Karakter Damai Kristus

161
Rate this post

HIDUPKATOLIK.comKis. 4:32-35; Mzm. 118:2-4, 16ab-18, 22-24; 1Yoh. 5:1-6; Yoh. 20:19-31

AWALNYA, para murid sama sekali tidak memahami makna seluruh peristiwa sengsara, kematian, dan kebangkitan Yesus. Namun, Kristus yang bangkit, membuka hati dan sikap mereka. Dia “datang dan berdiri di tengah-tengah mereka serta berkata: Damai bagi kamu” (ay. 19).

Damai ini, tidak sama seperti damai yang diberikan dunia (bdk. Yoh. 14:27). Damai-Nya adalah “damai yang mencipta, membuka, dan memberi kekuatan” untuk menghadapi
penganiayaan dan mengalahkan dunia (lih. Yoh.16:33).

Itulah makna Yesus “menghembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus” (ay. 22). Seperti pada Kej. 2:7, hembusan Ilahi ini menciptakan sesuatu yang baru, sekaligus menghidupkan kembali apa yang sudah mati (lih. Yeh. 37: 9).

Hakekat hembusan Ilahi itu adalah sebuah pengutusan, yang wujud konkret nya adalah “mengampuni dosa orang … dan menyatakan dosa orang tetap ada” (ay. 23). Dalam berbagai teks Perjanjian Lama, mengampuni dosa adalah hak Tuhan (lih. Mzm. 103:3; Yes.
42:25).

Namun kini, melalui kebangkitan Kristus, yang menyatukan manusia dengan Allah, mengampuni sesama – dulu di nilai sebagai penghujatan (lih. Mrk. 2:7ss) – menjadi panggilan dan anugerah perutusan Ilahi bagi umat yang telah diciptakan baru (lih. 2Kor. 5:17; Rom.6:2.4).

Mereka diutus dan dipanggil untuk menjadi “penjaga moral”, yaitu “melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya” (Ef. 2:10). Melalui pengampunan, orang mengalami “penciptaan baru”; ia “kembali hidup, memiliki ruang dan kemungkinan yang
baru dan lebih luas, untuk memahami serta mencintai Allah dan sesama”
.

Karakter shalom Kristiani itu selalu menyebar, seperti ragi yang “diadukkan ke dalam tepung terigu … sampai khamir seluruhnya” (Mat. 13:33). Karakter ini sangat berlawanan dengan tren radikalisme dan fanatisme agama, yang selalu mengarah ke karakter egosentris.

Shalom Kristiani selalu memberi sa-ni’ sa-lam (Arab) atau ‘keindahan damai’, serta selalu memuliakan keragaman!

 

Henricus Witdarmono
M.A. Rel. Stud. Katholieke Universiteit te Leuven, Belgia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here