Indonesia Darurat Radikalisme

93
Gelar wicara tentang pluralisme dan kepemimpinan Indonesia yang diadakan PUKAT KAJ di Sanggar Prathivi, Jakarta Pusat, 5/4.
[Ist]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Ideologi ektremisme Timur Tengah telah memasuki nadi bangsa sekian puluh tahun. Paham ini telah menjangkiti lembaga pendidikan besar di Indonesia seperti UI, ITB, IPB, dan UGM. Para mahasiswa ini memiliki niatan besar untuk menjadi orang saleh, tetapi berada pada tangan orang yang salah. Demikian Direktur Eksekutif Said Aqil Siroj (SAS) Institute, M Imdadun Rahmat saat berbicara dalam dialog yang diadakan Profesional dan Usahawan Katolik (Pukat) Keuskupan Agung Jakarta, di Sanggar Prathivi, Jakarta Pusat, 5/4.

Rahmat mengungkapkan, mahasiswa-mahasiswa ini digiring untuk memutuskan kepercayaan kepada institusi tradisional seperti kyai, pesantren, dan NU. Imbasnya, radikalisme dan intoleransi semakin menguat karena dipasarkan oleh orang cerdas sehingga terjadi overdosis agama dalam ruang publik. “Permasalahan bangsa dalam menentukan pemimpin yang dibutuhkan Indonesia, terletak pada belum dewasanya masyarakat dalam berpolitik,” ujarnya.

Masyarakat Indonesia dinilai belum sepenuhnya sadar bahwa identitas bangsa adalah kebhinekaan. Rahmat melanjutkan, banyak orang belum siap bertoleransi dengan memaksakan kebenaran hanya dari satu pihak. Maka dari itu, munculah permasalahan intoleransi yang semakin menguat.

Kegiatan ini juga dibarengi dengan Misa Jumat Pertama yang dipimpin Pastor A Suhardi Antara. Dalam khotbahnya, Pastor Antara mengungkapkan, saat memilih pemimpin, setiap orang perlu menilik dari apa yang dilakukan calon pemimpin, seperti mengenal Yesus mengenal apa yang dilakukan. “Guna mengasah hati nurani dalam memilih pemimpin yang tepat dan benar, sepatutnya berusaha mengakrabkan diri untuk percaya kepada Yesus sebagai Putra Allah sehingga mampu mengenali Yesus dalam diri sesama,” ujarnya.

Felicia Permata Hanggu

HIDUP NO.15 2019, 14 April 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here