.7/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.com – FMKI dan KSKW Kabupaten Wonogiri Menggelar Literasi Media Sosial Untuk Pelajar SMA

Masifnya penyebaran berita bohong atau hoaks di media sosial (medsos) belakangan ini sangat berpengaruh besar terhadap pandangan masyarakat. Berita hoax yang paling sering diviralkan adalah terkait isu SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan), ujaran kebencian, isu ekonomi, serta kesehatan. Berita hoaks memang sengaja diproduksi oleh pihak-pihak tertentu yang ingin mendapatkan keuntungan dan merusak nilai-nilai kebangsaan.

Berangkat dari keprihatinan inilah, Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Kabupaten Wonogiri dan Keluarga Siswa Katolik Wonogiri (KSKW) menyelenggarakan Pelatihan Literasi Media dalam rangka merayakan pesta Paskah 2018 kepada Pelajar SMA/SMK Katolik se-Kabupaten Wonogiri pada hari Jumat-Sabtu, 13-14 April, bertempat di Sekolah Dasar Kanisius Jamprit, Baturetno, Wonogiri. Pelatihan literasi media diikuti oleh peserta sekitar 68 pelajar dan 15 pendamping.

Pelajar SMA/SMK Katolik se-Kabupaten Wonogiri yang mengikuti pelatihan literasi media sosial. (Foto: Gandhes)

Tema yang diangkat dalam pelatihan literasi media adalah: “Kritis Terhadap Kabar Sesat – Cara Bijak Tangkal Hoax. Staf Khusus Kantor Kepresidenan Bidang Sosial Media Centra, Aloysius Wisnuhardana dan Ketua Umum FMKI Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Yulius Setiarto hadir sebagai narasumber.

Andi Asmara, selaku penanggung jawab kegiatan, memaparkan bahwa kegiatan literasi medsos yang dijahit dalam sebuah bentuk kegiatan rekoleksi pelajar merupakan hasil kolaborasi antara generasi milenial Kabupaten Wonogiri yang terhimpun dalam KSKW dan FMKI Kab. Wonogiri.

“Kegiatan ini merupakan bukti bahwa generasi milenial di Kabupaten Wonogiri tak mau berdiam diri dan berpangku tangan saja menyaksikan situasi yang ada hari ini. Kami berkomitmen untuk melanjutkan literasi medsos ini ke lingkungan-lingkungan di sekitar kami sebagai bentuk mewartakan kabar baik, kabar gembira di masa kini,” pungkas aktivis FMKI Kab.Wonogiri, yang sehari-hari berprofesi sebagai guru agama.

Pelatihan literasi medsos ini bertujuan untuk menyadarkan dan mengedukasi masyarakat khususnya anak-anak muda bahwa penyebaran berita bohong adalah sebuah aktivitas yang melanggar hukum dan tentunya dilarang oleh Gereja Katolik.

Ditemui terpisah, Yulius Setiarto mengatakan, gerakan melawan hoax menjadi salah satu fokus utama FMKI KAJ. Karenanya, sejak tahun 2017 FMKI KAJ aktif menjalin relasi dengan berbagai mitra mengadakan literasi medsos di berbagai tempat di seluruh Indonesia.

”Penegakan hukum merupakan kunci utama untuk memerangi hoax. Namun demikian, tanpa partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, pemberantasan hoax tentu tidak akan berhasil,” ujar Yulius Setiarto menutup perbincangan.

Berita hoax sebenarnya sangat mudah untuk dideteksi. Konten-kontenya cenderung berisi tentang hal-hal yang bersifat negatif, judul berita biasanya sangat provokatif, sumber berita tidak jelas, mengandung kata-kata yang sangat khas seperti viralkan/ sebarkan serta mengandung fanatisme yang berlebihan.

Dampak dari berita hoax memang sangat meresahkan masyarakat. Penyebaran berita hoax bisa mengakibatkan masyarakat menjadi bingung, mana berita yang bisa dipercaya. Di sisi lain penyebaran berita hoax juga dapat memicu perpecahan antar kelompok ataupun agama. Masyarakat akan terpecah belah karena hoax.

Peserta sangat diharapkan untuk mampu mencerna setiap informasi yang diterima, membedakan informasi mana yang benar dan mana yang hoax. Selain kemampuan mendeteksi dan menyaring berita hoax, peserta pelatihan juga didorong untuk berani mencegah dan melawan kabar hoax dengan melakukan gerakan-gerakan yang membangun keharmonisan dan kebhinekaan.

Berikut langkah-langkah yang bisa digunakan untuk melawan dan mencegah penyebaran berita hoax :

  • Jangan langsung menyebarkan, jika mendapatkan berita yang belum tahu kebenarannya.
  • Cermati sumber pembuat berita. Pastikan memiliki keterangan yang jelas mengenai alamat redaksi.
  • Cek keberadaan berita tersebut pada media yang lebih kredibel.
  • Periksa domain website berita tersebut menggunakan situs WHO.IS.

Langkah ini untuk memeriksa kapan website tersebut dibuat dan siapa pembuat atau pemilik website tersebut.

 

Gandhes

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here