Istri Jatuh Cinta pada Pria Bule

857
3/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Saya, seorang suami dengan usia pernikahan 18 tahun, dan punya tiga anak. Istri dan saya sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sekitar tiga bulan lalu, saya baru mengetahui, ternyata istri saya pada tahun lalu telah menjalin hubungan dengan seorang lelaki bule yang berkenalan lewat facebook. Istri saya ternyata begitu mencintainya. Itu terlihat dari chat-chat di facebooknya.

Saya sangat hancur membaca chattingannya. Tetapi, di lain pihak saya sangat mencintai istri saya dan tidak mungkin meninggalkannya, karena ada anak-anak yang begitu saya cintai. Saya sadar, kami tidak mungkin bercerai karena sifat pernikahan Katolik yang tak terceraikan. Sekarang, setiap hari saya tidak bisa melupakan peristiwa tersebut. Apa yang harus saya lakukan dengan kehidupan ke depan saya? Sikap apa yang harus saya lakukan terhadap istri saya?

MO – Bekasi

Bapak MO yang terhormat. Membaca permasalahan Bapak, kami ikut prihatin, karena ternyata istri tercinta menjalin hubungan cinta dengan pria lain, meskipun itu lewat facebook. Pertanyaan kami: “Apakah Bapak pernah mengemukakan perasaan Bapak kepada istri? Seandainya sudah pernah dan bahkan pernah menegur, bagaimana reaksi istri?” Dalam kasus di atas, tampaknya Bapak tidak mengungkapkan. Namun demikian, permasalah Bapak tetap akan kami ulas, dan semoga mendapat pencerahan.

Usia pernikahan 18 tahun tidaklah muda. Suka dan duka tentunya telah dilalui bersama, apalagi dengan dianugerahi tiga anak. Sehingga, harapannya cinta juga terpelihara dan semakin bertumbuh dan berkembang. Namun dalam kenyataan, banyak kasus perceraian terjadi pada usia pernikahan yang tidak muda lagi. Menurut pengamatan kami, ada beberapa sebab terjadi perceraian tersebut. Pertama, pada usia pernikahan yang lama, cinta di antara pasangan sudah tidak sehebat pada waktu pacaran maupun pada awal pernikahan. Padahal, pada diri manusia ada keinginan untuk bisa merasakan rasa cinta seperti yang pernah dirasakan sebelumnya. Kedua, semakin lama pernikahan, maka masing-masing pasangan semakin tahu sifat-sifat maupun kepribadian dari pasangan. Tentunya, bisa muncul kekecewaan, karena tidak sesuai dengan harapan semula. Kedua alasan tersebut dapat dijadikan cermin: sejauh mana rasa cinta selama ini dan bagaimana penerimaan terhadap kekurangan atau kelemahan dari pasangan. Namun demikian, tidak berarti tidak ada jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Bapak MO yang dicintai dan dikasihi Tuhan, kami yakin bahwa permasalahan yang dihadapi bapak pasti dapat diselesaikan. Hanya saja, apakah Bapak berani mengungkapkan perasaan-perasaan yang dirasakan berkaitan dengan mulai lunturnya cinta, dan mendiskusikan kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri kita dan pasangan? Untuk mengungkapkan perasaan dan berdiskusi dengan pasangan, tentunya Bapak dan istri harus mencari hari khusus. Kalau bisa, sempatkan untuk cuti demi kelangsungan pernikahan. Kami menduga, kesibukan bekerja menjadikan kurang adanya saling perhatian dari Bapak maupun istri. Dan ada kemungkinan, inilah yang menjadi penghambat atau mempercepat lunturnya cinta. Usahakan juga untuk melakukannya di luar kota, menginap, dan tidak perlu mengajak anak-anak. Jalinlah perasaan dengan mengenang masa-masa pacaran, mengunjungi tempat yang terkesan dalam masa pacaran.

Bapak harus bersyukur sebagai anggota Gereja, karena perceraian tidak diperbolehkan. Tentunya, ini juga diyakini istri. Oleh karena itu, kami juga yakin istri Bapak tidak akan meninggalkan Bapak dan anak-anak. Hanya sekarang, yang diperlukan adalah inisiatif Bapak untuk memulai kembali menjalin cinta, dan menerima kekurangan atau kelemahan istri. Memang diperlukan jiwa besar untuk saling memaafkan dan mengampuni.

Tuhan memberkati dan menyertai Bapak sekeluarga.

Haryo Goeritno

HIDUP NO.28, 13 Juli 2014

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here