Yudas Sabaggalet : Membawa Mentawai Semakin di Depan

222
Yudas Sabaggalet (kanan) saat menerima penghargaan tertib LHKPN dari KPK.
[Dok.Pribadi]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Banyak terobosan dilakukannya setelah dilantik menjadi bupati. Mentawai menjadi tempat pertama dibangunnya pembangkit listrik biomassa berbahan bambu pertama di Asia Pasifik.

Beberapa bulan sebelum masa jabatannya berakhir sebagai Wakil Bupati Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Yudas Subaggalet sebenarnya tak ingin maju dalam Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Kepulauan Mentawai. Namun semua berubah setelah Yudas beberapa kali bertemu dengan Uskup Padang, Mgr. Martinus Dogma Situmorang, OFMCap sebelum meninggal (19/10). Dalam perjumpaan itu, Yudas seakan dikuatkan untuk maju.

Alasan Yudas tidak maju sebenarnya bisa dipahami, ia tak punya cukup modal dana. “Ndak usahlah maju, kita tak punya uang,” begitu Yudas mengingat percakapannya dengan sang istri Rosmaida Sagurung. Namun dengan dana yang minim, ia pun mencalonkan diri sebagai Bupati Kepulauan Mentawai 2011-2017.

Yudas mengingat, di masa kampanye itu sedang musim duku, maka buah khas tropis itulah yang menjadi teman perjalanannya selama kampanye. Namun dalam kesederhanaan itu, ia terpilih menjadi Bupati Kepulauan Mentawai. “Duku itulah yang kami makan selama perjalanan di masa kampanye ini,” ujarnya mengingat.

Periode Kedua
Begitu terpilih, Yudas pun mengingat pesan sang uskup, dia adalah bupati untuk semua golongan, tidak hanya untuk umat Katolik saja. Namun tidak dapat dipungkiri, ia sangat merasakan, sebagai orang politik, kehadiran Gereja, kehadiran para imam dan uskup, sangat memberi warna dalam dirinya, saat menjalankan tugas sebagai pemimpin masyarakat. “Dengan ini saya harus menjaga nama baik Gereja, karena Gereja berada di belakang saya,” ujar Yudas.

Tak hanya sekali, pada Pilkada Kepulauan Mentawai 2017, Yudas kembali mencalonkan diri dan menang. Di periode kedua ini, dua kali Mentawai meraih penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai Pemerintah Tertib LHKPN tahun 2017 dan 2018. Dari semua kabupaten di Sumatera Barat, Kepulauan Mentawai menjadi satu-satunya yang menerima penghargaan ini.

Yudas meyakini, korupsi selalu melekat pada pola perilaku orang yang menjalankan pemerintahan itu. Artinya, seorang kepala daerah dalam menjalankan pemerintahannya sangat bergantung pada pemahamannya pada nilai kehidupan dan penilaiannya terhadap masyarakat. “Kalau seorang bupati berangkat dari mengumpulkan uang yang banyak untuk maju, dia pasti akan korupsi.”

Setelah menjadi bupati, Yudas tidak ikut campur dalam proyek-proyek. Semua proyek dijalankan sesuai dengan aturan yang ada. Ia percaya, saat seorang pemimpin daerah ikut campur dalam proyek, di sinilah akar masalah korupsi.

Yang Pertama
Di bawah kepemimpinan Yudas, Kepulauan Mentawai juga menerapkan e-budgeting. Kabupaten ini termasuk yang paling awal menggunakan manajemen anggaran ini di antara kabupaten-kabupaten lain di Indonesia. Di Provinsi Sumatera Barat, Kepulauan Mentawai menjadi yang pertama menggunakan sistem ini. “Bayangkanlah di Mentawai, di kampung, tapi kami menjadi yang pertama menggunakan sistem ini,” ujarnya.

Yudas mengatakan, semua pengawasan dan sistem anggaran di Kabupaten Mentawai dikerjakan secara elektronik. Mentawai juga membentuk Unit Layanan Pengaduan (ULP) dengan unit ini, maka masyarakat dapat mengawasi anggaran dan melaporkan apabila ada penyimpangan di dalamnya. “Di Sumatera, baru di Mentawai ini yang memiliki ULP,” katanya.

Sebagai bupati yang juga putra daerah, Yudas sangat memahami bagaimana masyarakat di daerah yang ia pimpin. Sejak Indonesia merdeka, ia mengakui perhatian untuk memajukan Mentawai oleh pemerintah pusat sangat kurang. Untuk itu, ia ingin menggunakan masa kepemimpinan ini untuk membangun sebanyak-banyaknya Mentawai. “Sekarang sebagai pemimpin dan orang Mentawai, kapan lah kita bisa membangun daerah ini, kalau bukan sekarang,” ujarnya.

Di tahun 2012, hanya ada enam Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Mentawai. Selama masa kepemimpinannya hingga kini, Yudas menambah jumlah itu hingga menjadi 24 SMP. Begitu juga dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) dari empat buah, Yudas menambah lagi sebanyak 11 sekolah.

Yudas menuturkan, pada awal ia memimpin Mentawai hanya ada Sembilan kilometer jalan aspal. Saat ini, daerah-daerah seperti Sipora, Siberut, Pagai Utara dan Pagai Selatan juga sudah dibangun jalan. Jalan-jalan ini sejak awal menjadi mimpi Yudas yang ingin membangun jalan Trans Mentawai.

Jalan ini memang dibutuhkan di Mentawai, apalagi menurut Yudas, Mentawai sedang mengembangkan sektor pariwisata. Ia menginginkan, wisata yang akan dikembangkan di Mentawai harus memberi perhatian juga pada budaya. Sehingga, lanjutnya, orang datang ke Mentawai tidak saja melihat keindahan alam, namun mengagumi juga kebudayaan Mentawai.

Satu lagi prestasi Mentawai dibawah kepemimpinan Yudas adalah dibangunnya pembangkit listrik tenaga biomassa berbasis bambu. Pembangkit semacam ini di Asia Pasifik baru pertama dibuat di Mentawai. “Ini yang paling membanggakan saya, Indonesia menjadi hebat di mata dunia dengan ini, dan yang menjadikan hebat adalah Mentawai,” ujarnya.

Anti Korupsi
Menjadi bupati selama dua periode bukan berarti tak ada godaan yang menghampiri. Ia menceritakan, pernah juga ada orang yang menawarinya sejumlah uang agar permohonannya mendapat proyek di Kabupaten Mentawai dikabulkan. Namun, Yudas masih bergeming. Ia tak mempan “disogok”. “Beberapa hari setelah pertemuan dengan orang itu, muncul berita di koran, katanya Bupati Mentawai itu sombong, bodoh dan lain-lain. Tapi saya tidak peduli soal itu,” ujar Yudas.

Sebenarnya, menurut Yudas, setiap orang yang berminat dapat saja mengajukan permohonan untuk mengerjakan proyek. Dengan sistem e-budgeting, proyek-proyek terbuka bagi perusahaan mana saja.

Yudas mengakui, sebagai pemimpin di Mentawai ia sangat berterima kasih kepada Gereja yang sudah sejak lama mendampingi rakyat Mentawai. “Saya selalu ingat pesan Bapak Uskup, jadilah bupati bukan hanya untuk orang Katolik, tapi untuk semua orang. Beliau berpesan, jadikanlah Mentawai ini surga untuk semua orang,” ujar Yudas.

Yudas Sabaggalet

TTL : Mentawai, Sumatra Barat, 24 Februari 1964
Istri : Rosmaida Sagurung
Anak : Katarina Sabaggalet, Ansgario Sabaggalet, Eulogius Sabaggalet

Pendidikan :
– SD St. Maria Muara Siberut, Mentawai
– SMP Yos Sudarso Padang
– SMA Don Bosco Padang
– S-1 Fakutas Ekonomi Universitas Bung Hatta Padang
– S-2 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang

Karier :
– Direktur Yayasan Citra Mandiri (YCM) Mentawai (1995-1996)
– Anggota DPRD Kepulauan Mentawai (2000-2004)
– Wakil Bupati Kepulauan Mentawai (2006-2011)
– Bupati Kepulauan Mentawai (2011-2016)
– Bupati Kepulauan Mentawai (2017-sekarang)

Organisasi :
– Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Mentawai (1988-1991)
– Ketua Presidium Eksternal PMKRI Cabang Padang (1991-1992)
– Ketua DPC PDKB Kepulauan Mentawai (1999-2004)
– Ketua DPC PDIP Kepulauan Mentawai (2008-2010)
– Penasihat ISKA Basis Mentawai (2013-sekarang)

Penghargaan :
– Pemerintah Tertib LHKPN dari KPK tahun 2017
– Pemerintah Tertib LHKPN dari KPK tahun 2018

Antonius E. Sugiyanto

HIDUP NO.51 2019, 22 Desember 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here