Bisnis dan Pelayanan Perlu Seimbang

223
Uskup Surabaya Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono bersama para pengurus pusat PUKAT Nasional.
[Dok. Panitia PUKAT]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Menjadi orang sukses itu bukan melulu soal uang dan kekayaan. Sukses sejatinya adalah menjadi pribadi yang bijaksana dan tetap setia kepada imannya.

Komunitas Profesional dan Usahawan Katolik (Pukat) Keuskupan Agung Makassar (KAM) mendapat kesempatan menjadi penyelenggara pertama kegiatan Orientasi Kepemimpinan, yang berlangsung di Hotel Mercure, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat-Minggu, 1-3/11. Kegiatan yang mengangkat tema, “Spritual, Persaudaraan dan Pelayanan,” diikuti para profesional dan usahawan Katolik beberapa kota. Kegiatan ini juga melibatkan beberapa komunitas seperti Kongregasi Suster SJMJ, Yayasan Paulus Makassar, Universitas Atma Jaya Makassar, dan Rumah Sakit Grestelina.

Kegiatan ini diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin Uskup Surabaya, Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono. Ia didampingi Moderator Pukat KAM, Pastor Yulius Malli. Dalam khotbahnya, Mgr. Sutikno mengingatkan para profesional dan usahawan Katolik untuk tetap setia pada imannya. Mgr. Sutikno menjelaskan, tidak mudah menjadi orang kaya Katolik, sebab ada ragam tantangan yang akan dihadapi. “Anda bisa membeli segalanya, tetapi tidak bisa membeli iman. Maka itu butuh kesetiaan iman, kepasrahan, dan tanggung jawab untuk merawat iman kita masing-masing,” harapnya.

Usai Ekaristi, Mgr. Sutikno didampingi Ketua Pukat KAM, Julius Yunus Tedja, Ketua Pukat Nasional, Robert Hadi, dan Ketua Dewan Pembina Pukat Nasional, Michael Utama, membuka secara resmi kegiatan ini. Acara pembukaan dimeriahkan oleh penampilan kesenian Rampak Gendang yang merupakan budaya khas Makassar. Acara ini dirangkai pula dengan penandatanganan kerja sama antara Pukat KAM dan Universitas Atma Jaya Makassar. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembekalan singkat tentang Pukat Nasional oleh Robert Hadi dan ditutup dengan sharing iman dari Alen Lokmanjaya sebagai Ketua Pukat Muda KAM.

Di hari kedua, kegiatan diawali dengan Ekaristi dipimpin Pastor Yulius Malli setelah itu ada talkshow bersama Mgr. Sutikno dan Pembina Pukat Nasional, Ferry Jusuf. Dalam pesannya, Mgr. Sutikno lagi-lagi mengingatkan peserta bahwa bisnis bukan hanya soal kapital atau modal. Ada banyak unsur yang menentukan keberhasilan suatu bisnis. “Maka itu, Pukat perlu membuat tradisi untuk melakukan pertemuan rutin diskusi atau bincang-bincang tentang usaha masing-masing dan perkembangan Gereja ke depan,” ujar Mgr. Sutikno.

Pada sesi kedua, Felix Ali Chendra, mengajak peserta melakukan refleksi tentang visi dan misi hidup mereka. Ia mengajak peserta agar dapat melihat kebaikan orang Katolik dan bukan sebaliknya melihat keburukannya. “Tentu saja, upaya untuk menghidupi pesan-pesan ini tidaklah mudah. Tidak jarang, para profesional dan usahawan mengalami kegagalan bahkan jatuh dalam dosa,” ujarnya.

Sementara pada sesi ketiga, Budi Sutedjo mengajak peserta untuk menerapkan nilai-nilai Kekristenan dalam pekerjaan dan usaha. Dosen Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta ini mengajak peserta untuk berefleksi, sejauh mana mereka menerapkan pola kepemimpinan Yesus. Ia menyebut, ada beberapa hal yang pantas diteladai dari Yesus. Pertama, berdoa setiap kali akan mengambil keputusan dan mendoakan semua orang, khususnya para staf yang dipimpinnya. Kedua, mengunjungi keluarga para staf, ketiga, mengajar para staf soal cara berpikir yang positif. Keempat, kesiapsediaan para profesional dan usahawan untuk membantu stafnya. Kelima, bersikap solider.

Setelah makan malam, acara diisi dengan sharing dari Marcus S. Linggo selaku Ketua Pukat Keuskupan Agung Jakarta. Dalam kesempatan itu, Marcus juga menyerahkan secara simbolis bantuan Pukat KAJ senilai 1.5 milyar kepada Seminari Menengah Petrus Claver melalui Pukat KAM.

Panitia Pelaksana PUKAT (Makassar)/Yusti H. Wuarmanuk

HIDUP NO.47 2019, 24 November 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here