Relasi Maria dan Elisabet

3680
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Romo, manakah kisah yang benar menurut Alkitab, Maria tinggal di kediaman Elizabeth sampai Elizabeth melahirkan, atau Maria pulang ke kediamannya sebelum Elizabeth melahirkan?

Brielle, Bogor

Kisah kunjungan Maria kepada Elisabet saudarinya dalam Kitab Suci merupakan sebuah kisah yang indah. Ini juga contoh suatu ikatan dan relasi keluarga yang baik. Kisah ini dicatat hanya di Injil Lukas tidak di Injil Sinoptik lain. Betul, kisah ini juga mengisahkan suatu teka-teki yang mungkin diperdebatkan. “Apakah Maria itu tinggal di rumah Elisabet hingga dia melahirkan?”

Kitab Suci mencatat, bahwa ketika Maria, Ibu Yesus, menerima kabar sukacita dari Malaikat Gabriel di Nazareth, Gabriel juga memberikan informasi kepada calon Bunda Allah itu, bahwa saudarinya yang dinyatakan mandul itu telah hamil tua, yaitu berumur enam bulan: “Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang kenam bagi dia, yang disebut mandul itu” (Luk 1:38).

Catatan akan kondisi kandungan Elisabet dalam Injil Lukas, merupakan catatan penting untuk memberikan jawaban, apakah Maria itu tinggal bersama Elisabet ketika saudarinya itu melahirkan. Secara eksplisit Kitab Suci tidak memberikan pernyataan akan hal itu. Namun, Injil Lukas memberikan kepada kita beberapa petunjuk yang amat jelas, bahwa Maria hadir saat kelahiran Yohanes Pembaptis.

Pertama, Injil Lukas menyatakan, “Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ, ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet” (Luk 1: 39-40). Pernyataan Injil Lukas “beberapa waktu kemudian” menjadi dasar pertama, bahwa Maria tinggal bersama Elisabet, hingga dia melahirkan karena perjalanan dari Nasareth menuju Ain Karim, kota kecil yang menurut Tradisi adalah tempat tinggal Zakharia dan Elisabet di Yehuda, cukup jauh. Jarak ini memberikan gambar, bahwa Maria harus menempuh perjalanan yang cukup panjang. Sehingga, sejak Maria mendapatkan kabar dari Gabriel, sampai ke tempat Elisabet membutuhkan waktu cukup lama. Tentu usia kandungan Elisabet lebih dari enam bulan saat Maria berjumpa dengan sanaknya itu.

Kedua, pernyataan dari Injil Lukas bahwa “Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet lalu pulang kembali ke rumahnya” (Bdk. Luk 1:56). Pernyataan ini amat jelas, bahwa Maria pasti hadir di kelahiran Yohanes Pembaptis.

Mungkin, orang yang membaca Injil ini masih meragukan atau menyangkal hal itu karena pada perikop “Kelahiran Yohanes Pembaptis” (Luk 1:57-66) tidak ada pernyataan Maria hadir pada saat peristiwa kelahiran Yohanes. Namun, kunjungan Maria kepada saudarinya sungguh lama, yaitu tiga bulan. Tiga bulan bagi kunjungan antar saudara bukanlah suatu kunjungan yang lumrah, selain ada sesuatu lain yang dinantikan, yaitu peristiwa penting dalam hidup Elisabet, kelahiran Yohanes Pembaptis.

Selain itu, secara matematis petunjuk “enam bulan” ketika Bunda Maria mendapatkan kabar dari Malaikat Tuhan dan petunjuk “tiga bulan” Bunda Maria tinggal bersama Elisabet, hal ini suatu kesengajaan yang ditulis oleh Lukas untuk memberikan gambaran, bahwa Maria hadir dan melihat sanaknya itu melahirkan.

Apakah Maria tinggal bersama Elisabet ketika dia melahirkan?. Pertanyaan ini dapat dijawab dengan tegas: “Iya”. Injil Lukas tidak serta merta menuliskan jumlah bulan tanpa ada maksud di balik tulisannya. Injil Lukas mau menekankan betapa pentingnya relasi Maria-Elisabeth yang juga menjadi penting pula relasi Yohanes Pembaptis, sebagai orang yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan (Bdk. Mat 3:1-3) dan Yesus adalah “Jalan, Kebenaran, dan Hidup” (Yoh 14:6).

Romo Yohanes Benny Suwito

HIDUP NO.52 2019, 29 Desember 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here