Peran Maria dalam Penebusan

635
1/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Saya mengerti bahwa Bunda Maria berperan aktif dalam kelahiran Yesus. Tetapi, saya tidak mengerti jika dikatakan Bunda Maria ikut berperan aktif dalam seluruh karya penebusan Yesus. Apakah pernyataan ini sekadar ungkapan klise untuk menghormati Bunda Maria, atau mempunyai dasar biblis?

Theresia Maria Agustyarini, Malang

Pertama, kita bisa melihat peran aktif Maria dalam karya penebusan Kristus dalam keempat Injil, tetapi kali ini mari kita cermati Injil Yohanes. Pada perkawinan di Kana, Maria menunjukkan diri sebagai orang yang pertama kali percaya pada Yesus. Dia secara aktif mengkomunikasikan imannya dan kepercayaannya dengan memerintahkan pelayan-pelayan, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (Yoh 2:5). Maria adalah murid pertama yang beriman pada Yesus.

Kedua, kata-kata Maria harus dilihat sebagai terkait sangat erat dengan “saat” dari Putranya. Artinya, perintah Maria kepada pelayan itu ikut serta mendorong dimulainya “saat” dari Putranya, yaitu pelayanan Yesus. Jika kita mencermati sejarah terbentuknya bangsa Israel, perintah Maria kepada pelayan sangat mirip dengan ungkapan kesanggupan Israel “Segala yang difirmankan Tuhan akan kami lakukan” (Kel 19:8; bdk 24:3.7). Kesanggupan Israel inilah yang membentuk mereka menjadi umat pilihan Allah di kaki gunung Sinai, dengan menerima Hukum dari tangan Musa. Sejajar dengan peristiwa tersebut, perintah Maria itulah yang akhirnya akan membentuk umat Allah yang baru, yang menerima Sabda dari Yesus.

Jadi, dalam peristiwa di Kana ini, Maria memainkan peran aktif dalam mengawali proses yang membawa para murid untuk melihat kemuliaan Allah dan percaya pada Yesus (2:11). Artinya, Maria terlibat aktif dalam pewahyuan kemuliaan Allah dalam Yesus, pada awal dari “saat” Yesus. Keterlibatan aktif Maria juga bisa diandaikan terjadi pada pemenuhan janji mesianis di masa yang akan datang, yaitu “saat” itu dipenuhi (2:4 dan 19:27). Dalam semua hal ini, Maria berperan aktif membentuk cara baru menggapai Allah, yaitu bukan lagi melalui Hukum Taurat melainkan dengan melakukan apa saja yang dikatakan Yesus (bdk. Yoh 1:17). Maria menunjukkan jalan ini.

Ketiga, kaitan antara “wanita” dengan “saat” Yesus (Yoh 2:4; 19:27) menunjukkan keterlibatan aktif Maria. Yang dimaksud “saat” di sini ialah peristiwa dalam pengalaman historis dan manusiawi Yesus yang direncanakan oleh Bapa untuk Putra. “Saat” ini mencakup kejadian yang diwarnai kekerasan (7:4- 6, 30; 8:20; 12:27), tetapi juga saat pemuliaan Yesus (12:32-33; 13:31) dan juga ketika Yesus akan kembali kepada Bapa (13:1, 32; 17:5). Di Kana, melalui campur tangan Maria, “saat” Yesus dimulai dengan sebuah mukjizat. Mukjizat ini menunjukkan semua tanda dari penebusan mesianis, yaitu kelimpahan dari anggur yang paling baik (ay 6-10, bdk. kelimpahan anggur adalah tanda datangnya penebusan mesianis (Am 9:13; Yoel 3:18 ; Yer 31:5) dalam perjamuan nikah (bdk. Yes 25:6-8; Mat 22:1-14; 25:1- 13; Why 19:7-9). Maria hadir dan berperan aktif pada awal dari “saat” Yesus, dan Maria juga hadir pada pemenuhan “saat” itu (19:25-27). Penyebutan Maria pada awal (2:4) dan akhir (19:27) dari “saat” Yesus menyiratkan keterlibatan Maria dalam seluruh karya penebusan Yesus.

Keempat, sekali lagi keterlibatan aktif Maria nampak dalam penantian dan turunnya Roh Kudus pada peristiwa Pentakosta (Kis 1:14). Maria, yang sudah bergaul erat dengan Roh Kudus sejak perjumpaannya dengan malaikat Gabriel, pasti mengajari para Rasul hal-hal yang perlu dilakukan untuk menyambut kedatangan Roh Kudus. Keterbukaan para Rasul akan karunia Roh Kudus dan semangat misioner mereka yang berkobar-kobar pasti merupakan buah dari pendampingan Maria yang berdoa dan merenung bersama para rasul. Apa yang dikatakan Maria kepada pelayan pasti diulanginya untuk para Rasul. Maria membimbing para Rasul untuk melihat kemuliaan Allah dalam diri Yesus dan percaya pada ajaran-Nya..

RP Petrus Maria Handoko CM
HIDUP NO.40 2014, 5 Oktober 2014

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here