Realistis dan Tahu Peta Politik

230
Peserta Rekoleksi Politik Vox Point Indonesia di Wisma Guadalupe, Jakarta Timur. [HIDUP/A.E.Sugiyanto]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com  PILKADA langsung tidak dengan sendirinya mempengaruhi suara secara nasional untuk partai politik di Indonesia. Dalam marketing politik, orientasi bersifat individual. Orientasi ini bergeser tidak lagi berdasar ideologi partai.

Hal ini disampaikan Pastor Antonius Benny Susetyo saat berbicara dalam Rekoleksi Politik (Rekpol) yang diadakan Vox Populi Indonesia di Wisma Guadalupe, Jakarta Timur, 28-29/7.

Pastor Benny melanjutkan, saat ini pragmatisme menjadi ideologis setiap partai politik. Setiap politisi berlomba untuk dapat dipilih menjadi wakil-wakil rakyat. Ia menjelaskan, politik adalah seni mempengaruhi orang. Setiap orang yang ingin terjun dalam politik harus realistis dan membangun strategi politik.

“Di sini banyak orang Katolik tidak paham peta daerah pilihannya maka yang terjadi semua yang maju akhirnya gagal,” ungkap anggota Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ini.

Untuk terjun dalam politik setiap calon dari Katolik harus realistis. Pastor Benny menambahkan, calon dari Katolik hendaknya menjadi minoritas yang kreatif. Ia juga harus memiliki kemampuan membangun negosiasi dan mampu melihat peta lawannya. Untuk itu, ia menilai, setiap calon harus membangun solidaritas, kebersamaan, dan menjadi politisi yang berintegritas.

“Negosiasi sebenarnya sederhana, tawar-menawar dan tahu posisi di mana harus menempatkan diri.” Rekpol merupakan salah satu program khas Vox Point Indonesia. Ketua Panitia Monica K. Joseph menuturkan, kegiatan ini adalah bentuk komitmen Vox Point untuk membina kader-kader Katolik.

Menurutnya, banyak umat Katolik yang ingin mengetahui tentang ajaran sosial gereja dalam kaitannya dengan politik. Selain Pastor Benny, Rekpol juga menghadirkan pemateri Pastor BS Mardiatmadja SJ, Pastor Ignatius Ismartono SJ, Sekretaris Komisi HAK KWI Pastor Agus Ulahayanan, Pastor Setyo Wibowo SJ, Ansel Alaman dan Paulus Krissantono.

 

A. E. Sugiyanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here