Yahya Cholil Staquf: Pelihara Harapan dalam Mengatasi Kesulitan dan Cobaan

357
K.H. Yahya Cholil Staquf
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – SEMPAT beredar kabar bahwa K.H. Yahya Cholil Staquf yang diwacanakan untuk ditunjuk sebagai Menteri Agama yang baru. “Itu hanya omongan teman-teman saja, saya tidak pernah dihubungi oleh pihak Istana,” ujar Gus Yahya, sapaanya,  saat dikonfirmasi. Tentang harapan untuk adiknya yaitu K.H. Yaqut Cholil Qoumas yang akhirnya diangkat sebagai Menteri Agama, ia hanya menjawab, “Ia punya kemampuan untuk itu, dan hendaknya bekerja dengan sungguh-sungguh.”

Yahya lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966. Ayahnya adalah tokoh Nadhlatul Ulama (NU) sekaligus salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa, K.H. Muhammad Cholil Bisri. Ibunya bernama Muchisnah. Kakeknya adalah K.H. Bisri Musthofa, pendiri Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, di Rembang. Selain mengikuti pendidikan pesantren antara lain di Madrasah Al-Munawwir Krapyak di Yogyakarta, Gus Yahya adalah Sarjana Ilmu Sosial dan Politik dari Universitas Gadjah Mada.

Yahya mulai dikenal ketika menjadi juru bicara Presiden ke-4 Republik Indonesia, K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Pada tahun 2014, ia menjadi salah satu inisiator pendirian institut keagamaan di California, Amerika Serikat. Institutnya bernama Bayt ar-Rahmah li ad-Da‘wa al-Islamiyah Rahmatan li al-‘Alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.

Selain itu, sejak 2015 ia aktif di Pengurus Besar NU sebagai Katib Aam (semacam Sekretaris Jenderal) Syuriyah (lembaga kebijakan NU). Ia pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (2018-2019).

Dibesarkan dari kultur NU yang kuat dan kehidupan pesantren, Gus Yahya adalah seorang pejuang kerukunan umat beragama. Tanggal 26-27 Januari 2021, ia dan Kardinal Ignatius Suharyo dari Indonesia akan hadir secara virtual dalam forum Pontifical Council for Interreligious Dialogue (PCID). “Diundang oleh Ketua PCID, Kardinal Miguel Ángel Ayuso Guixot,” katanya. Dalam forum tersebut akan hadir pula tokoh-tokoh agama dari berbagai negara.

Yahya sendiri sudah dua kali ke Vatikan dan bertemu Paus Fransiskus. Yang pertama September 2019 bersama-sama Mgr. Agustinus Agus, Uskup Keuskupan Agung Pontianak. Waktu itu ia dan teman-teman dari Banser (Barisan Ansor Serbaguna) diterima oleh Paus saat audiensi di halaman Basilika Santo Petrus.

Pertemuan kedua adalah saat ia diundang menghadiri Forum Inisiatif Agama-agama Ibrahim (Abrahamic Faiths Initiative) sedunia di Vatikan, Januari 2020. Ia hadir sebagai tokoh Islam, di samping perwakilan dari agama Yahudi dan Kristen. Masing-masing agama diwakili oleh 6 orang. Bersama forum ini, ia ikut menyatakan perlunya aksi nyata atas konflik agama. Ia  juga menyatakan semua umat beragama harus kembali ke fitrah manusia, yakni semua bersaudara.

Gus Yahya juga akan mendirikan lembaga Center for Shared Civilization Values awal tahun 2021. Indonesia punya banyak hal yang bisa disumbangkan untuk perdamaian dunia seperti nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, Pembukaan UUD 1945, dan budaya lokal kita.

Kepada umat Kristiani, ia mengingatkan bahwa saat ini semua orang sedang berada dalam situasi hidup yang sulit. Yesus juga harus menempuh banyak cobaan untuk mencapai derajat yang mulia di mata Allah. “Karena itu, umat Kristiani pun perlu memelihara harapan dalam mengatasi kesulitan dan cobaan ini,” imbuhnya.

Cosmas Christanmas

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here