Mendamba Katekismus untuk Era Milenial

633
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Ritme katekese dalam Gereja tak boleh melambat. Layaknya makna asal kata “katekese” (Yunani: “kat”: keluar; “echo”: gema), yang bermakna “pergi menyuarakan”, Gereja harus terus-menerus menggemakan dan menyuarakan Kerajaan Allah sesuai dengan tugas perutusan kita dari Yesus yang diterima oleh para rasul (bdk. Mat 28:19-20). Dalam pengalamannya, Gereja terus-menerus berupaya menghadirkan katekese yang relevan sesuai dengan konteks setiap zaman karena pada hakikatnya “Katekese adalah tugas pertama Gereja karena sebelum Kristus naik ke Surga sesudah kebangkitan, Ia memberi perintah kepada para murid untuk menjadikan semua orang murid Kristus.” (Cathecesi Traedendae, 1).

Di era milenial ini, banyak orang mulai mengeluh terhadap munculnya generasi “zaman now” yang demikian unik. Generasi Milenial dan Z seolah terdistansi begitu jauh dengan generasi-generasi sebelumnya. Suka atau tidak, generasi inilah yang akan menjadi penentu peradaban manusia ke depannya, termasuk pula Gereja. Lalu apakah Gereja telah mulai memikirkan bentuk Katekismus atau bentuk katekese yang relevan dan signifikan sesuai zamannya?

Kompendium Katekismus Gereja Katolik menjadi titik mula pengembangan YOUCAT, Katekismus Gereja Katolik untuk orang muda. Setelah digodok bersama orang muda yang dimotori oleh 2 orang awam dan 2 orang imam di bawah bimbingan Kardinal Christoph Schönborn dari Vienna, Austria. Setelah draf final YOUCAT diperiksa oleh Kongregasi Doktrin Iman, Paus Benediktus XVI dengan sukacita menghadiahkan 750.000 buku YOUCAT dalam 6 Bahasa bagi seluruh peziarah muda yang mengikuti WYD Madrid 2011 yang hari ini telah dicetak ke lebih dari 75 bahasa di seluruh dunia, termasuk Bahasa Indonesia. YOUCAT seolah “mewabah” di seluruh orang muda di dunia.

Gereja pun mengakui dan mengapresiasi kontribusi YOUCAT bagi perkembangan iman orang muda. Dalam pernyataan hasil Sinode untuk Evangelisasi Baru, YOUCAT diakui sebagai salah satu instrumen yang efektif untuk Evangelisasi Baru. YOUCAT pun direkomendasikan untuk menjadi salah satu alat katekese untuk menumbuhkan iman orang muda selama Tahun Iman (bdk. Pastoral Recommendation for the Year of Faith). Uskup Agung Rino Fisichela selaku President of the Pontifical Council for the New Evangelization menandaskan pula bahwa “YOUCAT dapat memberikan dampak yang baik untuk Evangelisasi Baru. YOUCAT mampu menanggapi kebutuhan masa kini yang membutuhkan bahasa yang sederhana, lengkap dan di atas semuanya itu adalah mudah untuk dipahami oleh orang muda.

Tetapi yang perlu kita pahami bersama, katekese itu tidak membuat orang sekadar mengenal rumusan iman akan Gereja Katolik. Katekese seharusnya menjadikan rumusan itu menjadi iman yang hidup dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang sejatinya perlu dikembangkan dalam berkatekese bagi kaum muda sebagaimana dikembangkan oleh YOUCAT: Know, Meet, Express, dan Share. Artinya, kaum muda perlu mengenal imannya, mengalami perjumpaan, mengungkapkanya dan berbagi pada kaum muda yang lain. Sebab itu, salah satu dokumen Konsili Vatikan II menegaskan bahwa “Gereja meminta para uskup untuk secara aktif mengupayakan pendidikan katekese agar iman umat diterangi melalui ajaran dan menjadi hidup dan eksplisit serta aktif, sehingga sejak anak-anak hingga dewasa mendapatkan pembinaan ini dengan baik” (bdk. Christus Dominus, 14).

Akhir kata, Evangelisasi harus berisi katekese, dan katekese terlibat dalam struktur evangelisasi. Keduanya adalah suatu kesatuan tak terpisah. Mari bersama kita aktualkan terus KGK agar tetap relevan dan signifikan di era milenial ini.

Pastor Yohanes Benny Suwito

HIDUP NO.35 2018, 2 September 2018

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here