Kita Dipanggil Untuk Merawat Bumi

2454
Aktivis Lingkungan Hidup Filipina membawa spanduk dukungan kepada Ensiklik Laudato Si’.
3.3/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Paus mengeluarkan ensiklik tentang ekologi untuk mengingatkan kerusakan alam yang semakin parah. Bapa Suci mengajak semua pihak untuk menjaga dan memelihara bumi, sebagai ”rumah kita bersama”.

Bumi adalah rumah kita bersama dan segala ciptaan lainnya. Manusia diharapkan bisa menjaga bumi, alam dan segala isinya. Sekarang ini, bumi dianiaya dan disiksa. Bumi meratap dan menangis karena kerusakan alam yang terjadi, termasuk karena ulah manusia. Demikian diungkapkan Paus Fransiskus dalam Ensiklik tentang ekologi berjudul Laudato Si’ yang dirilis Kamis, 18/6.

Ensiklik artinya surat Paus sebagai Uskup Roma dan pemimpin Gereja Katolik dunia, yang berisi ajaran Bapa Suci mengenai iman dan kesusilaan. Ensiklik ini berjudul Laudato Si’, Terpujilah Engkau Tuhan: Memelihara Rumah Kita Bersama. Dalam menyusun Ensiklik ini, Paus Fransiskus mengenangkan spirit iman Santo Fransiskus Assisi berkaitan dengan pandangannya terhadap makhluk ciptaan Tuhan. Nama Ensiklik Laudato Si’ diambil dari seruan Santo Fransiskus Assisi berjudul “Terpujilah Engkau Tuhanku” dalam “Kidung Saudara Matahari atau Puji- pujian Mahkluk-makhluk Ciptaan” yang ditulis 1224. Menyitir penghayatan Santo Fransiskus dari Assisi, Paus mengajak semua pihak untuk memandang “Ibu Bumi” sebagai “saudari, rumah kita bersama”. Sebagai saudari, semua pihak mestinya berbagi kehidupan dan memuji keindahan “Ibu Bumi” ini yang lengannya terbuka lebar untuk memeluk semua ciptaan. “Kita jangan lupa bahwa kita berasal dari tanah; badan jasmani kita dibentuk dari elemen-elemen bumi, kita menghirup udara bumi dan menikmati kehidupan dan kesegaran dari air yang dialirkan oleh “Ibu Bumi”. Terpujilah Engkau, Tuhanku, melalui Saudari kami, “Ibu Bumi”, yang menopang dan mengatur kami, dan yang menghasilkan berbagai buah, bunga berwarna- warni dan beragam tumbuh-tumbuhan,” demikian dikutip dari ensiklik itu.

Alam semesta dan manusia diciptakan oleh Allah karena kasih-Nya. Ada kesatuan integral antara Allah, manusia dan alam. Manusia memiliki tanggungjawab untuk memperlakukan alam sebagai sesama ciptaan dan untuk mengolahnya secara bertanggung jawab.

Bumi, alam menjadi rumah bagi manusia dan semua makhluk lainnya. Seperti tertulis dalam Kitab Kejadian, sejak awal mula Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya baik adanya. Manusia mendapat kepercayaan dari Allah untuk memelihara dan menjaga alam, bumi sebagai rumah bersama.

Kerusakan Alam
Ensiklik Laudato Si’ terbit sebagai respon Paus Fransiskus atas Sidang PBB tentang Perubahan Iklim di Paris, Perancis pada Desember mendatang. Melalui ensiklik ini, Paus mengajak dan mendesak semua pihak, baik individu, keluarga, masyarakat lokal, negara dan masyarakat internasional untuk bersama-sama memelihara dan melestarikan alam. “Kita dipanggil untuk memelihara rumah kita bersama, melindungi bumi kita,” tandas Paus Fransiskus.

Dalam ensisklik Laudato Si’, Paus Fransiskus juga mengungkapkan upaya-upaya yang dilakukan para pendahulunya untuk mendorong semua orang merawat bumi bersama-sama, Paus Yohanes XXIII, Paulus VI, Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI. Juga refleksi dari para ilmuwan, filsuf, teolog, orang-orang sipil dan Gereja lain di luar Gereja Katolik pun telah menyatakan keprihatian mendalam terkait kerusakan ekologi yang terjadi. Patriark Ekumenis Bartolomeus menyatakan bahwa kita masing-masing harus bertobat dari tindakan kita yang merusak dan merugikan bumi, rumah kita bersama.

Berbagai permasalahan menyangkut kerusakan ekologi yang terdiri antara lain perubahan iklim, pemanasan global, meningkatnya polusi dan limbah, penggunaan emisi karbon dioksida dan gas lain yang bisa merusak alam, pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang tidak memperhatikan kepentingan bersama dan merusak alam, krisis air bersih, kerusakan hayati, dan lain-lain. Semua ini memberikan dampak terhadap ekosistem, tatanan kehidupan manusia di bumi, serta berdampak terhadap orang miskin.

Manusia punya keinginan untuk menguasai SDA sehingga berusaha untuk memperkaya diri sendiri dan berlomba-lomba untuk menguasai kekayaan alam. Tentu saja hal ini berdampak terhadap alam dan orang miskin yang menjadi semakin miskin. Mereka menjadi pihak yang paling merasakan dampak dari rusaknya lingkungan.

Melalui Ensiklik Laudato Si’, Bapa Suci mengajak semua orang untuk sadar, peduli dan menjaga lingkungan hidup. Ajakan ini juga mengacu kepada kesadaran untuk juga peduli kepada orang miskin.

Bergerak Bersama
Ensiklik Laudato Si’ terdiri dari enam bab yang berkaitan dengan apa yang sedang terjadi pada rumah kita bersama ini (Ibu Pertiwi); Injil tentang alam ciptaan Tuhan; akar manusiawi krisis ekologi; ekologi yang integral; garis kebijakan pendekatan dan tindakan konret; pendidikan dan spiritualitas ekologis.

Ensiklik ini bermuara pada inti hidup manusia sebagai makhluk relasional, yakni perjumpaan. Peristiwa perjumpaan antarmanusia ditempatkan selaras dengan perhatian untuk memelihara ibu bumi.

Paus Fransiskus mengalamatkan ajarannya pertama-tama kepada umat Katolik. Bapa Suci mengingatkan: “Sadarilah tanggung jawab kita terhadap alam ciptaan Tuhan dan kewajiban mereka terhadap alam semesta dan Pencipta. Pelaksanaan tanggung jawab dan kewajiban ini merupakan bagian integral dan esensial dari hidup beriman”. Tetapi Paus Fransiskus juga mengarahkan pandangannya terhadap sesama umat manusia yang mendiami planet bumi ini. Diakuinya bahwa ada gerakan-gerakan memelihara “Ibu Bumi” yang dimotori oleh Gereja-gereja Kristen lainnya dan juga umat beragama lain. Juga ada institusi, yayasan-yayasan kemanusiaan yang mengutamakan penyelamatan Ibu Bumi. Menyadari realitas yang menggembirakan ini, Paus Fransiskus mengajak kita untuk meningkatkan gerakan dialog antarumat manusia dengan fokus pada spirit  Laudato Si’. Melalui Ensiklik keduanya ini, Paus Fransiskus mengajak semua orang untuk berdialog dan membuat aksi nyata demi kelestarian bumi, rumah kita bersama. Semua pihak, negara baik negara maju maupun berkembang mesti bergandeng tangan untuk membuat tindakan nyata dalam menyikapi masalah kerusakan alam, kerusakan lingkungan hidup.

Melihat permasalahan ekologi, kerusakan alam yang makin menjadi-jadi, Gereja Katolik bersama semua pihak ingin ambil bagian untuk bergerak dan menjaga alam. Panggilan seorang Kristiani adalah menjaga dan melestarikan keutuhan ciptaan.

Paus berharap Ensiklik ini bisa menjadi salah satu media untuk menumbuhkan kesadaran dan keberanian mengubah apa yang terjadi di dunia menjadi penderitaan masing-masing pribadi. Kesadaran ini pun diharapkan mampu menggerakkan setiap pribadi untuk ambil bagian dan melakukan sesuatu demi bumi, rumah bersama kita.

Seperti dilansir L’osservatore Romano (18/6), Paus Fransiskus mengungkapkan harapannya agar alam dipelihara dan dikelola dengan lebih baik dan memperhatikan keadilan bagi orang miskin. “Hanya dengan membentuk kembali hubungan kita dengan Allah, sesama dan alam, kita berharap bisa mengatasi ancaman yang dihadapi planet kita saat ini,” tandas Bapa Suci.

Maria Pertiwi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here