Penghargaan kepada Yesus

497
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Saat ini, saya sudah enam bulan tidak mengikuti Ekaristi, karena satu dan lain hal. Kemudian ketika saya mau mengikuti Misa,
seorang teman memberi tahu saya, saya harus mengaku dosa terlebih dahulu. Menurutnya, bahkan jika tidak ke gereja selama seminggu, kita harus mengaku dosa dulu. Apakah itu perlu, Romo?

Stefanus P. (Padang)

Ketika seorang menyatakan diri menjadi orang Katolik, dia telah membuat keputusan dalam hidup, baik itu dibaptis secara anak-anak maupun dewasa, bahwa dia akan menjalankan kehidupan sesuai dengan iman yang dipilihnya. Sikap ini adalah dasar utama dalam melangkah dan membuat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pribadi: “Mengapa harus begini dan mengapa harus begitu?”

Perayaan Ekaristi merupakan perayaan iman setiap orang yang mengikuti Yesus Kristus dalam Gereja
Katolik. Perayaan ini berbentuk liturgi yang bagi Gereja merupakan ”puncak yang dituju oleh kegiatan Gereja dan serta merta sumber segala daya-kekuatannya” (Sacrosactum Concilium/SC 10). Bahkan, Konsili Vatikan II mengatakan: “Jadi, dari Liturgi, terutama dari Ekaristi, bagaikan dari sumber, mengalirlah rahmat kepada kita, dan dengan hasil guna yang amat besar diperoleh pengudusan manusia dan pemuliaan Allah dalam Kristus, tujuan semua karya Gereja lainnya” (SC 10). Ini berarti bahwa Ekaristi itu merupakan hal yang penting dan dihormati dalam Gereja Katolik. Oleh sebab itu, Gereja mengajarkan bahwa setiap orang Katolik pada Hari Minggu dan Hari Raya hendaknya menghadiri Perayaan yang Agung ini sebagai ungkapan kasih orang Katolik kepada Yesus Kristus.

Pemahaman di atas kemudian bisa memberikan jawaban: “Mengapa perlu Pengakuan Dosa bagi mereka yang telah lama tidak ke Ekaristi untuk menyambut komuni?” Pertama, penerimaan Komuni perlu dilakukan dengan hati yang pantas sehingga perlu persiapan yang baik. Inilah sebabnya seorang yang tidak merayakan
Ekaristi pada hari yang ditentukan oleh Gereja perlu menyambut Sakramen Tobat terlebih dahulu sebelum dia menyambut komuni. Tindakan ini dilakukan bukan soal “boleh dan tidak boleh” seorang untuk menerima Komuni, tetapi tindakan tidak merayakan Ekaristi pada Hari Minggu itu merupakan tindakan dosa sehingga perlu Sakramen Tobat terlebih dahulu.

Bentuk Pengakuan dosa sebelum menyambut Komuni ini merupakan ungkapan pribadi seorang beriman yang telah melalaikan Sakramen Ekaristi. Ini dilakukan oleh seorang Katolik karena dia menghargai Ekaristi yang adalah “sumber dan puncak hidup setiap orang Katolik”. Selain itu, pengakuan dosa sebelum menyambut Komuni pertama setelah sekian lama tidak merayakan
Ekaristi adalah bentuk penghargaan pada Yesus Kristus yang kita sambut dalam Ekaristi.

Memang, dalam setiap Perayaan Ekaristi ada Ritus Tobat namun Ritus Tobat dalam Perayaan Ekaristi berbeda dengan Sakramen Tobat. Katekismus Gereja Katolik menunjukkan relasi Ekaristi dan pertobatan dengan menyatakan bahwa “Pertobatan dan penebusan dosa setiap hari menemukan sumber dan makanannya di dalam
Ekaristi, karena di dalamnya kurban Kristus yang mendamaikan kita dengan Allah dihadirkan” (KGK 1436). Namun, Ritus Tobat dalam Ekaristi bukan bentuk pertobatan terhadap dosa-dosa berat karena Sakramen Tobat pada hakikatnya memberikan pengampunan pada setiap orang Kristen yang mengakukan dosa-dosa berat mereka karena “Kristus telah menciptakan Sakramen Pengakuan untuk anggota-anggota Gereja-Nya yang berdosa, terutama untuk mereka yang sesudah Pembaptisan jatuh ke dalam dosa berat dan dengan demikian kehilangan rahmat Pembaptisan dan melukai persekutuan Gereja” (KGK 1446). Maka, karena perbuatan tidak
merayakan Ekaristi dan menyambut komuni yang telah terjadi lama adalah dosa berat, seorang Katolik tidak cukup hanya menjalankan ritus tobat dalam perayaan Ekaristi untuk menyambut komuni.

Akhirnya, hal lain yang perlu dipahami dengan baik yaitu bahwa ketidakhadiran dalam Ekaristi tidak bisa disebut secara langsung sebagai dosa berat karena dosa selalu juga berkaitan dengan motivasi dibaliknya. Artinya, jikalau seorang tidak hadir dalam Ekaristi pada hari Minggu karena dia memang tidak bisa misalnya karena sakit, maka dia tidak melakukan dosa berat. Oleh sebab itu, pengakuan dosa sebelum menerima komuni di Hari Minggu, bukan berkaitan dengan ketidakhadiran saja, tetapi karena tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk tidak hadir Ekaristi
itu karena kelalaian pribadi atau kesengajaan yang dilakukan oleh orang Katolik untuk tidak ke Ekaristi. Dia harus mengaku dosa dulu sebelum menyambut Komuni.

Pastor Yohanes Benny Suwito

HIDUP NO.03 2020, 19 Januari 2020

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here