Cinta Akan Kehadiran Allah

288
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM –  Minggu, 27 Januari 2019 Minggu Biasa III Neh 8:3-5a, 6-7, 9-11; Mzm 19:8,9,10,15; 1 Kor 12:12-30; Luk 1:1-4, 4:14-21

“Musuh sebenarnya adalah kelemahan rohani kita yang awalnya tampak menyenangkan, tetapi membuat kita tertekan pada akhirnya.”

SABDA Allah pada hari Minggu Kedua Masa Biasa merupakan sumber sukacita, penghiburan, dan harapan yang besar bagi setiap orang. Ia memberitahu kita, bahwa Tuhan selalu memperhatikan dan tidak pernah meninggalkan kita melalui kehadiran Yesus dan pertolongan penuh kuasa dari Roh Kudus.

Oleh karena itu, Tritunggal Maha Kudus juga memenuhi Gereja dengan hidup dan kekuatan, memanggilnya untuk memberikan keselamatan, rekonsiliasi, dan perdamaian bagi semua bangsa dan seluruh dunia sampai saat ini. Inilah misteri agung kehidupan dan rahmat, yang mana kita dipanggil untuk merenungkannya selagi merayakan Hari Tuhan setiap hari Minggu. 

Persisnya, dalam Injil, kita telah menerima Kabar Gembira bahwa karya agung penebusan Roh Kudus, melalui Kristus, selalu hadir dan bertindak sebagai karunia khusus dari Bapa. Roh Kudus turun atas diri Yesus waktu pembaptisan-Nya di Sungai Yordan (bdk. Luk 4:14), memperlihatkan kita bahwa dalam Kristus semua nubuat terpenuhi.

Dalam kabar gembira kepada Maria, Roh Kudus juga hadir pada permulaan kehidupan insani Yesus, Allah Putra yang berinkarnasi. Waktu Pentakosta, Roh Kudus memimpin permulaan misi Gereja, Tubuh Mistik Kristus, kepada semua bangsa. Terakhir, dalam setiap momen hidup kita, Roh Kudus adalah sumber segala karisma, pelayanan Gerejawi, dan dalam hati kita masing-masing, sumber hidup dan rahmat, pertobatan, kasih dan pelayanan. 

Sesungguhnya, seperti Yesus, Gereja juga berjalan di sepanjang zaman “dengan kuasa Roh Kudus”. Ini adalah kuasa yang penuh kekuatan dan menakjubkan, yang tidak identik dengan segala kuasa dominasi yang menggelora di panggung dunia saat ini. Tidak pula identik dengan kekuasaan politik, ekonomi, atau kekuasaan media dan persuasi, yang bekerja melalui berita palsu atau penafsiran keliru akan realita.

Hal-hal duniawi ini, cepat atau lambat, akan memudar, kehilangan pesonanya, kekuatan dan keefektifannya. Sebaliknya, Gereja terus dipenuhi kehadiran ilahi yang selalu hidup dan siap berdialog dengan manusia, yang menyingkapkan alasan sejati bagi pengharapan mereka, yang selalu siap membebaskan mereka dari kejahatan dan membela mereka dari musuh-musuh sejati mereka.

Musuh-musuh ini, sebenarnya, adalah kelemahan rohani dan egoisme kita, yang awalnya, tampak menyenangkan kita dengan kebahagiaan duniawi dan ilusi kekuasaan, namun nyatanya, membuat kita kecewa, sakit hati, frustrasi, dan bahkan tertekan, sebagaimana sering kita lihat dalam kurun waktu ini.

Terlebih, perikop Injil yang dibacakan hari ini dalam Perayaan Ekaristi diakhiri dengan sebuah pengamatan penting, yang diwartakan Yesus sendiri dua ribu tahun yang lalu, namun senantiasa abadi: “Hari ini tergenapilah Sabda Tuhan” (Luk 4:21).

Dengan ungkapan ini, Penyelamat kita hendak memberitahukan bahwa keselamatan kita sudah ada dalam jangkauan kita, yakni pembebasan efektif dari kejahatan, pembelaan memadai dari musuh-musuh rohani kita, harapan berlimpah akan hidup, damai dan sukacita. Dalam setiap zaman dan situasi manusia, Allah sendirilah yang bertindak, membebaskan, melindungi, dan menyelamatkan kita.

Betapa indah misteri ini! Pada citra Tritunggal Maha Kudus yang selalu hadir dan bekerja di dunia, Gereja ada sehingga keselamatan Allah dalam Yesus Kristus dapat berkarya dalam setiap momen sejarah, dalam setiap budaya dan di setiap belahan dunia.

Dengan demikian, Injil dapat selalu diwartakan, pengampunan dosa senantiasa diberikan, rahmat sakramen selalu diberikan, dan roti kehidupan senantiasa disajikan kepada kita semua, peziarah menuju Kerajaan Allah, dan di dunia ini akan selalu ada rekonsiliasi, harmoni, pertobatan dan damai.

Semoga renungan Sabda Allah minggu ini menanamkan di dalam hati kita, cinta akan kehadiran Allah dalam sejarah kita. Semoga sabda itu menjadikan penggerak yang lebih besar untuk berdoa bagi kehadiran Gereja yang kudus dan menguduskan, yang lebih aktif dan murah hati, di Indonesia dan di seluruh dunia.

 

Mgr Piero Pioppo
Duta Besar Vatikan untuk Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here