Saatnya Pembaruan di KAM

298
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Sesudah Keuskupan Purwokerto di Jawa Tengah, giliran umat Keuskupan Agung Medan (KAM) di Provinsi Sumatera Utara akan merayakan sukacita. Umat KAM sudah mendapatkan seorang gembala utama baru (uskup agung). Dia adalah Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap. Dia sudah ditetapkan oleh Paus Fransiskus sebagai uskup agung Medan menggantikan Mgr Anicetus Bongsu Sinaga OFM Cap (78). Pengumuman itu disampaikan ke seluruh dunia pada tanggal 8 Desember 2018 lalu. Pada hari Sabtu, 2 Februari 2019 ini, uskup terpilih akan ditahbiskan menjadi uskup agung oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo di Medan.

KAM memang sudah menungggu uskup agung baru sejak Mgr Sinaga menyampaikan pengundurun diri ketika mencapai usia 75 tahun. Kehadiran sosok muda energik dalam diri Mgr Kornelius (48 tahun) diharapkan akan menghembuskan angin perubahan dalam tubuh keuskupan yang konon akan dimekarkan menjadi dua keuskpan.

Seperti uskup-uskup terpilih lainnya, Mgr Kornelius pun tidak menghendaki dirinya menjadi uskup (apalagi langsung menjadi uskup agung). Mencalonkan diri? Dipastikan tidak! Mengapa? Menjadi uskup memiliki tanggung jawab yang tidak ringan. Uskup (para uskup) adalah para pengganti dan penerus Para Rasul. Tanggung jawab yang tidak ringan diletakkan di pundak mereka begitu mereka dipilih Sri Paus menjadi uskup pada keuskupan tertentu. Tak terkecuali Mgr Konelius yang masih berstatus sebagai Minister Provinsi Kapusin Medan.

Sebagai Uskup Metropolis, tantangan-tantangan pastoral di KAM cukup beragam dan kompleks menunggu sentuhan uskup baru. Selain karena luasnya wilayah KAM, aneka problematika di depan mata. Persoalan sosial ekonomi umat – kecuali kota-kota besar—adalah salah satu tantangan besar. Umat di paroki/stasi umumnya petani kecil. Hal ini pula yang mendorong para misionaris dari Eropa untuk terjun langsung di sejumlah paroki dalam bidang pengembangan sosial ekonomi. Persoalan sosial ekonomi ini pun kini makin krusial karena dipengaruhi oleh faktor mikro, makro, bahkan global.

Kita senantiasa bersyukur bahwa umat KAM terus bertumbuh secara kuantitatif, harapannya secara kualitatif. Jumlah paroki/stasi terus meningkat. Panggilan menjadi suster, bruder, imam, frater pun masih menarik minat kaum muda. Jumlah imam diosesan mulai menunjukkan tanda-tanda harapan kendati belum seperti di keuskupan lain di mana imam-imam diosesan berkembang pesat dan mendapat tempat di hati umatnya.

Seperti apa model atau gaya kepemimpinan, fokus serta perhatian utama Mgr Kornelius, akan menentukan dinamika umat KAM ke depan. Tentu saja, uskup tidak bisa bekerja sendirian. Dia perlu tangan-tangan yang siap bekerja sama dengannya untuk menerjemahkan dan mengimplementasikan visi dan misinya sebagaimana ia tuangkan dalam sasantinya sebagai Uskup Agung Medan. Sekali lagi, kehadiran Uskup baru diharapkan membawa pembaharuan di keuskupan agung ini. Selamat melayani, Mgr Kornelius!

HIDUP NO.04 2019, 27 Januari 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here