Internet dan Media Sosial Dapat Menjadi Tanda Kehadiran Allah

280
Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC memberi sambutan. [HIDUP/Hasiholan Siagian]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Industri 4.0 menjadi sorotan utama para pembicara dalam Seminar Nasional “Memperkokoh NKRI melalui Media Sosial,” pada hari pertama Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) di Makassar, Senin, 27/5, di Aula Aula St Fransiskus Asisi, Keuskupan Agung Makassar. Namun, para pembicara menganjurkan untuk tetap bijaksana dan pintar dalam menggunakan internet dan media sosial (medsos) yang mewarnai era industri 4.0 ini.

Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informasi Niken Widiastuti, pembicara pertama, mengatakan perkembangan teknologi informasi seperti pisau bermata dua, bisa menjadi baik atau buruk, tergantung bagaimana setiap orang menggunakannya. “Namun, saya berharap media sosial tak hanya meningkatkan persahabatan sosial tetapi juga persaudaraan sosial dalam kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” himbaunya kepada para peserta seminar yang dihadiri lebih dari tiga ratus kalangan generasi milenial dari Kota Makassar.

“Kita harus bersama-sama menangkal hoaks, ujaran kebencian dan konten yang bertentangan dengan Pancasila. Pembatasan sementara media sosial kemarin adalah salah satu cara kita untuk menghindari bangsa ini dari bahaya yang lebih besar, demi keutuhan NKRI,” tambah Niken.

Hal yang sama ditegaskan Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Antonius Subianto Bunjamin. “Jika media sosial di tangan orang yang salah akan dapat membahayakan dan mengancam NKRI. Namun sebaliknya jika media sosial di tangan orang yang benar maka ia akan memperkokoh NKRI,” ujar Mgr Antonius.

Di bagian lain uraiannya, Mgr Antonius mengatakan bahwa untuk menghadapi industri 4.0, kita diundang untuk melakukan perubahan heartset, yakni menyiapkan hati sesuai dengan panggilan kita sebagai orang Kristiani.

“Tanpa perubahan mentalitas, jangan sampai Industri 4.0 yang dianggap menjadi ‘mesias’ justru berbalik menjadi bumerang bagaikan ‘firaun’ yang memperbudak manusia hingga orang memperlakukan sesamanya seperti barang atau binatang,” tambah Uskup Bandung tersebut.

Sementara itu, Prof Eko Indrajit mengatakan, “Internet dan media sosial dapat menjadi tanda kehadiran Tuhan yang sangat dekat dengan umatNya, tinggal bagaimana kita menggunakannya. Apa yang diinginkan oleh teknologi belum tentu baik secara moral. Maka bijaksana dan pintarlah bermedia sosial,” imbau anggota Badan Pengurus Komisi Sosial (Komsos) KWI ini. Seminar ini merupakan kerja sama antara Komisi Komsos KWI dan Kominfo.

Hasiholan Siagian (Makassar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here