Lombok Masih Butuhkan Bantuan

1340
5/5 - (1 vote)

Pelayanan Gereja
Bangunan Gereja Ampenan tak terlalu mengalami kerusakan akibat gempa. Sebaliknya, Gereja Maria Immaculata terdapat banyak kerusakan. Kondisi ini mempengaruhi beberapa layanan pastoral bagi umat di kedua paroki pasca gempa.

Menurut Pastor Paroki Ampenan, Pastor Paulus Payong SVD, tidak ada perubahan jadwal pelaksanaan peribadatan. Misa harian dan mingguan tetap berlangsung sesuai jadwal. Umat tetap bisa menggunakan gereja untuk Misa atau kegiatan lain. Hal yang berbeda hanya pelayanan terhadap para pengungsi baik yang memasang tenda di halaman gereja maupun posko-posko lain.

Selama masa tanggap darurat bencana dan tahap lanjutan, Pastor Paulus berpesan kepada umat agar tetap berpikir cerdas dalam menerima dan menilai semua informasi terkait gempat. “Ketidakcermatan kita pada kebenaran isu justru dapat lebih membahayakan. Di atas segalanya, tetaplah berdoa kepada Tuhan untuk meminta pertolongan,” harap Pastor Paulus.

Sementara, di Paroki Maria Immaculata, menurut Pastor Laurensius Maryono, pasca gempa 5 Agustus lalu, pastor paroki bersama dewan menggelar rapat darurat untuk menyesuaikan pelayanan paroki dengan keadaan. Beberapa langkah cepat yang diambil adalah mendirikan tenda untuk tempat peribadatan sementara. Selain itu, Misa pada Sabtu sore dipindahkan menjadi Minggu sore. Misa sabtu sore dipindahkan menjadi Minggu sore. Selebihnya adalah pelayanan untuk pemberian bantuan kemanusiaan bagi para korban gempa dengan membentuk posko tersendiri.

Kepada umatnya, Pastor Maryono berpesan, dengan peristiwa yang mereka alami, kian menyadarkan mereka bahwa manusia tak berkuasa sepenuhnya terhadap alam semesta. Sebagai ciptaan, manusia adalah rapuh. Karena itu, tetaplah selalu memohon kekuatan dan perlindungan Tuhan.

Tuhan, sambungnya, adalah perlindungan yang paling kuat. Karena itu, mereka jangan hanya mencari tempat-tempat pengungsian tapi yang terpenting adalah menjadikan Tuhan sebagai tempat pengungsian teraman. “Gempa boleh menghancurkan bangunan atau gedung-gedung. Namun bangunan rohani tak boleh goyah. Bahkan, seharusnya iman, persatuan dan kesatuan, saling berbela rasa tanpa membeda-bedakan semakin ditingkatkan sebagai panggilan kemanusiaan,” harapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here