Tahbisan Imam MSF, Bersama Yesus Menuju Golgota

340
Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko (belakang tengah) bersama para imam pendamping, an dua neomis baru serta kedua orang tua dari para imam baru/Dok. MSF
3/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM-PADA Senin, 26/10, ada dua momen membahagiakan bagi keluarga besar Misionaris Keluarga Kudus (MSF). Selain pentahbisan imam, Diakon Giovani Mahendra Christi, MSF dan Diakon Ign. Eko Swasono Buadiarto, MSF, ada juga perayaan 125 tahun berdirinya Tarekat MSF yang perayaannya sudah dilangsungkan September 2020 lalu.

Perayaan Tahbisan Imam Dkn. Ivan dan Dkn. Eko diselenggarakan di Gereja Keluarga Kudus Banteng, Yogyakarta. Perayaan ini dipersembahakan Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiatmoko didampingi dua romo konselebran Romo Petrus Sumargo, MSF selaku Propinsial MSF Jawa dan Romo Aloysius Yuli Dwianto, MSF sebagai Rektor Skolastikat MSF.

Pesta dihadiri hanya dari lingkup intern tarekat dan keluarga atau kerabat dekat dari kedua neomis. Namun para umat diperkenan untuk terlibat dalam perayaan Misa tahbisan imam secara virtual lewat chanel Youtube yang diadakan oleh Komisi Sosial Paroki Banteng. Sesuai anjuran pemerintah para tamu undangan dan para petugas liturgi diwajibkan mengenakan prosedur kesehatan secara ketat. Oleh karena itu panitia tahbisan bekerjasama dengan satgas Covid-19 Paroki Banteng dan dibantu dari Satgas Covid kevikepan mengadakan sterilisasi tempat dan pengecekan suhu bagi setiap tamu yang datang.

Dalam pembukaan Misa, Romo Sumargo menyampaikan secara ringkas akan makna dari tema tahbisan yang diajukan dari kedua neomis. “Aku akan Mengikuti Yesus” (Luk 9:57), adalah suatu tanggapan atas tawaran Yesus yang menjanjikan pelayanan lepas bebas. Hal itu senada dengan tugas perutusan MSF yang tercantum dalam konstitusi No. 2 bahwa MSF hadir untuk mengabdikan diri pada Gereja yang belum ada dan tidak lagi dapat hidup.

Sementara itu, Mgr. Rubiatmoko melalui khotbahnya mengingatkan akan tujuan dari karya Yesus yang bermuara ke Golgota. Artinya berani menderita sebagaimana Yesus alami sebagai puncak karya pewartaan. Siap mengikuti Yesus kemana Yesus pergi merupakan bentuk keteguhan dan konsistensi diri.

“Menjadi imam di zaman sekarang dihadapkan oleh banyak tantangan dan tawaran. Namun diharapkan kedua diakon untuk tetap setia mengikuti Yesus. Mengikuti Yesus bukan untuk mencari kenikmatan diri, melainkan untuk memberikan diri demi kepentingan banyak orang dan keselamatan umat manusia,” ujar Mgr. Rubi, sapaan akrab Uskup Agung Semarang ini.

Ia melanjutkan, perlu sikap lepas bebas dan sikap keteguhan hati dalam mengikuti Yesus. Karena pembentukan dari kedua sikap itu menjadi tuntunan yang akan mengarahkan pada pencarian kehendak Yesus yakni menghadirkan Kerajaan Allah. “Kerajaan Allah untuk diri sendiri dan Kerajaan Allah untuk orang yang dilayani. Itulah motivasi dari tujuan seorang imam,” sebutnya, sambil mengharapkan umat agar terus mendoakan kedua neomis yang ditahbiskan agar dimampukan tekadnya untuk setia mengikuti Yesus.

Dalam kesempatan sambutan, Romo Ivan, bersama Romo Eko bersyukur atas rahmat tahbisan yang diterimakannya meskipun di tengah pandemi dengan perayaan yang penuh pembatasan. Namun semangat misoner terus berkobar dan terus mengemakan semangat untuk menjadi imam yang ugahari; suci dan mahir sebagaimana teladan Pater Jean Berthier, MS.

Di akhir sambutan, kedua Romo mengajak umat untuk menyanyi lagu Jesus Christ you are my life. Kedua romo baru ini mendapatkan surat penugasan dari Uskup Agung Semang di paroki yang berbeda. Romo Ivan mendapat tugas baru menjadi Romo Vikaris di Paroki Hati Yesus Mahakudus, Purwodadi. Sementara Romo Eko mendapat tugas baru menjadi Romo Vikaris di Paroki Paulus Miki, Salatiga.

Fr Thomas Sandi Sumantri, MSF (Yogyakarta)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here