Pernyataan Sikap Lembaga-lembaga Kemanusiaan Indonesia Mengutuk Terorisme

187
[Dok.HumanitarianForumIndonesia.org]
2.3/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.com –  Menyikapi serangkaian aksi teror berupa pengeboman sejumlah Gereja di Surabaya dan pembunuhan 5 Polisi di Mako Brimob di Jakarta. Kami Lembaga-Lembaga Kemanusiaan Indonesia dan Pegiat Kemanusiaan dari berbagai agama mengeluarkan sikap dan pernyataan sebagai berikut :

  • Bahwa di tengah sebagian warga Surabaya khususnya umat Kristiani menjalankan ibadah minggu, dan sebagian umat muslim mempersiapkan ibadah bulan Ramadhan, Indonesia kembali diuji dan dihentakkan dengan sebuah peristiwa yang mengoyak nilai-nilai kemanusiaan, berupa serangkaian aksi teror bom bunuh diri di sejumlah gereja di Surabaya, dan serangkaian aksi teror pembunuhan 5 polisi di Mako Brimob di Jakarta beberapa waktu yang lalu. Akibat peristiwa ini juga menimbulkan korban yang tidak sedikit.
  • Sebagai lembaga kemanusiaan, kami Humanitarian Forum Indonesia, yang merupakan suatu forum dari 14 lembaga kemanusiaan yang berbasis agama, yaitu Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (LPB Muhammadiyah / MDMC), Dompet Dhuafa, Yayasan Tanggul Bencana Indonesia, Yakkum Emergency Unit, Wahana Visi Indonesia, KARINA (Caritas Indonesia), Perkumpulan Peningkatan Keberdayaan Masyarakat; PKPU Human Initiatve, Church World Services Indonesia, Habitat for Humanity Indonesia, Rebana Indonesia, Unit Pengurangan Resiko Bencana Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Rumah Zakat dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama, menyatakan keprihatinan yang mendalam dan mengecam keras aksi-aksi penggunaan kekerasan dan menebar teror di masyarakat, khususnya di saat umat Kristiani sedang menjalankan ibadah minggu.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami Humanitarian Forum Indonesia menyerukan beberapa hal berikut :

1. Mengutuk keras tindakan teror bom dengan alasan apapun, yang terjadi di beberapa gereja diantaranya dan belahan dunia, di antaranya: Gereja Santa Maria Tak Bercela, di jalan Ngagel Madya Utara; Gereja Pantekosta, di jalan Arjuno; dan GKI di jalan Diponegoro, Surabaya yang dilakukan disaat sebagian umat Kristiani sedang menjalankan ibadah minggu dan serangkaian pembunuhan polisi di Mako Brimob Jakarta beberapa waktu lalu.

2. Menyampaikan rasa duka yg mendalam kepada korban dan keluarga korban serta warga yang berduka.

3. Mengecam segala bentuk kekerasan dan teror dengan menghilangkan nyawa orang lain ataupun nyawanya sendiri. Tidak ada satu agama pun yang mengajarkan bunuh diri sebagai salah satu jalan dalam membuktikan keimanan seseorang.

4. Terorisme bukan lagi menjadi ancaman satu negara saja, tetapi merupakan musuh dunia, sehingga diperlukan kerjasama internasional yang solid, serta kerja keras pihak keamanan dan unsur-unsur yang terkait untuk segera mengusut tuntas kasus ini dengan akuntabel dan dengan juga memperhatikan kaidah-kaidah kemanusiaan serta memastikan rasa aman di masyarakat.

5. Pemerintah perlu lebih serius menjaga keamanan dan kenyamanan dengan terus mengupayakan budaya dialogis secara nyata di akar rumput dan segera mengusut kasus ini secara tuntas, transparan dan adil.

6. Para elit untuk menahan diri dari penyataan-pernyataan yang berpotensi memperburuk keadaan dan atau menimbulkan perpecahan di akar rumput

7. Masyarakat diharapkan untuk bersatu dan saling menguatkan, tetap tenang dan selalu waspada terhadap kondisi di lingkungan sekitar tempat tinggal atau tempat kerja serta berpartisipasi dalam menjaga keamanan lingkungan dengan berkoordinasi dengan aparat keamanan. Hindari kecurigaan dan kepanikan berlebihan serta berpartisipasi dalam menjaga keamanan dan kerukunan lingkungan dengan berkoordinasi dengan aparat keamanan.

Kami berharap dengan usaha yang sungguh-sungguh, terorisme dapat dihentikan untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan pemartabatan yang bersumber dari berbagai ajaran agama dan keyakinan.

Kerjasama dari seluruh pihak dan optimisme dalam memerangi terorisme menjadi penting dalam menjaga perdamaian di muka bumi ini.

Jakarta, 13 Mei 2018
Humanitarian Forum Indonesia
Surya Rahman M – Direktur Eksekutif (081360469344)
Romo Antonius Banu Kurnianto (KARINA), Pdt. Henrek Lokra, (Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Keadilan Unit PRB – PGI), Ustadz Budi Setiawan (MDMC), Pdt. J. Victor Rembeth, Ustadz Tomy Hendrajati (PKPU HI), Doseba T. Sinay (WVI), Yohanes Juliasman (Habitat for Humanity Indonesia), dr. Sari Mutia Timur (YEU), Ust. Sabeth Abiliwa (Dompet Dhuafa), Pdt. Maria Endang (Rebana Indonesia), Ustadz Arifin Purwakananta (Deputy BAZNAS), Ustadzah Rahmawati Husein (MDMC), Ustadz Ali Yusuf (LPBI-NU) Sigit Wijayanta (YAKKUM), Ustadz Nur Efendi (Rumah Zakat), Ir. Tri Budiarto, M.Si (Penasihat).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here