LDD KAJ Berbelarasa dengan Mereka yang Miskin, Tertindas, dan Disabilitas

405
Penyandang disabilitas mengikuti jalan santai dalam rangka HUT ke-55 LDD KAJ. [HIDUP/Maria Pertiwi]
3/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Tahun ini Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (LDD KAJ) mensyukuri 55 tahun pelayanannya dengan mengusung tema “Jembatan Memuliakan Martabat Manusia”. Perayaan syukur ini ditandai dengan serangkaian kegiatan dari biro pelayanan yang ada; mulai dari Biro Pelayanan Buruh, Biro Pelayanan Masyarakat, Biro Pelayanan Kesejahteraan Anak, dan Biro Pelayanan Penyandang Disabilitas.

Menurut Ketua panitia acara, Yakobus Novran di dalam setiap rangkaian acara HUT ke-55 LDD KAJ ini nuansa nasionalisme menjadi salah satu hal yang ditonjolkan. Misalnya dalam acara hiburan ada lagu-lagu nasional, lagu-lagu perjuangan.

“Kita tonjolkan juga apa yang kita lakukan ini karena pandangan yang sama karena kemanusiaan. Itu yang menggerakkan kita. Semangat kita memuliakan martabat manusia, pun bagi mereka yang berkebutuhan khusus, penyandang disabilitas,” ungkap Novran.

Penyandang disabilitas mengikuti jalan santai dalam rangka HUT ke-55 LDD KAJ. [HIDUP/Maria Pertiwi]
Harapannya, lanjut Novran, seperti pesan Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo bahwa pelayanan LDD KAJ bisa menjadi sarana untuk membangun kepekaan, menumbuh-kembangkan kesadaran berbelarasa, dan memupuk kerjasama di antara umat Katolik dan masyarakat umum. “Ke depan semoga LDD juga bisa memperluas jaringan.”

Gemma Galgani Anita Prajitno, seorang volunter di pelayanan bagi penyandang disabilitas LDD KAJ mengatakan bahwa ia ingin berbagi dengan mereka yang berkebutuhan khusus. Sejak tiga tahun terakhir ini, setiap Kamis, ia mengajar ketrampilan bagi penyandang disabilitas, khususnya mereka yang tuna rungu. Ia mengajari mereka membuat kerajinan tangan seperti membuat rosario, kalung, gelang.

“Dari mereka saya banyak belajar juga bagaimana mereka memandang kehidupan ini. Saya bersyukur bisa ada di tengah mereka, mereka mengajari saya untuk mensyukuri kehidupan ini dan pantang menyerah,” ungkap Anita.

Relawan lain di Biro Pelayanan Penyandang Disabilitas LDD KAJ, Anna Dolita mengungkapkan “Saya bahagia ketika bisa membuat para penyandang disabilitas ini bahagia.”

Pendamping kegiatan jalan santai tengah mengarahkan langkah penyandang disabilitas. [HIDUP/Maria Pertiwi][
Robert Trikora, salah seorang tuna netra yang melibati kegiatan di Biro Pelayanan Penyandang Disabilitas LDD KAJ lima tahun terakhir ini merasa mendapat manfaat dari program yang diusung LDD KAJ. Misalnya memberi ketrampilan agar penyandang disabilitas bisa menerima diri, memiliki kepercayaan diri, dan bisa mandiri. Menurutnya, pelayanan LDD KAJ ini menjadi salah satu bentuk kiprah Gereja bagi kaum lemah, miskin, tertindas, dan khususnya disabilitas.

“Secara pribadi saya melihat teman-teman ini jadi acuan bagi saya untuk mengubah cara saya bertindak, cara saya berpikir. Saya belajar teologi, filsafat, saya pun ingin membagikan apa yang saya dapat kepada teman-teman,” ujarnya.

Robert bersama beberapa teman penyandang disabilitas yang lain diminta menjadi Community Leader Disability (CLD). “Kami berkunjung ke teman-teman, sharing, memetakan apa yang mereka alami, apa yang mereka butuhkan. Dengan kekurangan kaum kami, kesulitan terbesar adalah melanjutkan kehidupan, terutama ekonomi, khususnya bagi tuna netra,” tandasnya.

Maria Pertiwi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here