Peduli yang Terdekat

517
Ridwan Kamil (berpeci) bersaama Rektor Unpar Mangadar Situmorang (keempat dari kiri), Uskup Bandung Mgr Subyanto (kedua dari kiri), Uskup Purwokerto Mgr Tri Harsono (paling kiri) pada Dies Natalis, Unpar. [HIDUP/Hasiholan Siagian]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM –  Ulang Tahun Universitas Katolik Parahyangan Bandung tahun ini menjadi kesempatan untuk merefleksikan kehadiran mereka sebagai lembaga pendidikan yang peduli kepada sesama.

UNIVERSITAS Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Jawa Barat merayakan hari jadinya yang ke-64 dengan mengangkat tema, “The Great Unpar: Unpar Peduli”. Perayaan terdiri dari dua bagian yaitu Misa Syukur “Orasio Dies”.

Misa syukur dipimpin oleh Uskup Purwokerto Mgr Christophorus Tri Harsono dan Uskup Bandung Mgr Antonius Subyanto Bunjamin OSC, keduanya alumni universitas tersebut. Sedangkan orasi disampaikan Guru Besar Paulus Pramono Rahardjo.

Mgr Tri meminta, agar civitas Unpar terus mengedepankan rasa peduli kepada sesama. Sesuai dengan visi dan misi dan sebagai lembaga Pendidikan Tinggi Katolik yang kredibel, Unpar diharap menjadi semakin unggul, diakui, dan berkontribusi nyata bagi pembangunan bangsa.

Hal ini sesuai amanah kasih Yesus Kristus. Sesuai dengan tema yang diusung, Mgr Anton meminta agar tema ini dapat diwujudkan di lingkungan Unpar sendiri. Ia mengungkapkan, langkah untuk mewujudkan Unpar yang semakin besar harus dimulai dari lingkungan kerja, fakultas, universitas, dan yayasan.

“Bagaimana bisa kita bisa peduli pada pendidikan kaum muda demi masa dengan bangsa dan negara kalau kepada yang paling dekat saja, keluarga dan teman kerja saja kita sudah tidak peduli!” tegas Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia ini.

Dalam kerangka kepedulian yang lebih besar, Paulus Pramono Rahardjo mengulas tema besar “Menyelisik Untaian Bencana di Kepingan Surga Tatar Parahyangan”. Jawa Barat memang berada di ‘mozaik’ Pulau Jawa yang secara geografis, rawan bencana alam.

Menurutnya, perlu pendidikan mengenai bencana sejak dini. “Pendidikan mengenai kebencanaan perlu diajarkan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Kita tidak bisa menghindar dari kemungkinan terjadinya bencana alam,” ujarnya. 

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang hadir mengajak akademisi untuk mengedukasi masyarakat agar pandai memilah informasi. Menurutnya, sekarang banyak informasi yang datang menghampiri, manusia tidak lagi sibuk mencari informasi itu.

Untuk itu, lanjutnya, setiap orang perlu memilah informasi. Ridwan Kamil bercerita, bahwa saat ini hoax sudah sedemikian parah beredar di masyarakat. Banyak kerugian yang diakibatkan oleh berita bohong. Hal ini, bagi Ridwan Kamil, mendatangkan keresahan tidak saja di lingkungan pemerintah tetapi juga di tengah masyarakat.

Karena itu, Pemerintah Jawab Barat lewat Tim Jabar Saber Hoaks yang bernaung di bawah Dinas Komunikasi dan Informatika Pemprov Jabar bertugas memverifikasi segala bentuk informasi yang meresahkan masyarakat khususnya di ranah digital.

Rektor Unpar Mangadar Situmorang dalam sambutannya mengatakan, kehadiran Emil – sudah lama dinanti di kampus ini. Ridwan Kamil meminta Unpar sungguh-sungguh turut serta membangun Jabar menjadi “Juara”. “Kebencanaan harus disikapi berdasarkan ilmu pengetahuan. Maka, orasi ini sangat relevan untuk kita ketahui,” ujar Ridwan Kamil.

 

Hasiholan Siagian (Bandung)

HIDUP NO.05 2019, 3 Februari 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here