Merawat dan Melapangkan Langkah Orang Meninggal

761
Rate this post

Beda juga pernah merawat jenazah karena kecelakaan. Namun, menurut Beda, untuk kasus seperti ini jenazah dirawat pertama kali oleh RS. Mereka akan merapikan organ tubuh jenazah yang rusak atau putus. “Nggak usah takut, biasanya (kondisi jenazah) ketika dibawa pulang ke rumah sudah rapi,” ujarnya.

Bau Mengikuti
Sebagai mantan perawat di sebuah RS swasta di Jakarta, menghadapi dan merawat jenazah bukan pengalaman baru bagi Felicia Meirina Santi. Namun, setelah lama pensiun dari profesi itu, suatu ketika ia ditelepon oleh seorang pengurus pelayanan kematian paroki. Orang itu meminta Mei, panggilannya, untuk merawat jenazah di sebuah RS di Bekasi.

Mei datang bersama satu relawan pelayanan kematian paroki. Tiba di sana, Mei mendapati umat tersebut meninggal karena kanker. Aroma kurang sedap dari tubuh jenazah begitu menusuk indera penciuman Mei. Bahkan, menurutnya, bau itu seakan mengikutinya sampai ke rumah. “Bau itu tak hilang sampai besok meski saya sudah mandi berulang kali.
Mungkin karena saya sudah lama tak merawat jenazah,” kenang Mei.

Mei tak menghitung sudah berapa banyak jenazah yang telah ia rawat. Namun, yang membuat batinya amat nelangsa ketika jenazah yang ditanganinya adalah bayi atau anak kecil. Kejadian itu ia alami ketika merawat sepasang bayi kembar. Ia menahan air matanya saat memandikan dan memakaikan busana untuk dua malaikat kecil itu.

Dominikus Talla sudah lebih dari 30 tahun menjadi perawat jenazah. Ia masih berusia 17 tahun saat pertama kali direkrut menjadi karyawan RSUD TC Hillers Maumere, NTT. Kalau ada pasien meninggal, Domi, sapaan akrabnya, akan menjemput dari ruang rawat dan membawa ke kamar jenazah. Sementara keluarga dari orang yang meninggal akan menyiapkan pakaian terbaik. “Di kamar jenazah, pasien saya mandikan kemudian awetkan dengan formalin,” tuturnya saat dihubungi via telepon, Jumat, 5/4.

Biasanya ada anggota keluarga yang meminta ikut merawat jenazah. Domi menyambut baik permintaan itu. Baginya itu adalah hak keluarga. Selain itu, ia juga ingin mereka melihat dan mengetahui proses perawatan jenazah.

Banyak Cerita
Domi punya banyak cerita selama merawat jenazah. Kadang, ada jenazah yang saat ia jemput ke ruangan, keluarganya sedang tidak ada di tempat. Beberapa karena tinggalnya di desa yang cukup jauh dari pusat Kota Maumere. Tanpa menunggu lama, Domi akan segera melakukan perawatan. “Kalau harus menunggu keluarga, nanti jenazah akan tegang (kaku). Susah untuk dipakaikan baju,” ujarnya.

Tak jarang pula, si perawat jenazah ini harus mengupayakan pakaian bagi jenazah. Menyediakan pakaian bagi jenazah memang bukan tugasnya. Namun, ia mengaku tidak tega membiarkan jenazah yang telah dimandikan tergeletak hanya ditutupi kain tanpa pakaian yang pantas. “Saya berusaha, bagaimanapun caranya saya harus dapat pakaian untuk jenazah ini,” tuturnya.

Nama Domi sudah tak asing bagi warga Keuskupan Maumere. Meski berstatus karyawan RSUD di Kota Maumere, jasanya juga dipakai sampai ke desa-desa. “Jam berapapun, tengah malam sekalipun, jauh di manapun saya tidak pernah tolak untuk bantu keluarga untuk mengurus jenazah,” ujarnya.

Di luar jenazah pasien RS tempat ia bekerja, masyarakat yang membutuhkan jasanya akan langsung menghubunginya, bahkan ada yang langsung menjemput di kediaman. Interaksinya dengan orang yang sudah meninggal membuatnya merasa “cocok” dengan karya itu.

Suatu kali, salah seorang tokoh masyarakat, yang juga dikenal sebagai pendoa yang membantu kesembuhan masyarakat Kabupaten Sikka, meninggal. Karena banyak masyarakat, pemimpin daerah, dan kaum berjubah yang mengunjungi, jenazah baru siap dimandikan empat jam setelah menghembuskan napas terakhir.

Sekitar pukul 23.00, jenazah sudah sangat kaku. Sulit sekali untuk mengenakan pakaian. Segala cara telah dicoba. Mulai dari bisikan keluarga dan para pejabat hingga doa-doa dari biarawan-biarawati, namun jenazahnya tetap tak merespons. “Saya lalu berdoa dalam hati: Tuhan, semoga saya punya tangan bisa Engkau pakai untuk menyentuh dia,” kisahnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here