Inspirasi bagi Katekis

397
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Kabar baik tentunya menjadi hal yang menyenangkan dan membawa suka cita kepada siapa saja yang mendapatkannya. Kabar baik ini pasti dapat melahirkan perasaan bahagia yang mendalam dalam hati setiap orang. Lalu, siapakah yang akan menyampaikan pesan atau kabar suka cita ini sendiri? Mewartakan kabar baik bukanlah hal yang mudah. Seseorang diberikan kepercayaan untuk dapat meneruskan suatu kabar dari si empunya kabar.

Pewarta kabar baik sekiranya mengalami kebaikan terlebih dahulu dalam hidupnya. Sesorang tidak mungkin memberikan kabar sukacita, jika dirinya sendiri saja tidak mengalami suka cita. Pun demikian kabar suka cita Allah. Seorang pewarta atau katekis adalah pribadi yang terpanggil secara khusus untuk mewartakan kabar suka cita Injil. Setiap orang yang mendapatkan rahmat babtisan dipanggil menjadi pewarta atau saksi Kristus.

Dewasa ini manusia dihadapkan pada persoalan-persoalan yang semakin kompleks. Pergeseran nilai-nilai kehidupan juga mempengaruhi pada tindakan yang diambil oleh seseorang. Sikap hidup yang dilandaskan dengan kasih pun mulai rapuh. Terlebih lagi di zaman millennial ini. Anak muda dijejali dengan begitu banyak informasi, yang jika tidak didampingi dan diarahkan dengan baik, maka akan berdampak negatif pada perkembangan iman dan kepribadiannya.

Katekis zaman now ditantang menghadirkan Gereja yang mampu mendengarkan dan menciptakan suasana Gereja yang nyaman bagi setiap pribadi yang membutuhkan penghiburan dan pengharapan. Seperti kata Paus Fransiskus: The church should be a home for them. Penting bagi seorang pewarta atau katekis untuk menyadari relasi yang intim antara dirinya dengan Allah. Dengan menyadari relasi ini, seorang katekis akan menyadari potensi, kekuatan, dan kelemahan dirinya di hadapan Allah, bahwa ia berkarya atas campur tangan dan kekuatan Allah.

Buku terbitan OBOR ini, hadir memberikan inspirasi untuk para katekis “zaman now”. Dalam buku ini dimuat kisah-kisah dari beberapa penggiat kabar baik dengan pengalaman mereka masing-masing. Salah satu yang paling sering ditemukan dan dikemukakan dalam barisan kalimat di buku ini adalah pengalaman mengikuti retret.

Buku ini terdiri dari 15 kisah yang dibagikan dari pengalaman 15 orang yang berbeda. Masing-masing selain bercerita pengalamannya, juga memberikan pandangan dalam pewartaannya. Pewartaan mereka ini tidak semata-mata mencari popularitas diri, tetapi demi kemuliaan Tuhan supaya banyak orang mengalami kekuatan dan penghiburan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Kumpulan sharing dan refleksi tentang bagaimana menjadi pewarta kekinian dipaparkan dengan maksud memicu para katekis di zaman milenial ini semakin mampu dan kreatif merancang, melaksanakan, dan memperbarui terus-menerus proses pewartaan yang sesuai bagi umat beriman zaman sekarang.

Judul : Menjadi Pewarta Kabar Baik di Tengah Perbedaan
Editor : Kanisius Komsiah Dadi
Penerbit : OBOR, 2019
Tebal : xi + 136 halaman

Marchella A. Vieba

HIDUP NO.23 2019, 9 Juni 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here