Keuskupan di Angola Butuh 200 Imam

191
Uskup Lwena, Mgr. Jesús Tirso Blanco, SDB saat mengadakan kunjungan pastoral di salah satu komunitas pedesaan.|Vatican Media
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM— Keuskupan Lwena yang luas membutuhkan setidaknya 200 imam untuk memenuhi kebutuhan pastoral saat ini dalam batasan gerejawi, milik Provinsi Gerejawi Saurimo.Hal ini disampaikan oleh Uskup Lwena, Mgr. Jesús Tirso Blanco, SDB.

Dengan luas permukaan 223.000 km², Keuskupan Lwena terletak di Angola Timur. Ini mencakup seluruh Provinsi Moxico. Penduduk wilayah keuskupan terdiri dari banyak kelompok etnis meskipun mayoritas adalah orang-orang yang berbahasa Tchokwe.

Melansir vaticannews.com, 18/09/20, untuk mengurangi kekurangan imam, Mgr. Blanco mendesak komunitas paroki untuk secara serius memprioritaskan promosi panggilan menjadi imam. “Keuskupan Lwena karena jumlah penduduknya, dan mengingat sulitnya wilayah yang luas, akan membutuhkan setidaknya 200 imam agar dapat menginjili secara efektif,” jelasnya.

Mengingat besarnya salah satu keuskupan terbesar di Afrika Selatan, Lwena telah melatih umat awam untuk tanggung jawab pastoral yang dapat dilakukan oleh mereka. “Kami membutuhkan awam yang cukup terlatih, berkomitmen pada iman dan mereka masing-masing sesuai dengan karunia yang dia terima dari Roh Kudus pada saat Pembaptisan,” imbuh Mgr Blanco.

Mgr. Blanco selalu menjelaskan bahwa Keuskupan Lwena yang berada di Provinsi Moxico merupakan wilayah yang sangat subur sehingga menarik untuk dihuni. “Provinsi ini diberkati dengan banyak sungai dan hutan, dan oleh karena itu sangat layak huni – secara praktis seluruh wilayah. Sayangnya, wilayah tersebut dilayani oleh jaringan jalan yang sangat buruk, sehingga sulit menjangkau komunitas yang jauh untuk karya pastoral dan evangelisasi,” ujarnya.

Pertama kali didirikan sebagai Keuskupan pada tahun 1963, Keuskupan Lwena memiliki total populasi Katolik 118.600. Seluruh Keuskupan dilayani oleh kurang dari 40 keuskupan dan imam tarekat. Sejak itu Uskup menyerukan pengharapan yang realistis tentang apa yang Gereja dapat dan harus lakukan mengingat tantangan yang dihadapi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here