Regina Coeli : Sukacita Kebangkitan

584
Lukisan Maria Dimahkotai di Surga karya Diego Velázquez.
[es.arautos.org]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Doa ini biasanya didoakan selama masa-masa Paskah dari Sabtu Suci hingga Pentakosta.

Doa Ratu Surga (Regina Coeli) merupakan bentuk penghargaan yang luar biasa kepada kebangkitan Kristus dan kepada Perawan Maria Terberkati. Doa ini biasanya didoakan selama masa Paskah dari Sabtu Suci hingga Pentakosta. Untuk itu, selama memasuki masa retret agung, Doa Angelus untuk sementara tidak digunakan.

Ratu Surga adalah salah satu dari empat antifon (teks liturgi pendek dinyanyikan dalam pola tanggapan) yang didedikasikan untuk Bunda Maria. Ratu Surga sering dinyanyikan sebagai nyanyian pujian dan telah memiliki banyak pengaturan musik dalam teks Latin, termasuk beberapa oleh Mozart. Secara tradisional, doa ini dilakukan dengan sikap berdiri pada siang hari.

Berdasarkan legenda emas dari abad ke-13, Paus Gregorius atau St Gregorius Agung (590-604) mendengar para malaikat menyanyikan tiga ayat pertama dari Ratu Surga. Ia mendengar doa ini pada suatu Paskah di Roma. Saat itu, ia berjalan tanpa alas kaki dalam prosesi keagamaan di abad ke-6. Sontak, ia langsung terinspirasi menambahkan baris keempat, “Ora pro nobis Deum” yang berarti ‘Doakanlah kami bagi Tuhan’.

Meskipun kisah ini sendiri dianggap sebagai legenda, Pastor Herbert Thurston SJ dalam Familiar Prayers menyatakan, bahwa legenda ini tidak dapat dipisahkan dengan Ratu Surga. Kelahiran London ini menjelaskan, doa Ratu Surga mengingatkan umat beriman kepada peristiwa Paskah.

Tidak hanya itu, sepanjang tahun umat juga diingatkan betapa umat harus terus bersyukur, bahkan ketika berada di tengah pencobaan dalam kehidupan sehari-hari. “Ketika Kristus mengalahkan maut dalam kebangkitan-Nya, Ia membuka gerbang Surga agar kita dapat berbagi Kehidupan Kekal dengan-Nya di sana, bersama dengan Bunda-Nya, para kudus, dan orang-orang yang kita kasihi,” tulisnya.

Pastor Herbert juga menguraikan, bagaimanan Kristus telah bernubuat tentang kebangkitan-Nya dari antara orang mati selama pelayanannya di Bumi. Namun, para murid tidak dapat sepenuhnya memahami apa yang Dia maksudkan, sampai setelah kebangkitan-Nya. Ada suka cita yang mereka rasakan ketika Dia menampakkan diri kepada mereka saat itu. Mereka melihat sendiri bahwa “Ia telah bangkit, seperti yang disabdakannya,” seperti yang kita baca dalam Injil Matius (28: 6) dan dalam teks doa Ratu Surga.

Selain itu, ketika Yesus berkata kepada St Yohanes dari atas kayu salib, “Lihatlah, ibumu” (Yoh 19:27). Ia merujuk kepada Maria yang bukan hanya sebagai ibu murid yang dikasihi, tetapi sebagai ibu dari semua orang Kristen.

Umat patut berterima kasih kepada Bunda Maria atas perannya yang penting dalam keselamatan manusia, sebagai perantara dengan-Nya. St Agustinus pernah menulis, “Karena Maria memberikan daging bagi Firman Ilahi, sebagai Bunda Allah, untuk penebusan kita, maka Maria lebih kuat daripada yang lain untuk membantu manusia memperoleh kehidupan kekal.” Meskipun dia adalah Ratu Surga, Perawan Maria sama sekali tidak menyendiri sebab Ia selalu berpaut kepada Allah. Pastor Herbert juga mengingatkan, bahwa doa kepada Maria tidak berarti menyembahnya, tetapi menyembah Yesus melalui dia.

Selama Masa Paskah ini, seperti St Ambrosius, umat diajak untuk merasakan dalam doa Ratu Surga. Jiwa Maria yang ada di dalam diri setiap umat memampukan untuk memuliakan Tuhan dan bersukacita di dalam Tuhan.

Felicia Permata Hanggu

HIDUP NO.12 2019, 24 Maret 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here