Biarawati di Sinode 2018: Merangkul Anak Muda Tiongkok

808
5/5 - (6 votes)

Semua orang di dunia sangat menginginkan harmoni dan kedamaian sosial. Anak-anak muda Tiongkok tidak terkecuali, tetapi kadang-kadang mereka tampaknya tidak tahu bagaimana mencapai tujuan-tujuan ini.

Seringkali, mengikuti kerumunan, keinginan mereka yang paling benar dan indah tetap hampir terkubur di dalam hati mereka, samar-samar, tidak diketahui.

Anak-anak muda lapar dan bersemangat untuk menjadi sosok dewasa, panduan yang baik dan otentik; mereka sangat kreatif, mampu mengambil tanggung jawab mereka, termasuk pengorbanan. Anak-anak muda ingin diterima, didorong, dan diakui oleh masyarakat.

Bagaimana beriman/ religius terlihat di mata kaum muda?
Bagi anak muda Tionghoa, istilah “iman” itu abstrak. Paling-paling, iman mereka adalah apa yang telah mereka terima dari orang tua mereka. Tetapi hubungan pribadi mereka dengan Tuhan tidak mendalam.

Di Tiongkok, persentase umat beriman yang tergabung dalam Gereja Katolik sangat rendah. Misalnya, di universitas, kaum muda Katolik takut mengungkapkan diri mereka sendiri, karena takut dianggap “aneh” atau minoritas. Namun demikian sulit untuk mempertahankan iman yang teguh, sehingga dalam bahaya memudar.

Tentu saja ada juga orang-orang muda yang tertarik dengan kehidupan Kristen, yang atas inisiatif mereka sendiri datang untuk meminta mengenal Gereja dengan lebih baik, menghadiri katekumenat dan kegiatan di paroki-paroki.

Hal yang indah dan menghibur adalah bahwa selama liburan beberapa remaja mengundang para suster untuk berpartisipasi dan melakukan retret spiritual mereka. Tetapi kasus-kasus ini tidak terlalu sering.

 

Penterjemah: Felicia Permata Hanggu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here