Al-Qaeda, Terorisme dan Ekonomi

186
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Dengan membaca buku tentang Al-Qaeda yang kebetulan dalam bahasa Prancis, kita dapat terkecoh sebab pada awal bukunya yang dibahas adalah tentang konsep-konsep ekonomi Marxisme, lalu mencapai puncak pada ekonomi kapitalisme. Dalam bagian ini maka muncullah kritikan pada sistem ekonomi kapitalisme Amerika Serikat, yang menguasai seluruh dunia. Hal itu dikaitkan dengan perkembangan pertikaian negara Palestina, di mana AS selalu berdiri di belakang Israel. Demikianlah buku tersebut ditutup dengan munculnya gerakan teror di Timur Tengah.

Al-Qaeda adalah gerakan Osama bin Laden yang mengobarkan gerakan terorisme. Sebelum itu, telah ada gerakan mujahidin di Afganistan, penentang kekuasaan komunis dukungan Uni Soviet. Saat itulah Amerika Serikat (AS) membantu gerakan mujahidin hingga akhirnya mengusir pasukan Uni Soviet. Al-Qaeda juga turut membantu gerakan tersebut. Tetapi setelah pasukan Uni Soviet diusir, Afganistan kembali berlawanan dengan Amerika Serikat yang juga mendapat dukungan Al-Qaeda. Dari sumber lain disebut bahwa berbaliknya Afganistan melawan AS adalah akibat kesadaran mereka, bahwa negeri itu tetap tertinggal baik dengan Uni Soviet maupun AS.

Dalam artikel Jeff Haynes (2004) disebut bahwa prinsip mendasar al-Qaeda ialah: a) perlawanan terhadap dominasi kultur, politik dan dominasi Barat; 2) militansi Al-Qaeda dalam perlawanan pada modernisasi Barat yang hasilkan dislokasi sosial dan ekonomi yang traumatis; 3) banyak rejim Timur Tengah menderita ketimpangan pembangunan. Jadi terlihatlah bahwa konsep perlawanan Al-Qaeda lebih banyak diwarnai oleh aspek ekonomi. Tidak heran bahwa sasaran 11 September 2001 ialah simbol ekonomi AS, ekonomi kapitalisme.

Tokoh pemikir Al-Qaeda ialah Abd al-Wahap dan Sayyid Qutb. Konsepnya ditambah dan dilengkapi oleh Osama menjadi ideologi kompleks. Dalam usahanya tersebut Osama dibantu oleh Al-Zawahiri, yang amat cerdas, konseptor serangan bunuh diri. ISIS lahir dari Al-Qaeda, tetapi memisahkan diri akibat keinginan melakukan gerak cepat, seperti blitzkrieg tahun 2013 dan 2014, menguasai Mosul kota kedua Irak. ISIS merekrut tentaranya secara global, walaupun konsep khilafah adalah jiwa Osama.

Dari seorang pelarian KGB ke AS disebutkan bahwa kerjasama komunis dan kelompok muslim Rusia telah terjadi saat revolusi Bolshevik, sebab keduanya memiliki lawan bersama, Tsar. Dan pelarian itu menyebut bahwa AS seyogyanya mendalami sistem teror KGB dalam perlawanan terhadap terorisme sekarang. Banyak tokoh-tokoh teroris dunia adalah lulusan universitas Lumumba, Moskow.

Lalu bagaimana dengan publikasi kepausan terbaru, yang membicarakan sistem ekonomi dan finansial? Publikasi ini seyogyanya dibaca serangkaian dengan ensiklik Laudato Si, lalu dengan Evangelii Gaudium. Yang terakhir ini menyebut bahwa ketimpangan ekonomi ialah akar dari banyak masalah sosial. Dengan memperhatikan apa yang menjadi ideologi Al-Qaeda tadi, tulisan orang Prancis tentang Al-Qaeda, maupun serangan terhadap menara kembar, simbol kapitalisme, disimpulkan bahwa aspek ekonomi adalah isu vital bagi Osama bin Laden. Sebagai orang kaya dan bangsawan Arab yang telah melanglang buana di dunia, Osama tahu betul peran kapitalisme dalam kancah ekonomi dan politik global, lalu menghadapkannya dengan situasi yang dialami negara-negara muslim.

Dengan globalisasi negara maju menguasai banyak negara di dunia termasuk negara berkembang, yang kebanyakan darinya adalah negara berpenduduk mayoritas Islam. Sistem finansial dan moneter global yang bebas menjadikan banyak negara kehilangan kedaulatan ekonomi dan keuangannya. Sistem tersebut mendukung ketimpangan global yang makin tajam, sumber keresahan luas.

Djamester Simarmata

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here