SEPENGGAL KISAH MISIONARIS SVD ASAL INDONESIA DIANGKAT MENJADI ‘’ORANG INDIAN’’

703
Pastor Ramlan Sihombing, SVD (kedua dari kanan) setelah diangkat menjadi warga kehormatan Indian/Dok. Pribadi
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM– HITUNG-HITUNG, baru satu tahun Pastor Ramlan Sihombing, SVD tinggal dan hidup bersama Suku Parintimtim, wilayah Paroki Sao Domingos Savio, Keuskupan Humaita, Provinsi Amazonas, Brasil. Namun dalam waktu singkat, penduduk setempat terpikat dengan kehadirannya. Ia tidak pernah menjaga jarak dengan mereka. Bahkan, ia pernah diajak berburu selama tiga hari tiga malam di hutan belantara Amazon. Ia harus mandi di sungai layaknya orang Indian. Makan dan minum bersama mereka.

“Semua saya lalui, bercanda, tertawa bersama mereka,” ujarnya. Dalam perburuan selama tiga hari itu, turut serta keluarga kepala Suku Parintimtim.

Dari pengamatan dan pengalaman kedekatan selama satu tahun belakangan ini, sang kepala suku memutuskan mengangkat Pastor Ramlan menjadi warga kehormatan Suku Parintimtim beberapa waktu lalu. Untuk itu, digelar ritual pengecatan tubuh Pastor Ramlan, yang tidak sembarang dilakukan. Proses pengecatan berlangsung di rumah sang kepala suku.

Mengiringi pengecatan, kepala suku meniup seruling khas Indian selama kurang lebih 45 menit dan Pasator Ramlan tidak boleh bicara. Selain dicat, ia juga dikenakan kalung kepala suku dan mahkota.

“Dengan ini, mereka menerima saya sebagai bagian dari komunitas mereka. Otomatis, mereka pun akan melindungi saya, temasuk dari serangan suku-suku lain,” paparnya.

Bagi Suku Parintimtim, kehadiran Pastor Ramlan memang mempunyai makna tersendiri. Baru pertama kali hadir seorang pastor yang selalu ada dan tinggal bersama mereka. “Menurut mereka, saya cukup cepat masuk dalam budaya mereka. Bagi mereka, hal tersebut sudah kebanggaan tersendiri. Kita tahu, suku-suku Indian termarjinalisasi selama ini. Maka, kalau Gereja hadir bersama mereka, mereka tentu merasa diperhatikan dan dibela. Mereka menaruh kepercayaan kepada saya bahwa saya adalah bagian dari kehidupan mereka,” ujar Pastor Ramlan, Rabu, 9 September 2020 melalui platform WhatsApp.

Dari pengalaman dua tahun di keuskupan ini, terutama satu tahun di wilayah paroki ini, Pastor Ramlan pelan-pelan tahu bahwa tidak mudah bagi orang Indian menerima kehadiran orang lain, terutama kulit putih. Mengapa? Menurut Pastor Ramlan, mereka mengalami trauma dengan kulit putih yang memperlakukan mereka secara tidak adil, hak-hak dan tanah mereka dirampas secara semena-mena.

Bagi Pastor Ramlan, penerimaan terhadap dirinya ini sekaligus menjadi tantangan, bagaimana Gereja hadir dan menampakkan diri di kawasan Amzon yang kerapkali disorot oleh dunia.

Pengangkatan menjadi warga kehormatan Indian, bagi Pastor Rmalan, juga merupakan kesempatan untuk semakin mendekatkan diri kepada suku-suku Indian lainnya. Selama ini, tidaklah mudah, — bagi setiap pendatang, siapapun itu, termasuk misionaris — masuk dan mengambil hati orang Indian yang selama ini dipandang sebelah mata oleh otoritas setempat. (fhs)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here