Kisah Perselingkuhan Gomer

4381
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Dalam Kitab Hosea, kenapa digambarkan istrinya yang selingkuh, kenapa bukan Hosea saja? Apakah akan berbeda esensinya jika dikisahkan lelaki yang berselingkuh?

Aloysia K, Ambon, Maluku

Kisah Nabi Hosea merupakan kisah yang menarik dan unik dalam . Kitab ini sendiri merupakan kitab pertama dari kitab 12 nabi-nabi. Kisah Nabi Hosea berlatarbelakang pada masa pemerintahan Yerobeam II (c. 786-746 SM). Mengapa kisah Hosea menggambarkan cerita perselingkuhan istri Hosea? Memahami hal ini perlu memahami tujuan kitab ini ditulis.

Nama “Hosea” sendiri berarti “keselamatan”. Maka, Kitab Hosea ini ditulis dengan memberikan gambaran Gomer, seorang sundal dinikahi oleh Hosea atas permintaan Tuhan kepada Hosea: “Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi Tuhan” (Hos 1:2). Tentu, ini sebuah hal yang tidak umum karena biasanya laki-laki yang selingkuh. Namun, secara jelas bahwa persundalan terjadi oleh seorang perempuan. Ini merupakan metafora Allah yang adalah suami yang setia digambarkan dalam diri Hosea, dan Israel adalah istri yang tidak setia itu.

Kitab Hosea sesungguhnya suatu kisah yang hendak menyadarkan orang Israel akan makna kesetiaan. Secara jelas disampaikan dalam Kitab Hosea bahwa bangsa Israel memuja berhala, menjauhi Allah dan menekan orang-orang miskin (Bab 4-14), seperti “mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan, dan penumpahan darah menyusul penumpuan darah” (4:2). Perbuatan Israel inilah yang kemudian ditunjukkan oleh Hosea dengan istrinya, Gomer. Secara jelas digambarkan, bahwa Gomer adalah seorang pelacur yang dinikahi oleh Hosea. Pernikahan ini melahirkan tiga anak. Satu anak hasil pernikahan dengan Hosea, bernama Yisrel, dan dua anak, hasil hubungan Gomer dengan pria-pria lain, bernama Lo-Ruhama, yang berarti “Allah tidak lagi menyayangi lagi kaum Israel, dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka” (1:6); dan Lo-Ami, yang berarti “Israel bukan umat Tuhan, dan Allah bukan Allah Israel”(1:9).

Kitab Hosea ini benar-benar Kitab yang profetis, kitab yang ingin meminta pada bangsa Israel, “Istri yang sundal”, yang dicintai Allah untuk kembali kepada-Nya. Allah tidak henti-hentinya mengingatkan kepada bangsa Israel melalui Hosea, supaya ingat apa yang dilakukan oleh Allah kepada bangsa Israel.

Allah melalui Hosea memberikan gambaran bahwa Allah mau menyadarkan bangsa-Nya meskipun sebenarnya dosa mereka tidak bisa lagi dimaafkan. Namun, Allah itu sungguh mencintai bangsa Israel, umat pilihan-Nya. Allah mengendaki supaya bangsa Israel kembali kepada-Nya.

Allah mengingatkan bangsa ini bilamana terus tidak setia, yaitu mereka akan dibinasakan. Mereka akan merasakan kelaparan karena akan ada kekeringan di negeri mereka. Namun, Allah tidak membiarkan bangsa Israel ini hancur. Allah berjanji bila bangsa Israel bertobat, maka Allah memberikan pengampunan kepada mereka. Allah memang murka kepada bangsa Israel ini tetapi jika mereka sungguh bertobat maka Allah tidak akan membiarkan mereka menderita.

Dari kesemuanya ini, hal yang paling penting dalam Kitab Hosea ini adalah Hosea menjadi gambaran Allah yang setia terhadap bangsa Israel. Hosea, sebagai wakil Allah, mau meminta supaya bangsa yang sundal itu, untuk menjadi bijaksana, selalu ingat apa yang dilakukan oleh Tuhan sendiri: “Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ” (14:9). Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini. Siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.

Pastor Yohanes Benny Suwito

HIDUP NO.40 2019, 6 Oktober 2019

1 COMMENT

  1. Dalam bacaan Injil hari ini 29 Desember 2019, Mat 2:23 ‘….Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.’ Nabi siapa atau kitab apa yang menyebutkan hal tersebut?

Leave a Reply to Eddi Nugroho Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here