Kabar Gembira di Tengah Krisis Lingkungan

1353
Para peserta Temu Karya Komisi Kerasulan Kitab Suci Regio Jawa.
[Dok.Pribadi]
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Tahun 2019 ini, kepedulian terhadap krisis lingkungan menjadi tema dasar untuk merenungkan Bulan Kitab Suci Nasional.

Komisi Karya Kerasulan Kitab Suci (Komisi K3S) Regio Jawa mengadakan pertemuan tahunan di Rumah Pastoral Hening Griya, Baturraden, Purwokerto, Jawa Tengah, 2-5/5. Pertemuan dibuka dengan Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Uskup Purwokerto, Mgr Christoporus Tri Harsono.

Tahun ini, tema yang diangkat dalam temu karya ini adalah, “Mewartakan Kabar Gembira di Tengah Krisis Lingkungan Hidup”. Berkaca dari tema ini, Mgr Tri mengatakan tak bisa dipungkiri bahwa lingkungan hidup berada dalam situasi memprihatinkan. Di mana-mana, isu lingkungan hidup terus digaungkan sebagai bentuk keprihatinan, tetapi tetap saja belum banyak yang berubah.

Kelalaian Manusia
Mgr Tri mengungkapkan kegembiraannya atas kehadiran utusan dari masing-masing keuskupan di Regio Jawa yang memiliki rasa kepedulian terhadap alam semesta. Ia mengatakan partisipasi di tempat ini untuk bersama-sama membahas berbagi program kerja dan mematangkan bahan pendalaman Kitab Suci untuk tahun 2019. “Semoga Karya Kerasulan Kitab Suci orang Katolik semakin menjadi daya ubah yang lebih baik seperti kisah-kisah dalam Kitab Suci yang selalu diciptakan penuh dengan kebaikan,” ujarnya.

Pada hari kedua, para peserta mengikuti aktivitas outing ke Kampung Laut, Cilacap. Di tempat ini, para peserta diajak untuk melihat langsung wilayah pelayanan Pastor Charles Patrick Edward Burrows OMI, atau yang sering dipanggil Pastor Carolus yang sudah tiga dekade melayani di sana.

Di Kampung Laut, para peserta dapat menyaksikan wilayah yang dulunya berupa rawa-rawa yang terpisah dari daratan kini telah “disulap” menyatu dengan daratan. Selama kurun waktu kehadiran, Pastor Carolus bersama para penduduk Kampung Laut mengupayakan kemajuan kehidupan ekonomi dengan membuka ribuan hektar persawahan. Selain itu, mereka juga memanfaatkan sedimentasi tanah yang terbawa banjir.

Melihat situasi ini, para peserta merasakan begitu berartinya merawat dan menjaga lingkungan hidup. “Bersahabat dengan lingkungan selalu mendatangkan kebahagiaan bagi manusia. Alam akan selalu mengerti kehidupan manusia bila ada panggilan untuk mau merawatnya,” ujar seorang peserta.

Di hari ketiga, Pastor Martin Harum OFM tampil sebagai pembicara. Ia menyampaikan data-data ilmiah krisis lingkungan hidup yang terjadi di bumi akibat ulah manusia. Selain itu, kisah-kisah dari Kitab Suci yang bisa dijadikan bahan pendalaman di Bulan Kitab Suci 2019 ini. “Banyak data mengungkapkan bahwa krisis lingkungan ini terjadi karena kelalaian manusia. Kita terlalu lama tertidur dan membiarkan alam menjadi rusak karena ulah sebagian kita,” ujar Pastor Martin.

Di hari terakhir, para peserta sharing tentang pengalaman di keuskupan masing-masing khususnya pengalaman pendalaman Bulan Kitab Suci tahun 2018. Apa saja kemajuan dan tantangan yang dihadapi. Kegiatan ini ditutup dengan Misa Bersama.

Paulus Widiantoro (Purwokerto)

HIDUP NO.21 2019, 26 Mei 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here