Geliat Diplomasi Vatikan

396
[Dok. E-International Relations]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com— Gerak diplomasi Vatikan selalu menjadi diskusi menarik di kalangan akademisi dan praktisi sosial politik internasional. Bagaimana tidak, Vatikan memiliki salah satu layanan diplomatik tersibuk tapi paling tidak dikenal di dunia.

Haluan Diplomasi Takhta Suci

Vatikan mempunyai tradisi unik. Pada awal tahun, Paus sebagai pemimpin negara sekaligus pemimpin tertinggi umat Katolik akan mengadakan pertemuan dengan para jajaran diplomatik baik perwakilan dari Vatikan maupun yang ditugaskan di sana. Di awal tahun 2018 ini, Paus Fransiskus melukiskan gambaran diplomasi kepausan di seluruh dunia yang termaktub dalam sebuah misi internasional berkerja untuk mengamankan kebaikan bersama melalui peningkatan jaringan hubungan dan tidak memihak di dorong oleh suara yang berkerja untuk perdamaian.

Dalam pidatonya, Paus menetapkan dasar dan pedoman bagi kegiatan diplomatik Tahkta Suci sepanjang tahun. Diplomasi Kepausan jika di tilik berdasarkan pada isu-isu konkret memiliki tiga tugas utama yang saling bertautan, yakni:

Pertama, komitmen untuk perdamaian. Kedua, komitmen terhadap martabat manusia. Ketiga, komitmen untuk memerangi kemiskinan. Ketiga tugas utama ini memiliki nilai universal yang diperjuangkan tiap negara di dunia,maka ia tidak bertentangan dengan hukum internasional.

Komitmen Vatikan bagi perdamaian dipraktikkan melalui seni mediasi dan terbukti Tahkta Suci telah menjadi peserta penting dalam mediasi konflik global selama beberapa dekade.

Komitmen Vatikan terhadap martabat manusia didasarkan pada prinsip bahwa semua orang sama dan bermartabat di hadapan Tuhan.

Komitmen Gereja untuk memerangi kemiskinan diungkapkan dalam karya diplomatiknya untuk perdamaian, pembangunan internasional, dan dukungan bagi mereka yang terpinggirkan. Paus Fransiskus pun menanyakan sebuah pertanyaan reflektif kepada para diplomat, “Pada akhirnya, siapakah yang lebih miskin? Seorang anak yang belum lahir ataukah para lansia yang terlupakan dan terpinggirkan?”

Ketiga komitmen di atas akan membentuk kegiatan diplomatik Takhta Suci untuk tahun yang akan datang. Dalam kerangka itu, ada dua prioritas yang jelas untuk pekerjaan diplomatik Takhta Suci di tahun yang akan datang.

Fokus diplomatik pertama bertumpu pada advokasi bagi migran dan pengungsi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sedang menyelesaikan statuta ‘Global Compact on Migration’ berdasarkan  Deklarasi New York yang dikeluarkan pada bulan September 2016 untuk Pengungsi dan Migran. Dalam hal ini, Tahkta Suci berpartisipasi aktif dalam semua pertemuan dan mempresentasikan 20 poin tindakan yang terkandung di bawah empat kunci utama “Menyambut, Melindungi, Mempromosikan, dan Mengintegrasikan.”

Sejak isu migrasi dan pengungsi menjadi isu hangat di kancah global, Tahkta Suci selalu memberikan perhatiannya kepada masalah kemanusiaan ini. Paus Fransiskus sendiri menjadikan migrasi sebagai isu inti dari kepausannya. Paus bahkan membentuk suatu badan khusus yang langsung dipimpinnya untuk menangani para migran dan pengungsi dalam kerangka jajaran diskateri Vatikan guna mempromosikan pembangunan manusia terpadu. Keseriusan itu ditunjukkan dengan memilih tema untuk Hari Perdamaian Sedunia 2018 ialah “Migran dan Pengungsi: Pencari Perdamaian”. Dari tema ini dapat dilihat bagaimana Tahkta Suci menempatkan manusia sebagai objek yang harus dikasihi dengan memperjuangkan martabat mereka sebab sejatinya manusia adalah pancaran wajah Allah sendiri.

Fokus diplomatik kedua adalah pemeliharaan perdamaian. Tahkta Suci bertujuan membantu dan mendampingi negara-negara dalam mencapai perdamaian.

Uskup Agung Silvano Maria Tomasi, mantan nunsius (Duta Besar Kepausan) kini menjadi penasihat di Diskateri Vatikan untuk pembangunan manusia terpadu, menekankan kepada media Katolik Catholic News Agency (CNA) bahwa setidaknya selama 50 tahun terakhir, pemeliharan perdamaian dan pencarian perdamaian telah mendominasi intervensi publik Tahkta Suci.

Uskup Agung Tomasi menyatakan Tahkta Suci selalu berkerja untuk menciptakan jalan menuju perdamaian dengan berkerja pada pembentukan mentalitas baru. “Terima kasih kepada Hari Perdamaian Dunia karena lewat peringatan itu keterlibatan Tahkta Suci dalam diskusi tentang pelucutan senjata dan dorongan untuk mengembangakan lembaga internasional yang efektif semakin meningkat.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here