Imam Lahir dari Umat

204
Mgr Ludovikus Simanullang OFM Cap.
[Dok.HIDUP]
3.7/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Pendidikan seminari bukan hanya tanggung jawab hierarki Gereja. Hierarki dan umat mesti segendang sepenarian dalam mendidik para calon pekerja kebun anggur Tuhan.

Doa mohon panggilan bagi kaum muda menjadi doa topikal di banyak Gereja. Ini karena “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu (Lukas 10:2). Tak hanya doa, Gereja juga giat untuk mencetak para pekerja di kebun anggur Tuhan.

Gerakan Orangtua Asuh untuk Seminari (GOTAUS) adalah salah satu gerakan umat untuk membantu penyelenggaraan pendidikan para calon imam. GOTAUS bersama gerakan serupa lainnya menjadi mitra kerja Komisi Seminari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Berikut wawancara dengan Mgr Ludovikus Simanullang OFM Cap, Ketua Komisi Seminari KWI.

KHK 232-233 menjelaskan; peran pendidikan calon imam bukan hanya tugas Uskup tetapi juga umat. Sejauh ini, bagaimana Bapa Uskup melihat peran umat dalam pendidikan calon imam?

Panggilan menjadi imam tidak muncul begitu saja. Ibarat bertani, umat perlu secara aktif menyiapkan keluarga menjadi tanah yang subur untuk munculnya panggilan imam. Tidak banyak umat yang dapat berperan langsung dalam pendidikan calon imam. Tetapi, ada banyak peran yang dapat dilakonkan umat, untuk membantu tumbuhnya panggilan menjadi imam dan mendukung calon imam. Para orangtua mendidik anak-anak mereka dengan baik, sehingga dari antara mereka dapat muncul bibit panggilan untuk menjadi imam.

Para guru agama, katekis, pendamping Sekolah Minggu dapat menyentuh hati anak-anak sehingga tergerak untuk masuk seminari. Melalui pendampingan anak-anak misdinar atau putra-putri altar dapat muncul panggilan untuk menjadi imam. Tentu juga sangat penting dukungan finansial untuk pendidikan yang baik di seminari, seperti dilakukan GOTAUS yang menjadi mitra kerja Komisi Seminari KWI.

Bagaimana pandangan Bapa Uskup soal GOTAUS dalam membantu pendidikan calon imam?

GOTAUS sebagai gerakan awam tentu disambut baik oleh Gereja, karena tujuannya adalah untuk membantu terwujudnya pendidikan seminari yang lebih baik, agar Gereja memperoleh imam-imam yang andal. Tentu gerakan ini juga ikut serta mendorong dan menumbuhkan panggilan-panggilan calon imam melalui kegiatan-kegiatan mereka. Karena merupakan suatu gerakan, tentu juga dapat menggerakkan hati banyak umat, untuk memberi perhatian pada pendidikan para calon imam.

Ada gerakan serupa di beberapa keuskupan?

Selain GOTAUS, ada beberapa kelompok khusus yang menjadi mitra Komisi Seminari KWI, yakni Kelompok Semangat, PGU, Kelompok Peduli Seminari. Di beberapa Keuskupan diadakan kolekte khusus untuk seminari yang dapat meringankan biaya pendidikan para calon imam. Ada juga keluarga-keluarga yang memberikan sumbangan secara langsung ke seminari.

Selain materi, apa saja yang mesti dilakukan umat dalam membantu pendidikan calon imam?

Selain bantuan materi, umat dapat membantu munculnya panggilan imam dengan mendidik anak-anak dengan baik secara manusiawi dan Kristiani dalam keluarga. Umat juga dapat membagikan tenaga secara sukarela, dengan memberikan pelajaran atau pelatihan tertentu yang berguna untuk para seminaris.

Pesan bagi umat untuk terlibat dalam pendidikan calon imam?

Ingatlah, adanya jumlah imam yang memadai untuk melayani umat adalah tanggung jawab umat. Berdoalah bagi panggilan imam dan bagi para imam. Bantulah pendidikan calon imam di seminari!

Harapan untuk GOTAUS dan gerakan serupa ke depan?

Saya berharap agar GOTAUS dan gerakan serupa ke depan semakin meluas. Untuk itu saya berharap, para pengurusnya bertekun dan anggota-angota baru gerakan-gerakan ini juga terus muncul.

Edward Wirawan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here