Dokumen Baru Vatikan “Humana Communitas”: Refleksi Pasca Pandemi Covid-19

659
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COMPandemi global Covid-19 telah menyoroti kerentanan dan saling ketergantungan manusia, serta ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang serius. Hal inilah yang disoroti Konggregasi  Kepausan untuk Kehidupan dalam dokumen terbarunya berjudul “Humana Communitas Di Masa Pandemi: Refleksi-refleksi yang Tidak Tepat Waktunya Tentang Kelahiran Kembali Kehidupan” terbit pada  22 Juli 2020.

Refleksi delapan halaman dokumen ini merinci sejumlah kunci dan refleksi sebelum waktunya untuk kelahiran kembali kehidupan dalam menghadapi krisis kesehatan, lingkungan, dan ekonomi global. Ketua Konggregasi Kehidupan, Mgr. Vicenzo Paglia menyatakan refleksi semacam ini “terlalu dini” atau “kuno” sebab refleksi seperti itu tampaknya tidak menjadi bagian perdebatan masyarakat populer. “Pada saat kehidupan tampaknya ditangguhkan dan kita dikejutkan oleh kematian orang-orang terkasih dan hilangnya titik referensi bagi masyarakat, kita tidak dapat membatasi diri untuk membahas harga masker atau tanggal pembukaan kembali sekolah,” tuturnya. Ia menambahkan, “Kita harus mengambil kesempatan dan menemukan keberanian untuk membahas kondisi yang lebih baik untuk mengubah pasar dan pendidikan sebagai gantinya.”

Mgr. Vicenzo menegaskan keharusan adanya pengakuan tentang kerapuhan universal dari kondisi manusia. Selain itu, pemikiran ulang yang mendalam tentang tujuan kemanusiaan di dunia dan upaya bersama untuk membangun kembali model koeksistensi, perawatan kesehatan dan pengembangan. “Kita semua berada dalam badai yang sama, tetapi tidak berada di kapal yang sama, dengan banyak sumber daya dan infrastruktur masyarakat yang sangat rapuh atau kurang sehingga komunitas ini lebih mudah tenggelam,” sebut Mgr. Vicenzo.

Pernyataan uskup agung itu menyertai dokumen kedua akademi tahun ini tentang konsekuensi dari krisis kesehatan global dan bagaimana dunia, terutama orang Kristen, harus merespons.Diterbitkan di situs webnya academyforlife.va dalam lima bahasa, termasuk bahasa Inggris, atau melalui akses situs resmi Vatikan  dokumen tersebut mencakup pertimbangan berikut:

  • Untuk melihat pandemi saat ini sebagai gejala kelesuan bumi dan kegagalan kita untuk peduli sekaligus sebagai tanda kelesuan spiritual kita sendiri, yang harus memaksa orang untuk mempertimbangkan kembali hubungan mereka dengan ciptaan dan satu sama lain, tidak lagi melihat diri sendiri sebagai tuan, tetapi sebagai pelayan.
  • Untuk memahami bahwa kebijakan dan tindakan publik tertentu memanggil solidaritas dari kaum muda dan sehat dengan yang paling rentan serta pengorbanan dari mereka yang bergantung pada interaksi publik dan kegiatan ekonomi untuk kehidupan mereka.
  • Untuk menerima kebaikan bersama dari kesehatan masyarakat perlu diseimbangkan dengan kepentingan ekonomi. Perlunya koordinasi dan kerja sama internasional dalam menemukan dan berbagi solusi serta vaksin.
  • Untuk mengakui akses kepada perawatan kesehatan berkualitas dan obat-obatan adalah penting sebagai hak asasi manusia universal.
  • Untuk mendukung dan meningkatkan kerjasama internasional melalui Organisasi Kesehatan Dunia.
  • Untuk mengatasi dan mentransformasikan struktur opresif dan tidak adil dalam komunitas global, dimulai dengan konversi pikiran dan hati yang nyata, mencakup memikul tanggung jawab seseorang dan harus mau melihat permasalahan nyata di dunia.

Dokumen itu mengatakan, kepicikan kepentingan nasional telah membawa banyak negara pada pembuktian kemampuan diri sendiri dengan mengeluarkan kebijakan “bebas merdeka” di mana negara cenderung mengisolasi diri dari dunia.  Semangat semacam itu tidak akan efektif dalam mengatasi pandemi global, malah hanya akan memperburuk ketidaksetaraan dan akan membuat semakin banyak orang menjadi rentan dan terpinggirkan. “Setiap orang dipanggil untuk melakukan bagian mereka dalam bertanggung jawab terhadap orang lain yang membutuhkan, “ tulis dokumen itu. Menekankan inti refleksi tertulis, “Komunitas yang bertanggung jawab adalah komunitas yang secara hati-hati dalam membagikan beban dan memberikan dukungan timbal balik secara proaktif dengan memperhatikan kesejahteraan semua orang.”

 Felicia Permata Hanggu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here