Membawa Wajah Gereja

320
Para Calon Legislatif Katolik Se-Keuskupan Agung Jakarta mengikuti pembekalan khusus Caleg Katolik 2019 di Gedung Sanggar Prativi, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (18/1/2019). [dok.matakatolik.com]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM –  PEMILU Serentak sudah di depan mata. Menghadapi pesta demokrasi tersebut Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Vox Point Indonesia DKI Jakarta bekerjasama dengan Komisi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan Keuskupan Agung Jakarta (HAAK KAJ) mengumpulkan Calon Legislatif (Caleg) Katolik Se-KAJ di Sanggar Prathivi Building, Jakarta Pusat, Jumat, 17/1.

Pertemuan ini membahas tema “Caleg Katolik Bisa Apa di Pileg 2019”. Ketua DPD Vox Point DKI Jakarta, Norben Syukur mengungkapkan, kegiatan ini diselenggarakan untuk memberi pembekalan. Menurutnya, ini merupakan kesempatan untuk saling mengenal, diskusi, dan konsolidasi. 

Ia menambahkan, pertemuan ini juga membahas strategi persiapan, teknis lapangan saat pencoblosan, dan pengawalan suara. Ketua Komisi HAAK KAJ, Pastor Antonius Suyadi, sebagai salah satu pembicara menggaris-bawahi sikap Gereja dalam menghadapi Pemilu 2019.

Gereja pada dasarnya tidak terlibat dalam politik praktis. Gereja akan mendukung Caleg Katolik (atau siapapun), yang mempunyai upaya untuk membangun bangsa ini. Pastor Suyadi menambahkan, kader Katolik harus mampu membawa wajah Gereja. Kader Katolik yang terpilih harus bisa mewakili umat Katolik dalam perannya sebagai anggota legislatif.

“Kehadiran mereka nanti akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang searah dengan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Gereja,”  ujarnya. Pembicara lain, Andreas Pandingan, Mantan Komisioner Daerah (KPUD) Jawa Tengah mengungkapkan, calon legislatif harus memperhatikan berbagai aturan yang relevan terkait pileg dan teknis pada saat pencoblosan.

Para Caleg harus paham aturan, mereka harus mampu mengadvokasi timses (tim sukses-red.) untuk mengawal suara, mulai dari penghitungan suara di TPS sampai di KPUD. Setelah seminar, para Caleg mengikuti misa perutusan di tempat yang sama, Minggu, 20/1. 

Sekretaris Eksekutif KWI Pastor Siprianus Hormat mengungkapkan, peristiwa kekurangan anggur di dalam Injil sebenarnya ingin mengingatkan bahwa masih ada kekurangan-kelurangan dalam kehidupan berbangsa dan negara.

Menghadapi kekurangan anggur ini perlu disikapi dengan iman sebagaimana keteladanan bunda Maria. Pastor Siprianus mengajak para Caleg dan anggota Vox Point, meneladan Bunda Maria, yakni meletakan peran Yesus dalam karya mereka.

 

Willy Matrona
HIDUP NO.4 2019, 27 Januari 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here