Pastor Ignatius Joko Purnomo, O.Carm : Supaya Data Bisa Bicara

529
Pastor Ignatius Joko Purnomo, OCarm.
[HIDUP/Yusti H. Wuarmanuk]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Keuskupan Malang, Jawa Timur, merasakan perlunya detail data umat menjadi kebutuhan dasar dalam berpastoral.

Keuskupan Malang tidak mau ketinggalan dari keuskupan lain yang telah menggunakan jasa BIDUK. Untuk itu, tanggal 8-9 Oktober 2019 diadakan sosialisasi, dilanjutkan dengan pelatihan dan grand launching tanggal 15-17 November 2019. Nah, sejauh mana BIDUK mampu menjawab kebutuhan dan sesuai dengan arah dasar pastoral Keuskupan Malang? HIDUP bincang-bincang dengan Sekretaris Keuskupan Malang, Pastor Ignatius Joko Purnomo, O.Carm. Berikut petikannya:

Selama ini, bagaimana proses pendataan umat?

Dilakukan melalui lingkungan atau stasi dengan mengisi form yang kami sediakan. Proses pengumpulannya dengan beberapa model. Ada paroki sentralisasi, yaitu data yang terkumpul dientri oleh staf sekretariat paroki. Ada paroki model desentralisasi, yaitu data dientri tim data umat di tiap lingkungan lalu digabung oleh staf sekretariat paroki. Kemudian tim data umat paroki mengirimkan data umat paroki tersebut ke sekretariat atau tim data umat keuskupan.

Apakah BIDUK menjadi program baru satu-satunya yang beroperasi di Keuskupan Malang?

Sejak 2003, kami telah memikirkan dan mencoba membuat komputerisasi data umat. Untuk itu diadakan pelatihan dan install program bagi para staf sekretariat paroki se-keuskupan. Dalam perjalanan waktu, program komputerisasi itu, ada yang dijalankan oleh paroki dan ada yang tidak dengan beberapa alasan misalnya program macet, tidak ada tenaga entri data, tidak ada komputer, dan sebagainya. Tahun 2014 dalam Rapat Kerja pastores dipresentasikan tiga program komputerisasi data umat paroki, yaitu Lawang, Lodalem, dan Lumajang. Sejak saat itu, paroki disuruh memilih dari tiga program tersebut untuk komputerisasi dan berjalan selama tiga tahun kemudian dievaluasi pada pertemuan tahunan 2016. Evaluasi menghasilkan perlu satu program yang sama di seluruh paroki. Pada Raker pastores 2017 diumumkan oleh bapak uskup bahwa seluruh paroki menggunakan program Database Umat Katolik (DUK) yang selama ini digunakan Lawang. Selanjutnya Keuskupan Malang membentuk tim data umat paroki yang bertugas mendampingi, memantau, dan membantu teknis serta berkunjung ke paroki-paroki untuk sosialiasi.

Bagaimana proses peralihan dari DUK menjadi BIDUK?

Berdasarkan hasil kunjungan dan inventarisasi persoalan di lapangan maka diadakan pelatihan bersama. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, Keuskupan Malang mendapatkan undangan dari Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo untuk bersama-sama menggunakan BIDUK. Tawaran tersebut ditanggapi Bapa Uskup, Mgr. Pidyarto. Proses ini direalisasikan dengan mengadakan sosialisasi BIDUK Nusantara
oleh tim BIDUK KAJ tanggal 8-9 Oktober 2019, dilanjutkan dengan pelatihan dan grand launching 15-17 November 2019.

Melihat proses ini, apakah pastoral berbasis data sangat penting?

Pastoral berbasis data sudah menjadi wacana dan model cara berpastoral. Seiring dengan program komputerisasi ini, keuskupan bekerjasama dengan para ahli dan praktisi yang bisa membaca data supaya data bisa bicara dan berfungsi sebagai dasar pastoral paroki dan keuskupan. Beberapa paroki sudah mulai bisa merasakan manfaat itu, misalnya bisa dengan mudah mengetahui jumlah anak untuk pastoral usia dini, jumlah lansia untuk kegiatan lansia paroki, Misa pembaharuan janji perkawinan berdasar data HUT umat. Pada tingkat keuskupan paling tidak dengan data tersebut keuskupan dapat memiliki gambaran yang lebih baik tentang kondisi dan situasi umat keuskupan, dan dengan data tersebut dapat menetapkan kebijakan dan arah pastoral yang lebih baik pula.

Apakah sentralisasi dan standarisasi data sudah sesuai arah dasar Keuskupan Malang?

Gereja Keuskupan Malang menyadari dirinya sebagai persekutuan (communion). Sebagai persekutuan umat Allah, umat Keuskupan Malang berusaha membentuk dirinya menjadi Gereja yang semakin Injili yang dihayati dalam panca tugas Gereja, yakni: liturgi, pewartaan, persekutuan, pelayanan, dan kesaksian. Untuk mencapai tujuan tersebut, disadari sangat pentingnya pembinaan dan pendampingan secara berjenjang pada tingkat kelompok umur: Anak-anak, remaja, orang muda Katolik, dewasa muda, dewasa, dan lansia, dengan berbagai macam kebutuhan. Maka berpastoral berbasis data merupakan keharusan. BIDUK sangat membantu mewujudnyatakan visinya, yakni “Menjadi Gereja yang Semakin Injili.”

Yusti H. Wuarmanuk

HIDUP NO.50 2019, 15 Desember 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here