Knight of Columbus : Jati Diri Pria Katolik

583
Beberapa anggota Knights of Columbus.
[Dok.denvercatholic.org]
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – The Knights of Columbus adalah organisasi pelayanan persaudaraan Katolik terbesar di dunia. Mereka membuat suara Tuhan terdengar di mana-mana.

Hembusan angin panas yang dipengaruhi iklim Mediterania perlahan membuat semua orang merasa gerah. Belum lagi, tiupan angin yang membawa debu pasir semakin mengaburkan pandangan mata. Bulan Juni menjadi bulan terpanas di Afganistan. Banyak prajurit, khususnya mereka yang terbiasa dengan iklim empat musim, merasa sulit untuk menyesuaikan diri dengan suhu yang ada.

Di tengah pergulatan dengan teriknya matahari, terlihat bangunan sederhana. Sebuah kapel berwarna kuning gading berdiri di tengah suasana gersang telah menjadi pengisi kekosongan bagi pasukan Amerika Serikat (AS) yang bertugas.

Kapel yang berlokasi di dekat Gardez, Afganistan ini adalah satu-satunya tempat oase rohani bagi para prajurit yang ditempatkan di pos militer Advising Platform Lightning (AP Lightning). AP Lightning adalah rumah bagi Pasukan Satuan Tugas AS di wilayah Tenggara Afganistan.

Kisah keberadaan kapel itu bermula saat seorang Perwira Angkatan Darat AS, Kolonel Walsh dan beberapa anggota Knight of Columbus (KOC) merombak ruang kantor lama di pangkalan itu menjadi tempat ibadah. Sejak itu, kapel digunakan tidak hanya untuk umat Katolik, tetapi juga untuk denominasi Kristen lainnya. Tempat ibadah tersebut dinamai Kapel Resolute Faith.

Awal Mula
Lahirnya Kapel di Gardez itu hanya satu kisah karya KOC. Lahir sejak 29 Maret 1882, KOC kini menjelma sebagai sebuah kelompok kategorial terbesar di dunia.

Pada akhir abad ke-19, negara bagian AS, Connecticut ditandai oleh peningkatan gelombang ketertarikan masyarakat atas manfaat dari organisasi persaudaraan dibarengi dengan permusuhan terhadap imigran Katolik. Umat Katolik secara teratur dikeluarkan dari serikat buruh, dan organisasi lain yang menyediakan layanan sosial.

Kondisi kerja yang berbahaya di pabrik, membuat banyak keluarga kehilangan tulang punggung. Menyadari kebutuhan vital dan praktis, Pastor Michael J. McGivney (kini telah diangkat menjadi venerabilis) mengumpulkan sekelompok pria di Paroki St Maria New Heaven, Connecticut pada tanggal 2 Oktober 1881. Saat itu, Pastor Michael berusia 29 tahun. ia mengusulkan untuk mendirikan sebuah organisasi awam yang bertujuan untuk mencegah umat Katolik memasuki perkumpulan rahasia yang bertentangan dengan ajaran Gereja.

Pastor Michael beranggapan, lewat organisasi ini, ia mendorong umat untuk bangga dengan warisan Amerika-Katolik. Ia juga bermimpi untuk menyatukan umat Katolik, selain juga untuk menyediakan bantuan bagi keluarga yang anggotanya meninggal.

Sebagai seorang pastor paroki di sebuah komunitas imigran, Pastor Michael menyaksikan hal buruk yang bisa terjadi pada sebuah keluarga ketika pencari nafkah meninggal. Ia ingin memberikan asuransi untuk merawat para janda dan anak yatim yang ditinggalkan. Hal ini timbul karena ia pernah merasakannya.

Sebagai simbol kesetiaan kepada negara yang juga tidak bertentangan dengan kesetiaan pada keyakinan iman Katolik, anggota organisasi mengambil nama Christopher Columbus sebagai pelindung. Columbus, penemu benua Amerika, diakui sebagai umat Katolik. Pemilihan nama pelindung ini adalah bagian dari upaya menjembatani pemisahan antara pendiri KOC Katolik-Irlandia dan imigran Katolik dari negara lain yang tinggal di Connecticut.

Pada tahun 1882, KOC terpilih sebagai petugas layanan sosial di bulan Februari dan secara resmi mengambil status organisasi berbadan hukum pada 29 Maret. Ksatria menjadi sebutan bagi para anggotanya. Penamaan “ksatria” adalah murni persaudaraan dan tidak setara dengan penghargaan yang berdaulat. Karena itu, KOC tidak berpangkat seperti Chevalier, Komandan Ordo Makam Suci, Ordo Malta, Ordo St. Gregorius Agung, atau kelompok militer lainnya.

Tak sampai di situ, Pastor Michael langsung mengirimkan permohonan perekrutan anggota kepada keuskupan. Ia mengalamatkan permohonan itu kepada rekan-rekan imam lainnya. Meskipun dewan pertama semuanya berasal dari Connecticut, KOC dengan cepat menyebar ke seluruh New England dan ke seluruh Amerika Serikat pada tahun berikutnya.

Banyak pria Katolik tertarik kepada KOC. Mereka tertarik karena tujuannya yang menekankan pada melayani Gereja, komunitas, dan keluarga. Surat kabar The Columbiad menulis pada tahun 1898 tentang Edward L Hearn, sebelum ia terpilih sebagai Ksatria tertinggi, “Seorang Ksatria harus hidup sesuai dengan kebajikan kesetiaan, amal, kesopanan, serta penyangkalan diri dan penghormatan yang cermat terhadap martabat manusia.”

Berturut-turut pada tahun 1885 dan 1900, KOC menambahkan prinsip amal dan persatuan Ksatria. Mereka menambahkan frasa “di bawah Tuhan” dimasukkan dalam janji kesetiaan. Janji ini untuk menanggapi ancaman Komunis. Saat berkecamuk Perang Cristero di Meksiko (1926-1929) KOC juga berperan melindungi para korban. Jejak mereka juga terlihat dalam perlawanan terhadap serangan Ku Klux Klan.

Hingga kini dengan keanggotannya yang terbatas hanya untuk pria Katolik berusia 18 tahun atau lebih, KOC sudah memiliki sekitar 1,7 juta anggota di sekitar 14 ribu dewan, yang tersebar tidak hanya di AS, namun Kanada, Meksiko, Karibia, Amerika Tengah, Filipina, Guam, Saipan, Jepang, Kuba, dan yang terbaru di Polandia.

Semangat Amal Bakti
Melaksanakan amal bakti telah menjadi prinsip pertama KOC. Tahun 2017 menjadi tahun rekor bagi KOC. Di tahun itu, mereka mampu mengumpulkan sumbangan sebesar 185,6 juta dolar AS. Mereka juga mencatat 75,6 juta jam pelayanan di seluruh dunia. Kini, pertumbuhan keanggotaan terus berjalan selama dua dekade terakhir. Atas prestasi ini, Carl Anderson pun berkata, “Kami adalah pria Katolik dan pria beramal,” ungkap Ksatria Tertinggi KOC ini.

Carl melanjutkan, kegiatan amal KOC mencakup berbagai proyek lokal, nasional, dan internasional yang hampir tak terbatas. Badan amal KOC salah satunya meliputi Dana Bantuan Pengungsi Kristen. Lewat karya ini mereka menyalurkan bantuan bagi pengungsi di seluruh dunia. KOC juga membantu ribuan seminari menyediakan dana bagi formasi calon imam.

KOC merespon bencana alam dengan menyediakan asuransi gratis untuk menyelamatkan anak-anak yang belum lahir. Mereka juga bermitra dengan badan amal internasional termasuk Special Olimpic Comitte, Misi Kursi Roda Global, dan Habitat for Humanity. Khusus bagi para prajurit dari seluruh dunia, KOC memberikan fasilitas program Warriors to Lourdes. Program ini diperuntukkan bagi para veteran dan parjurit aktif yang mau mengikuti Ziarah Militer Internasional.

Kontribusi yang telah dilakukan oleh K0C tidak pada dunia saja, tetapi juga diranah Gereja. Para Ksatria KOC kini juga mendanai pemeliharaan Basilika Santo Petrus Vatikan. Melalui inisiatif membangun gereja lokal, para Ksatria dan keluarganya memiliki kesempatan lebih besar untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang memperdalam iman, mempromosikan Evangelisasi Baru, dan memperkuat pelayanan paroki. Program ini bukan hanya membantu mereka yang membutuhkan, tetapi juga dapat menjangkau tetangga yang dilakukan setiap hari. “Kami menjawab panggilan Paus Fransikus untuk pergi ke pinggiran,” tandas Carl.

Felicia Permata Hanggu

HIDUP NO.27 2019, 7 Juli 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here