Pastor Aloysius Budi Purnomo: Saksofon Sarana Pastoral

410
Pastor Aloysius Budi Purnomo. [HIDUP/Marchella A. Vieba]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com PASTOR Aloysius Budi Purnomo membiarkan rambutnya tergerai panjang hingga dibawah pundak. Janggutnya pun dibiarkan tumbuh, dengan kerutan pada dahinya menandai usia yang telah mencapai 50 tahun.

Namun jari-jemarinya lincah menekan baby saksofon, mengiringi lantunan musik Amazing Grace dalam acara Seminar Nasional yang diadakan LP3KN di Gedung Stovia, Jakarta, Rabu 8/8. Imam Keuskupan Agung Semarang ini mengaku belajar saksofon secara otodidak sejak 2003.

Ia menggunakan waktu senggangnya ketika bertugas sebagai rektor di Seminari Tinggi St Petrus, Pematang Siantar, Sumatera Utara. Pastor Budi terinspirasi ketika menjalani perutusan ke stasi-stasi. Perjumpaan dengan banyak anak muda yang bisa bermain alat musik khas Batak, seperti gondang bolon, serunai, dan uning-uningan (kecapi, seruling) ternyata dapat dipadu dengan saksofon.

Ia menyebut saksofon sebagai alat musik keberagaman yang membangun persaudaraan. “Saksofon adalah salah satu sarana pastoral untuk keselamatan jiwa-jiwa yang dapat menghibur, merukunkan, serta merawat seni dan budaya,” ujar imam kelahiran Wonogiri, 14 Februari 1968 itu.

Pastor Budi berkomitmen memberikan perhatian dan menjaga keutuhan NKRI dengan kearifan lokal. Ia menyerukan, di tengah tantangan yang ada, setiap orang harus tekun, setia untuk menjalankan pilihan itu. “Itu membuat kita diberkati dan menjadi berkat,” ujar Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang.

 

Antonius Bilandoro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here