Momen Memperkokoh Kebersamaan

85
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Saudara-saudari kita umat Muslim akan merayakan Idul Fitri (Lebaran) pada tanggal 5-6 Juni 2018 ini. Sebagai media yang pembaca utamanya adalah umat Katolik, dari lubuk hati yang paling dalam, kita menyampaikan ucapan “Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir Batin” kepada seluruh saudara-saudari kami umat Muslim.

Kita tahu, untuk sampai ke puncak perayaan hari yang fitri tersebut, umat Muslim telah menjalani masa puasa yang panjang. Sebagaimana dalam tradisi puasa umat Katolik, inti masa puasa tidak sekadar kemampuan menahan diri dari lapar dan haus namun yang lebih utama, bagaimana mendekatkan diri kepada Allah. Di banyak tempat, digelar acara berbuka puasa bersama. Umat beragama lain ikut mencicipi makanan dan minuman dalam suasana penuh persaudaraan. Momen kebersamaan yang sangat dibutuhkan bangsa kita saat ini pasca Pilpres/Pileg dan pengumunan hasil penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei 2019.

Maka, perayaan Lebaran tahun ini menjadi kesinambungan dari momen-momen kebersamaan yang dirajut dan dialami selama masa puasa lalu. Kita kembali kepada upaya kita memperkokoh kebersamaan kita yang sempat terkoyak selama masa kampanye, pasca pencoblosan, dan pengumuman hasil pemilu lalu.

Tanggungjawab kita, pemerintah dan kalangan masyarakat sipil, untuk terus mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Pilihan politik kemarin boleh berbeda tetapi setelahnya kita tetap bersatu untuk menatap ke depan, menyongsong harapan, dan membangun negeri ini ke arah yang lebih baik. Keterkoyakan yang sempat terjadi harus segera dipulihkan. Perayaan Lebaran ini menjadi salah satu momentum yang tidak boleh disiasiakan. Diharapkan sikap proaktif dari semua elemen masyarakat.

Bangsa kita saat ini menghadapi rintangan yang tidak ringan. Benih-benih radikalisme dan intoleransi belakangan ini kian menyeruak di permukaan. Tak jarang kita mendapat berita bahwa kepolisian kita menangkap atau membongkar kelompok atau sel-sel teroris yang menyusup di tengah masyarakat. Benih-benih intolerasni dan radikalisme pun telah menyusup ke dalam dunia pendidikan kita, mulai dari pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi.

Pengaruh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (internet dan media sosial) yang demikian pesat ditengarai turut mengaduk-aduk kondisi sosial ini. Ujaran kebencian, fitnah, dan hoaks yang disebarkan melalui media sosial sangat berbahaya bagi upaya kita menjalin persaudaraan sesama anak bangsa ke depan.

Kita berharap, tokoh masyarakat dan tokoh agama lebih proaktif pula untuk terjun ke tengah umat. Sebuah hasil penelitian menunjukkan, tokoh agama menempati posisi teratas sebagai pihak yang paling dipercaya masyarakat untuk menerima atau menolak suatu himbauan.

Dan, umat Katolik sebagai kawanan kecil di tengah kawanan besar di negeri ini didorong untuk terus bergerak mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan kita masing-masing. Momen Lebaran ini, salah satunya.

HIDUP NO.23 2019, 9 Juni 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here