Untuk Bangsa dan Gereja

262
2/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Menyambut hari Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 5 Oktober 2019 ini, selain kita secara khusus mendoakan para serdadu kita, kita hendak mengenal lebih jauh geliat umat Katolik di lingkungan TNI dan Kepolisian (Polri). Kita tahu, sebagaimana di semua bidang kehidupan lain, umat Katolik juga hadir di bidang pertahanan dan keamanan; ada yang menjadi prajurit TNI dan Polri, sejak awal keberadaan negeri ini.

Umat Katolik di lingkungan TNI dan Polri ini digembalakan seorang uskup dalam satu keuskupan yang dalam bahasa Latin disebut Ordinariatus Castrensis Indonesia (OCI). Saat ini jabatan ini diemban oleh Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo. Baru saja Mgr Suharyo diangkat Paus Fransiskus menjadi kardinal (1/9) dan akan dilantik pada hari Sabtu, 5 Oktober 2019 di Vatikan bersama dengan sejumlah kardinal yang baru dipilih.

Tidak ada yang kebetulan. Pada tahun ini, Mgr Suharyo telah mengangkat seorang imam diosesan menjadi Wakil Uskup untuk kalangan TNI dan Polri. Dia adalah Pastor Yoseph Maria Marcelinus Bintoro atau disapa Pastor Bintoro. Dengan menjadi kardinal, Mgr Suharyo mendapat tambahan tugas untuk Gereja Indonesia, di samping saat ini menjabat Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) periode ketiga.

Dalam wawancara khusus dengan majalah ini, Pastor Bintoro mengatakan, Gereja mengangkat seorang wakil uskup yang secara penuh melayani seluruh umat Katolik di lingkungan TNI dan Polri dari Sabang sampai Merauke. Pastor Bintoro sendiri adalah seorang tantara aktif dengan pangkat Letnan Kolonel TNI Angkatan Udara. Tentu ia tidak sendirian. Ia dibantu oleh sejumlah imam yang selama ini dikaryakan oleh masing-masing keuskupan untuk memberikan pelayanan pastoral kepada umat Katolik di lingkungan TNI dan Polri; entah melalui wadah pusat pembinaan mental, pusat pembinaan rohani, atau paroki (pastoran).

Pelayanan pastoral di lingkungan TNI dan Polri, kendati secara umum sama dengan pelayanan umat lain, memiliki sesuatu yang berbeda (baca: unik). Keunikan itu terkait dengan status para prajurit TNI dan Polri, baik prajurit rendah, menengah, dan tinggi. TNI memiliki Sapta Marga, Polri memiliki Tribrata dan Catur Prasetya. Sumpah setia inilah yang menjadi pegangan dan panduan mereka dalam tugas mereka. Mereka harus siap mempertaruhkan nyawa mereka untuk bangsa dan negara.

Kehadiran (hierarki) Gereja di kalangan umat Katolik TNI dan Polri memiliki arti tersendiri dalam rangka penguatan Sapta Marga dan Tribrata di atas. Gereja hadir memberikan makna yang lebih mendalam. Tidak sekadar setia pada bangsa dan negara. Mereka harus menjadi garam dan terang seberat apapun medan karya mereka. Para pahlawan yang berasal dari kalangan Katolik hingga saat ini berlatarbelakang tantara. Mereka telah membuktikan, baptisan (salib) mereka mengandung makna totalitas pengabdian dan pelayanan untuk bangsa dan Gereja, tanpa batas.

HIDUP NO.39 2019, 29 September 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here