Lebih Dekat dengan Fransiskus

476
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com SENYUM adalah bunga hati,” kata Paus Fransiskus, atau dikenal sebagai Jorge Mario Bergoglio. Kata-kata ini menjadi satu bagian dalam film dokumenter karya Wim Wenders bertajuk “Pope Francis-A Man of His Word”.

Lalu benar saja, di sepanjang film, mantan Uskup Agung Buenos Aires ini terus menebarkan senyuman. Wenders seakan menunjukan bahwa lewat keramahan seperti itu, Fransiskus telah mengubah dunia.

Film Wenders menguraikan upaya Paus Fransiskus yang agak berbeda dengan dua pendahulunya. Paus yang berbicara tentang kemiskinan, pengangguran, belas kasihan bagi para pengungsi, dan kepedulian terhadap lingkungan.

Paus Fransiskus memiliki garis yang baik tentang dunia modern. Dalam film dokumenter ini, Wenders ingin lepas dari kebiasaan sebuah film biografi. Adegan awal film ini, berawal pada peristiwa terpilihnya Mario Bergoglio tahun 2013.

Film ini ingin menjadi sebuah perjalanan pribadi bersama Paus Fransiskus. Prefek Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial Mgr Dario Edoardo Viganò lah yang mengatur proyek ini. Ia mengundang Wenders untuk membuat sebuah film dengan Bapa Suci sebagai pusat.

Gagasan dan pesan Paus Fransiskus menjadi bagian inti dan terpenting dalam film ini. Film menyajikan karya-karya  dan jawaban Paus akan pertanyaan global saat ini mengenai kematian, keadilan sosial, imigrasi, ekologi, ketidaksetaraan kekayaan, materialisme, dan peran keluarga.

Dengan konsep visual dan naratif, Wenders menempatkan penonton seolah-olah berhadapan langsung dengan Paus Fransiskus. Bapa Suci seolah berdialog langsung dengan dunia.

Paus Fransiskus menanggapi pertanyaan para petani dan pekerja, pengungsi, anak-anak dan orang tua, narapidana, dan mereka yang tinggal di daerah kumuh dan kamp migran. Semua suara dan tampilan ini adalah wajah kemanusiaan yang bergabung dalam percakapan dengan Paus Fransiskus.

Film ini juga menunjukkan Bapa Suci dalam banyak perjalanannya di seluruh dunia. Sepanjang film, Paus Fransiskus membagi visinya tentang Gereja dan seruan damainya. Wenders tak lupa menampilkan Santo Fransiskus, orang kudus yang menjadi visi gerak pelayanan Paus.

Wenders seperti menghubungkan kembali Paus Fransiskus dengan kisah-kisah legendaris dalam kehidupan Santo Fransiskus dari Asisi, sebagai seorang pembaru dan ahli ekologi. Di era ketidak-percayaan yang mendalam terhadap politisi dan orang-orang yang berkuasa, “Pope Francis – A Man of His Word” menunjukkan seseorang yang benar-benar menjalankan apa yang ia katakan.

Di film ini, kita bisa melihat Paus yang telah mengubah wajah dunia. Film ini mulai tayang di bioskop Eropa, Asia, dan Amerika mulai 18 Mei lalu. Namun untuk penonton di Indonesia rasanya harus menunggu lebih lama. Menonton film ini penonton dapat sekaligus belajar dari teladan seorang pecinta di zaman modern.

 

Marchella A. Vieba

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here