Minggu Sabda Allah Pertama

548
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Sebagai surat cinta dari-Nya, Kitab Suci membantu kita untuk memahami bahwa Tuhan ada di pihak kita.

Untuk pertama kalinya, Gereja Katolik sedunia
merayakan Hari Minggu Sabda Allah yang pertama,
Minggu, 26/1. Perayaan ini sekaligus menjadi penanda hari raya baru yang ditetapkan oleh Paus Fransiskus dalam Motu Proprio “Aperuit Illis”. Selanjutnya, Hari Minggu Sabda Allah akan dirayakan setiap tahun pada hari Minggu ketiga Masa Biasa. Perayaan ini didedikasikan untuk
pembelajaran, dan penyebaran Sabda Allah.

Para sarjana Kitab Suci di Amerika Serikat (AS)
menilai, penetapan hari khusus ini akan memperkuat keinginan umat Katolik untuk membaca Kitab Suci. Para cendekiawan mencatat,
agama Katolik diilhami oleh perayaan sakramental, maka seolah Kitab Suci mengambil urutan paling belakang dalam kehidupan menggereja. Hasil survei statistik oleh Pew Research pada tahun 2014 mendukung dugaan ini. Lebih dari 50 persen umat Katolik mengatakan jarang atau tidak pernah membaca Kitab Suci. Hal ini berbanding terbalik dengan umat Prostetan, di mana hanya sebesar 18 persen yang jarang membuka Kitab Suci. Salah satu penyebabnya, banyak umat Katolik merasa
takut membaca Kitab Suci. Umat khawatir salah
mengintrepretasikan isi Kitab Suci. Padahal, Kitab Suci adalah refleksi bersama Allah.

Upaya Gereja agar umat semakin rindu untuk membaca Kitab Suci semakin giat dilakukan. Bermula dari pujian Paus Pius XII dalam Ensinkliknya Divino Afflante Spiritu pada tahun 1943, tentang praktik kesalehan membaca Kitab Suci. Kemudian lebih dari dua dekade setelah itu, Konsili Vatikan II menghasilkan Dei Verbum yang memperkuat pesan Paus Pius XII kepada audiensi yang lebih luas. Tahun ini, Paus Fransiskus mengingatkan, Sabda Allah adalah surat cinta Tuhan.

Bapa Suci menegaskan kembali, bahwa mereka yang mengikuti Yesus harus membaca Kitab Suci setiap hari. Menjaga Injil tetap ada di ponsel, agar senantiasa terbuka untuk firman-Nya, dan bukan hanya datang kepada Tuhan dengan doa-doa hafalan. “Untuk mengikuti Yesus, hanya melakukan perbuatan baik saja tidak cukup. Kita harus mendengarkan panggilannya setiap hari,” ucap Paus.

Ia melanjutkan, Yesus yang sejak awal mengenal dan mencintai manusia sepenuhnya, menuntun agar manusia masuk ke kedalaman kehidupan. Untuk itu, manusia sebagai murid Kristus, membutuhkan Firman-Nya agar dapat mendengar di tengah ribuan pesan lain dalam kehidupan sehari –hari.

Bapa Suci memulai homilinya pada hari Minggu itu dengan refleksi tentang Injil Matius. Yesus yang adalah Firman Allah telah datang untuk berbicara dengan manusia, dalam kata-kata-Nya sendiri dan dengan hidup-Nya sendiri.

“Tuhan mengambil sifat manusiawi kita karena Dia begitu mengasihi kita dan berkeinginan untuk memberi kita keselamatan. Ia mengetahui sendirian dan tanpa bantuan, kita tidak bisa untuk mencapainya. Dia ingin tinggal bersama kita dan
memberi kita keindahan hidup, kedamaian hati, sukacita karena diampuni dan merasa dicintai,”
imbuh Paus.

Kitab Suci membantu manusia memahami tuntutan langsung Yesus untuk bertobat. Dengan kata lain, Yesus mengatakan, “Ubah hidupmu.” Kitab Suci adalah undangan untuk hidup dengan cara baru, saatnya untuk hidup dengan dan untuk Tuhan.

Sebagai surat cinta dari-Nya, Kitab Suci membantu
kita untuk memahami bahwa Tuhan ada di pihak
kita. “Sabda-Nya menghibur dan menyemangati kita. Oleh karena firman-Nya memiliki kekuatan untuk mengubah hidup kita dan untuk menuntun kita keluar dari kegelapan menuju terang, ”tandasnya.

Felicia Permata Hanggu

HIDUP NO.05 2020  2 Februari 2020

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here