Tidak Boleh Ada yang Tertinggal

81
Seorang ibu sedang menampung air bersih.
[Dok.ANSA]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Kesengsaraan mereka yang kekurangan air merupakan tantangan bagi seluruh umat beriman untuk menghargai hak asasi manusia yang fundamental.

Hari Air Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 22 Maret sebagai cara memusatkan upaya untuk menyelesaikan krisis air yang menimpa manusia. Seringkali mereka yang paling miskin dan terpinggirkan yang paling merasakan dampaknya di seluruh dunia. Untuk itu dalam rangka memperingati Hari Air, Paus Fransiskus menyampaikan sebuah pesan kepada Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, José Graziano da Silva.

Paus mengungkapkan, air adalah aset penting untuk keseimbangan ekosistem dan kelangsungan hidup manusia yang mana harus dikelola dan dirawat sehingga tidak tercemar atau hilang. Paus mencatat bagaimana kekeringan menyebar ke daerah-daerah baru hingga menyebabkan kurangnya air minum untuk semakin banyak orang. “Akses kepada kebaikan ini adalah hak asasi manusia yang mendasar,” ujarnya seperti dilansir www.vaticannews.va, 22/3.

Pemimpin Redaksi ‘World Water Development Report’ PBB (WWDR), Richard Connor menjelaskan, krisis air tergantung pada siapa dan di mana lokasi tinggal seseorang berada. Ia menjelaskan, dalam beberapa kasus terjadi terlalu banyak air, dalam kasus lain terlalu sedikit air, dalam beberapa hal, airnya terlalu kotor, hingga masalahnya merupakan kumpulan ketiga kasus tersebut yang terjadi sepanjang tahun.

Bagi lulusan Teknik Biogeokimia Universitas McGill Kanada ini salah satu masalah terbesar pada tata kelola air adalah kurangnya partisipasi mereka yang membutuhkan. Hal ini dikarenakan kebanyakan orang misikin di daerah kumuh hidup tersembunyi dengan menyewa rumah secara ilegal dan tidak terdaftar secara sah oleh pihak berwenang. Oleh karena menjadi penghuni liar, hak asasi mereka untuk mendapatkan sanitasi baik tidak dipenuhi. “Kita perlu menemukan cara untuk memberikan suara kepada orang-orang ini. Mereka sadar akan kebutuhan mereka, dan mereka harus mampu mengekspresikannya. Mereka dapat membantu dalam memilih solusi yang paling sesuai untuk situasi mereka,” tuturnya.

Oleh karena itu, Hari Air Sedunia 2019 mengambil tema “Tidak Boleh Ada yang Tertinggal”. Paus berujar agar semua orang tidak terlupakan maka perlu melibatkan dalam penjagaan struktur air serta berinvestasi di masa depan dengan mendidik generasi baru untuk penggunaan dan perawatan air. Paus Frasiskus juga memberi pesan kepada generasi muda agara perlu menghargai dan mempertahankan akses air. “Upaya harus dimulai dengan meningkatkan kesadaran di antara mereka yang menderita akibat perubahan iklim,” ungkapnya.

Paus Fransiskus juga turut mengundang masyarakat internasional untuk menyediakan pembiayaan bagi proyek air jangka panjang di tempat yang berkekurangan. Paus memandang upaya tersebut akan membantu mengatasi visi yang telah beredar di masyarakat untuk mengubah air menjadi komoditas semata dengan secara eksklusif diaturoleh kekuatan pasar. Paus yang mengeluarkan Ensiklik ‘Laudato Si’ ini menyoroti bagaimana masyarakat yang kurang mampu menantang umat beriman untuk memperbaiki kekurangan air di negara mereka. “Mereka juga menantang kita, dari kesengsaraan dan keterbatasan mereka, untuk mengakui nilai kebaikan yang tak tergantikan ini pantas untuk pengembangan semua orang,” tuturnya.

Paus Fransiskus mengakhiri pesannya dengan kutipan dari Santo Fransiskus dari Assisi: “Semoga air, yang sangat berguna, rendah hati, berharga, dan suci ini dapat melayani untuk terus menopang dan bermanfaat bagi kita dan generasi mendatang.”

Felicia Permata Hanggu

HIDUP NO.13 2019, 31 Maret 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here