Keajaiban Kerja Sama Adalah Hubungan, Bukan Atas Dasar Keuntungan

243
Paus Fransiskus bersama anggota Konfederasi Koperasi Itali. [dok.Media Vatikan]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – “Keajaiban” sebuah kerja sama adalah strategi tim yang membuka celah pada tembok sekumpulan orang banyak yang masa bodoh, yang tidak termasuk yang terlemah.

Kata-kata itu disampaikan oleh Paus Fransiskus pada Sabtu (16/3/2019) di hadapan 7.000 anggota Konfederasi Koperasi Italia (Confederation of Italian Cooperatives).

Pertemuan para anggota konfederasi itu berlangsung di Aula Paul VI dalam rangka peringatan 100 tahun berdirinya yayasan tersebut. Paus mengatakan bahwa model kerjasama yang dimaksud adalah memperbaiki kecenderungan tertentu yang terkait dengan kolektivisme dan statisme, yang terkadang mematikan inisiatif pribadi.

Dan pada saat yang sama, dapat mengekang godaan individualisme dan egoisme yang terkait dengan liberalisme. Alasan untuk ini, kata Paus, karena hal itu adalah model yang diilhami oleh doktrin sosial Gereja.

Kekayaan sejati ada dalam hubungan
Paus menggaris-bawahi kepada para peserta yang berkumpul bahwa, “visi kerja sama, yang didasarkan pada hubungan dan bukan pada laba, bertolak-belakang dengan mentalitas dunia.”

Hanya dengan mengetahui bahwa kekayaan sejati kita adalah dalam hubungan dan bukan hanya barang-barang materi belaka, kata Paus, dapatkah kita menemukan cara-cara alternatif untuk hidup dalam masyarakat yang tidak diatur oleh dewa uang, seorang idola yang menipu dan kemudian meninggalkan seseorang yang semakin tidak manusiawi dan tidak adil.

Mengatasi kesepian dengan kerja sama
Keuntungan terpenting dan jelas dari sebuah (hubungan) kerja sama, Paus menekankan, “adalah mengatasi kesepian yang mengubah hidup menjadi neraka. Ketika manusia merasa sendirian, dia mengalami neraka. Ketika, di sisi lain, dia merasa bahwa dia tidak ditinggalkan, maka adalah mungkin untuk menghadapi semua jenis kesulitan dan kelesuan..”.

“Karena alasan ini,” Paus Fransiskus melanjutkan, “dia membutuhkan inisiatif yang memungkinkan dia untuk menghadapi, bersama dengan orang lain, apa yang dipikul dalam kehidupan.”

Dengan berjalan dan bekerja bersama-sama, kita mengalami mukjizat besar pengharapan: dan semuanya tampak memungkinkan lagi. Dalam hal ini, kerja sama adalah cara untuk mewujudkan harapan yang nyata dalam kehidupan setiap orang.

Solidaritas, kata Paus Fransiskus, memungkinkan orang berjuang untuk mendapatkan upah yang adil; ini membantu petani yang dilemahkan oleh pasar, untuk menjadi bagian dari komunitas yang memperkuat dan mendukung mereka; hal itu juga artinya memungkinkan nelayan yang kesepian untuk bergabung dengan sekelompok kolega… ”

‘Keajaiban’ dari suatu kerja sama adalah strategi tim yang membuka celah pada tembok kerumunan orang yang acuh tak acuh, tidak termasuk yang terlemah. “Yang dimaksud dengan masyarakat yang menjadi tembok adalah sekelompok massa yang terdiri dari banyak individu yang tidak berpikir dan bertindak sebagai manusia, dan tidak mampu menghargai nilai-nilai dasar dari suatu hubungan,” kata Paus.

Perempuan dan proyek kerja sama
Berbicara khususnya tentang peran kaum perempuan dalam masyarakat umum, Paus Fransiskus mengatakan bahwa, “di atas semuanya itu, adalah perempuan, di dalam dunia secara keseluruhan, menanggung beban kemiskinan material, pengasingan sosial, dan marginalisasi budaya.” Masalah perempuan, Paus menekankan sekali lagi, harus menjadi salah satu prioritas dari proyek kerjasama di masa depan.

Paus menyimpulkan dengan mengatakan bahwa, “kita hidup di dunia yang dirasuki oleh ‘kegilaan’ atau hiruk pikuk untuk memiliki, dan sekaligus berjuang untuk berjalan sebagai sebuah komunitas.

The work that you have been doing for a hundred years is: relationships as opposed to individualism, teamwork as opposed to self-interests, the common good as opposed to the interests of a few. (Pekerjaan yang telah Anda lakukan selama seratus tahun adalah: hubungan (kerjasama) yang bertentangan dengan individualisme, kerja tim sebagai lawan dari kepentingan diri sendiri, serta kebaikan bersama sebagai lawan dari kepentingan sekelompok kecil orang.”

 

Sumber: vaticannews.va
Penerjemah: Antonius Bilandoro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here